Hutan Rasamala adalah kawasan hutan yang berada di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro. Hutan yang memiliki luas sekitar 1,5 hektar ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Temanggung. Pesona keindahan alamnya, benar-benar tiada duanya karena bisa berwisata di hutan dan gunung sekaligus. Hutan Rasamala penuh ditumbuhi pohon rasamala, yang merupakan salah satu tumbuhan yang dilestarikan oleh Perum Perhutani karena kayunya sangat kuat dan kokoh.
Selain Pohon Rasamalah, dalam Hutan Rasamala ini juga tumbuh pohon yang telah berusia ribuan tahun bernama Pohon Walitis. Pohon Walitis sangat unik dan nyentrik. Pohon ini memiliki diameter mencapai 7,5 meter dan tingginya pun mencapai 50 meter. Dengan kondisi seperti ini, tak heran kalau besar Pohon Walitis tiga kali dari pohon-pohon disekitarnya. Untuk memeluk pohon itu, dibutuhkan enam orang dewasa yang saling bertautan merentangkan tangan.   Hutan Rasamala ini pun juga disebut Hutan Walitis. Keberadaan pohon Walitis inilah yang menjadi daya tarik unik Hutan Rasamala ini.
Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dari aktivitas kita sehari hari. Wisata Hutan Walitis di Tanggulanom, Temanggung Jawa Tengah ini memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika Traveler berada di kota Temanggung tidak mengunjungi Wisata Hutan Walitis di Tanggulanom Temanggung yang mempunyai keindahan yang tiada duanya ini.
Sebagian masyarakat mempercayai Pohon Walitis berasal dari tongkat yang ditancapkan ke tanah oleh salah satu pengikut Wali Songo, yaitu Ki Ageng Makukuhan. Ki Ageng Makukuhan sendiri adalah salah satu ulama yang paling terkenal di Temanggung dengan perjuanganya menyebarkan agama Islam.
Selain itu, Pohon Walitis juga disebut sebagai pohon purba yang tak hancur jika dibakar. Hal tersebut telah dibuktikan sewaktu terjadinya peristiwa kebakaran yang melanda kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa tahun lalu. Dan benar saja, saat itu hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah api.
Untuk dapat mencapai berada di tempat ini, Traveler dapat mengaksesnya dari seluruh arah. Seandainya berangkat dari Kalibening ataupun Payaman, Traveler dapat menaiki lereng Gunung Sumbing ini dengan hati-hati. Walaupun sudah ada jalan yang aspal namun masih ada beberapa bagian yang berbatu. Karena medan jalan yang naik turun dan cukup terjal ini, Traveler harus mengecek kendaraan yang digunakan agar tetap aman.  Seandainya kendaraan yang digunakan ternyata tidak mendukung untuk mampu naik ke atas,  maka Traveler harus berjalan ke atas sepanjang 1 kilometer.(Raditya)