Belakangan ini sering terlihat banyak iklan yang mempromosikan aktivitas berlibur ke destinasi halal. Belum lagi gembar-gembor badan pemerintahan negeri ini, seperti Kemenpar Indonesia yang membanggakan keikutsertaan Indonesia pada ajang World Halal Tourism Award beberapa saat lalu.
Betul adanya wisata halal sedang menjadi hal yang banyak dicari orang, sebut saja sebagai tren. Istilah wisata halal mulai terdengar pada 2015 saat agenda World Halal Tourism Summit diadakan di Abu Dhabi, UAE.
Pada 2007, World Travel Market yang mengambil tepat di London merilis sebuah laporan. Di dalamnya disebutkan bahwa pariwisata halal memiliki potensi yang besar pada sisi ekonomi. Hingga saat ini, belum banyak yang mengerti konsep wisata halal secara utuh. Bahkan sebagian besar berpikir hanya sejauh asupan minum dan makanan halal.
Lebih dari sekadar tidak mengkonsumsi makanan dan minuman halal, wisata halal mencakup hal yang lebih luas lagi untuk menyatakan sebuah negara itu pantas disebut sebagai salah satu destinasi halal.
Ketika ditanyakan, banyak orang yang menjawab Arab Saudi, Malaysia, Turki, Palestina hingga Maladewa sebagai destinasi halal. Bukan berarti salah, namun masih banyak negara lain yang juga disebut sebagai destinasi wisata halal.
Wisata halal itu tidak melulu terkait pada hal-hal yang membawa nilai-nilai dari agama tertentu, melainkan sebuah dedicated extended services guna memudahkan para pelancong yang membutuhkannya.
Lantas apa itu Wisata Halal? Dirangkum dari situs Wisata Halal, Universitas Gadjah Mada, berbeda dengan wisata religi seperti pilgrimage ataupun wisata yang bersifat islami,
berikut 5 fakta mengenai wisata halal yang di rangkum oleh indonesa traveler, dan harus kalian ketahui terlebih dahulu!
Peserta Tidak Harus Seorang Muslim
Bepergian dengan spanduk besar wisata halal, bukan berarti kamu harus menganut agama islam juga, lho!. Hanya saja apabila agenda mengunjungi tempat beribadah di salah satu hari, maka kamu pasti dianjurkan untuk mengenakan pakaian tertutup dan sopan, bahkan ada juga yang menyediakan setelan yang dapat kamu pinjam. Ini bukan persoalan agama semata, namun juga soal tata krama ya!
Mudah Untuk Beribadah
Mengunjungi negara yang bukan negara kelahiran sendiri tentu tidak mudah untuk menemukan rumah ibadah, belum lagi perasaan asing yang muncul sehingga membuat kamu tidak khusyuk dalam menjalankan ibadah salat. Nah, kalau kamu mengikuti program wisata halal, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Penyedia jasa travel wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama masa perjalanan.
Kemudahan ini juga bukan hanya memberi tahu destinasi ini dapat ditemukannya masjid ya, namun juga hal seperti memasuki adzan waktu salat, menyediakan kamar mandi dengan air untuk wudhu hingga menyediakan ekstra mukenah ataupun sarung.
Jumlah Wisatawan Muslim Tinggi di Daerah Tersebut
Sebuah destinasi halal juga harus memiliki data yang melampaui kriteria tertentu dalam jumlah pendatang muslim. Karena dari hal tersebut tak hanya kamu bisa menilai bahwa destinasi tersebut layak masuk dalam kategori halal, namun juga memiliki fasilitas yang memadai dan terjamin.
Restaurant Yang Menyediakan Minuman Dan Makanan Halal
Sama seperti rumah ibadah, menemukan restoran yang menyajikan makanan halal pun sama langkanya di negara tertentu, belum lagi di kota-kota kecil. Tentu sebagai pihak travel yang bertanggung jawab, mereka pasti sudah mengumpulkan data terlebih dahulu dan menentukan pilihan setiap makanan yang disajikan sesuai para peserta wisata. Poin ini juga mencakup pencantuman label nonhalal pada makanan yang tidak halal.
Layanan Ramah Muslim
Tidak cuma memudahkan aktivitas beribadah dan penyajian makanan halal, setiap destinasi yang masuk ke dalam kategori halal harus memiliki beberapa kriteria lainnya seperti yang telah ditetapkan oleh Global Muslim Travel Index (GMTI), dan salah satunya adalah muslim-friendly environment.
Gimana tertarik menikmati wisata halal?