Kotagede, merupakan salah satu sudut keindahan yang berada di Kota Yogyakarta. Objek wisata ini menawarkan pesona keindahan kota tua, labirin jalan-jalan sempit yang tetap menjaga keberadaan bangunan-bangunan berusia ratusan tahun yang penuh sejarah, serta kerajinan perak yang begitu terkenal sampai ke mancanegara. Tak heran, Kotagede ramai dihiasi dengan toko-toko perak kecil tradisional serta rumah-rumah Jawa ala tempo dulu, yang dahulu merupakan rumah bangsawan dan pedagang kerajaan. Mendatangi dan berwisata ke Kotagede, menjadi salah satu alternatif berwisata yang tepat untuk menghilangkan kepenatan hari-hari serta me-refresh pikiran untuk kembali segar dan timbul semangat baru.
Ada sejumlah spot-spot wisata yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kotagede dan menyusuri sejarah dan keindahannya. Apa saja, simak berikut ini!
Bangunan Kuno
Menyusuri tiap jengkal jalanan di Kotagede, serta menikmati tiap sudut kotanya yang selalu dipenuhi bangunan-bangunan kuno yang usianya ratusan tahun, menjadi sensasi tersendiri bagi Traveler. Kotagede tidak saja menyajikan bangunan bersejarah, namun bangunan ini juga memiliki nilai seni yang tinggi. Sambil berjalan kaki, Traveler dapat menyusuri kawasan ini, kenal lebih dekat dengan berbagai sejarah yang ditinggalkan pada tiap bangunan yang ditemui.
Yah, sepanjang jalan, Traveler banyak menemukan berbagai model bangunan kuno dengan gaya arsitektur yang unik dan mengesankan. Suasananya pun membawa kita seakan hidup dalam era masa lampau. Ada bangunan bergaya arsitektur ala Belanda, murni tradisional Jawa, juga ada ornamen-ornamen yang begitu melekat dengan kerajaan Mataram Hindu. Semua bangunan-bangunan ini masih dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Salah satu bangunan unik yang cukup terkenal adalah Rumah Pesik. Merupakan rumah mewah kuno dengan perpaduan arsitektur khas Jawa dan Eropa. Rumah ini tampak sangat mencolok dengan tampilan temboknya berwarna hijau terang, menyatu dengan ornamen khas Jawa dan sentuhan budaya barat di sepanjang sisinya. Selain desain bangunannya yang unik, rumah ini juga menyimpan koleksi barang bersejarah di dalamnya.
Makam Raja-Raja Mataram
Kotagede memang sangat kental akan nilai sejarahnya. Kota ini merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa. Bahkan, pada masa kepemimpinan Senopati Ingalaga, daerah ini sangat maju sehingga dijuluki Kotagede yang artinya kota yang besar. Senopati Ingalaga pun membangun benteng luar (baluwarti) dan benteng dalam (cepuri) yang mengelilingi kraton. Hingga akhirnya Senopati Ingalaga menjadi raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati. Dalam waktu singkat, Mataram Islam dapat menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa.
Kotagede menjadi tempat peristirahatan terakhir raja-raja Mataram. Makam para raja Mataram ini terletak sekitar 100 meter dari Pasar Legi. Pemakamannya dikelilingi tembok besar, dan juga ada gapura yang menandai pintu masuknya, namanya Gapura Paduraksa. Pada puncak gapura terdapat ukiran kepala kala bercuping ganda yang terbuat dari batu kapur dengan ekspresi raut wajah yang tidak begitu sangar. Bangunan tembok dan makam ini bercorak budaya Hindu. Disini terdapat makam Panembahan Senopati, Ki Gede Pemanahan, dan Sultan Hadiwijaya.
Ada ketentuan khusus bagi Traveler yang ingin berziarah ke makam Raja-Raja Mataram, yaitu wajib mengenakan pakaian abdi dalem. Bagi laki-laki memakai kain jarit dan atasan berupa baju peranakan, tak lupa mengenakan belangkon sebagai penutup kepala. Sementara yang wanita mengenakan kain jarit sebatas dada atau kemben sehingga terbuka di bagian bahu.
Masjid Besar Mataram Kotagede
Dalam kompleks makam Raja-Raja Mataram, berdiri tegak sebuah masjid agung, Masjid Besar Mataram Kotagede. Ini merupakan masjid yang usianya paling tua di Yogyakarta. Aktifitas ke-agamaan di masjid ini masih berjalan lancar. Bahkan, selain untuk tempat beribadah, Masjid Agung ini sering juga digunakan oleh warga sekitar sebagai tempat untuk bermusyawarah.
Sendang Seliran
Salah satu peninggalan situs dan artefak yang memiliki nilai tinggi yang berada di Kotagede yaitu Sendang Seliran. Ini merupakan tempat pemandian kuno yang dahulunya dibangun oleh Panembahan Senopati dan Ki Ageng Pemanahan. Usianya memang sudah ratusan tahun, tapi pemandian ini masih dirawat dan terjaga fungsinya. Sendang Seliran juga menjadi tempat untuk membersihkan diri setelah berziarah ke makam Raja-Raja Mataram.
Sendang Seliran berada dalam satu kompleks makam Kotagede, tepatnya di bagian selatan makam. Berjarak sekitar 300 meter sebelah utara dari situs watu gilang dan watu gatheng atau di sebelah selatan pasar Kotagede. Antara Sendang Seliran dan makam dihubungkan oleh sebuah gapura, sementara itu kontur tanah Sendang Seliran lebih rendah ketimbang makam.
Saat Traveler akan masuk ke dalam wilayah pemandian ini, setelah melewati gapura akan menuruni beberapa undakan. Terdapat dua kolam pemandian untuk memisahkan kolam untuk laki-laki dan kolam untuk perempuan. Sendang seliran kakung untuk laki-laki dan satu lagi yaitu sendang seliran putri. Sendang kakung berada di bagian barat sementara sendang putri di bagian selatan. Asyiknya lagi, area ini memang masih terlihat klasik sehingga sangat bagus dan instagramable. Banyak wisatawan yang memanfaatkan untuk berswaphoto.
Berburu Kerajinan Perak
Terdapat banyak sejumlah bengkel pengrajin perak, dimana Traveler dapat melihat dan menyaksikan langsung para pengrajin perak menciptakan dari sebongkah perak menjadi sebuah karya seni yang sangat indah dan menakjubkan. Yah, perak Yogyakarta sangat berbeda dengan perak lainnya, adanya emboss dan kontras hitam di atas perak putih, inilah yang menjadi ciri khasnya. Yang terbaik terbuat dari perak murni. Dan di Kotagede ini, karya seni indah dari perak dapat dengan mudah ditemukan, seperti perhiasan gelang, kalung, anting, bahkan tea set perak.
Salah satu penghasil kerajinan perak terbesar adalah Ansor, yang menghasilkan produksi kerajinan perak yang semuanya terbuat dari perak murni 800 – 925 karat dan berdiri sejak tahun 1956. Wisatawan yang datang ke Ansor Silver, dapat menyaksikan langsung proses pembuatan kerajinan perak-perak ini. Bengkelnya memang sederhana, tapi kwalitas dan hasil produksinya benar-benar terjaga dan mengagumkan.
Untuk mencapai lokasi Kotagede, Traveler dapat dengan mudah menempuhnya dengan akses kendaraan pribadi, taksi atau bus. Jarak Kotagede dari pusat Kota Yogyakarta sekitar 6 kilometer atau memakan waktu tempuh sekitar 15 menit dengan kendaraan. Lokasinya memang cukup dekat dari pusat kota, sehingga akses menuju ke daerah ini cukup mudah dicapai.(Simple Destination)