Desa Sawai merupakan desa wisata yang berada di kawasan Taman Nasional Manusela (TNM), Pulau Seram, Maluku. Sebagian besar laut yang ada di desa ini masih alami dan terawat dengan baik. Desa Sawai termasuk desa tertua di Maluku yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil.
Lokasi Desa Sawai yang berada di teluk membuat kawasan lautnya cenderung jernih, tenang dan tidak berombak. Kedalamannya pun tidak terlalu dalam, hanya sebatas pinggang orang dewasa. Keindahan lanskap lautnya yang berwarna biru kehijauan bak sempurna dengan hamparan koral yang dikelilingi ikan-ikan kecil dan beragam biota laut. Birunya langit memayungi perairan laut dengan gradasi warna yang berlatar perbukitan nan menjulang di sekitar Desa Sawai, menjadikan lukisan alam ini begitu mempesona. Sungguh sangat menakjubkan dan penuh sensasi.
Luas Desa Sawai kurang lebih 15 hektar dengan jumlah penduduk sekitar 4.000 jiwa. Desa ini dibelah oleh sungai unik yang sering disebut sungai keramik. Banyak keindahan alam yang disimpan di Desa Sawai. Seperti terumbu karang di laut yang masih bersih dan belum tercemar limbah perkotaan. Beningnya air laut, membuat pandangan mata langsung terkesima melihat isi dalam laut dengan keindahan terumbu karang tersebut. Terdapat sebuah bukit yang dinamakan bukit bendera. Dari atas bukit bendera, Traveler dapat melihat pemandangan Laut Seram yang menakjubkan. Desa Sawai ini memang lengkap, indah dan menenangkan.
Ikan-ikan kecil dan biota laut yang masih terjaga alami menjadi hiasan indah kolam renang raksasa ini. Berenang dan bersantai di Laut Sawai sembari menunggu senja, adalah agenda wajib yang sayang bila dilewatkan.
Tidak seperti di lokasi lain di Maluku atau pulau-pulau yang memiliki keindahan biota bawah laut, di Sawai ini tak memiliki dive spots cantik. Namun ada yang mengatakan, Sawai belum banyak diekplorasi pesona alam bawah lautnya. Disini belum ada tempat penyewaan gear dive. Meski begitu, Traveler tetap masih bisa snorkeling.
Ada alternatif lain jika ingin diving dan mencari spot yang cantik di Sawai ini. Caranya dengan menyewa kapal dan peralatan diving dari Ambon lalu membawanya ke Sawai. Ada beberapa spot diving yang menarik disini, salah satunya spot di Tebing Batu. Tebing Batu Sawai adalah tebing dengan dinding vertikal. Oleh penduduk setempat biasa disebut Hatupia. Di tebing batu ini biasanya pengunjung berhenti beberapa lama untuk menikmati pemandangan bawah laut. Selain Hatupia, pengunjung juga bisa snorkeling di area batu yang licin dan gundul, yang disebut disebut Hatu Supung. Orang-orang yang pernah ke Sawai mengatakan, lokasi Hatu Supung ini mirip Ha Long Bay yang ada di Vietnam. Hanya saja di Ha Long Bay berbentuk batu raksasa dan berdiri sendiri, sedang Hatu Supung bersatu dengan bukit sekitarnya.
Tak hanya laut, Desa Sawai juga dikelilingi oleh sungai yang jernih yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Uniknya, sungai ini seakan-akan membelah desa tersebut. Ini dikarenakan posisi sungai yang berada di tengah-tengah Desa Sawai. Ini adalah Sungai Air Asinahu, karena konon zaman dahulu air sungai tawar ini sering tercampur oleh air laut yang sedang pasang. Sungai Air Asinahu bersumber dari bebatuan di daerah tebing menuju hutan, yang berbatasan langsung dengan Desa Sawai. Pinggiran sungai ini seluruhnya dilapisi keramik, itu pula kenapa sungai ini juga disebut Sungai Keramik.
Sungai ini mirip dengan tempat pemandian umum karena banyak warga yang melakukan aktivitas di pinggiran sungai, mulai dari mandi, mencuci baju, hingga bermain air. Meskipun demikian, Sungai Air Asinahu tetaplah jernih.
Desa Sawai berdekatan dengan Taman Nasional Manusela. Di Taman Nasional ini terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 di antaranya endemik, seperti Nuri Bayan, Kasturi tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus, Philemon subcorniculatus dan Alisterus amboinensis. Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Secara administratif Desa Sawai terletak berada di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Desa ini merupakan sebuah dusun yang lokasinya cukup dekat dengan TNM, yang diapit oleh pegunungan dan laut. Desa Sawai menjadi bagian dari TNM, yang harus dijaga kelestariannya, termasuk lima dusun lain. Kelima dusun tersebut adalah Olong, Opin, Rumaolat, Besi, dan Masihulang.
Menurut cerita penduduk lokal, Desa Sawai pertama kali dibangun oleh para pedagang Arab yang datang ke pulau Seram jauh sebelum Spanyol, Portugis maupun Belanda datang ke Maluku. Tak heran, kebudayaan masyarakat Sawai mendapat pengaruh dari kebudayaan Arab.
Untuk menuju ke Desa Sawai, Traveler harus menggunakan segala moda transportasi. Pertama, terbang dengan pesawat ke bandara Pattimura, Ambon, yang dilanjutkan dengan menggunakan mobil taksi menuju pelabuhan Tuleha. Lalu dari pelabuhan Tuleha, naik kapal ferry ke Pelabuhan Amahai di Pulau Seram, yang merupakan pulau terbesar di provinsi Maluku. Perjalanan berikutnya dari Amahai bisa ditempuh dengan transportasi umum maupun rental mobil. Perjalanan ini akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam hingga sampai di Horale. Dari Horale ke Sawai, Traveler dapat menggunakan perahu nelayan.
Perjalanan ini memang jauh dan cukup melelahkan, namun semua itu terbayar dengan indahnya pemandangan yang ditawarkan oleh Desa Sawai. Sensasi yang ditawarkan desa ini sungguh sangat luar biasa. Selain takjub dengan panorama yang disajikan, hasrat hati untuk berenang di air yang jernih dengan panorama bawah laut yang mempesona, sulit untuk ditolak. Traveler akan puas ber-snorkeling sambil melihat biota laut, atau bisa juga trekking ke Taman Nasional Manusela, Bukit Bendera dan banyak lagi.(Raditya)