Cuaca cerah, semilir angin yang sepoi-sepoi dipadu dengan kicauan burung di tengah hamparan kebun teh merupakan sebuah nyanyian alam yang senantiasa menunjukkan kesempurnaan harmoninya. Ini bukan sebuah ungkapan belaka, namun sebuah kenyataan yang bisa ditemukan di Taman Wisata Alam Telaga Warna.
Cuaca agak mendung, saat kami tiba di Taman Wisata Alam Telaga Warna, Puncak Pass. Udara dingin langsung menelusup tubuh begitu pintu mobil dibuka. Segera, saya mempersiapkan peralatan untuk memotret. Kami parkir beberapa meter di bawah papan besar bertuliskan Taman Wisata Alam Telaga Warna.Taman Wisata Alam Telaga Warna yang luasnya 5 hektar memang berbatasan langsung dengan Cagar Alam Telaga Warna yang arealnya mencapai 268,25 hektar. Secara administratif, kawasan wisata ini terletak di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pagi itu, di bawah guyuran gerimis dan kabut yang masih menggelayut, kami bergegas menuju pintu masuk. Sambil berlari kecil karena hujan diiringi kabut yang cukup tebal kami menelusuri trek sejauh 1 KM yang dikanan-kirinya ditumbuhi perkebunan teh.
Setelah membayar karcis tanda masuk akhirnya kami tiba juga di telaga warna tetapi sayang suasana pagi ini seluruh area wisata alam telaga warna tertutup kabut tebal dan jarak pandang pun hanya kurang dua meter yang dapat terlihat. Keindahan Telaga Warna pun tidak dapat terlihat, hanya dua buah rakit yang terlihat. Sebenarnya jika cuaca tidak hujan dan berkabut, kawasan taman wisata telaga warna ini menawarkan panorama alam yang masih asri, terletak di pinggir sebuah telaga yang masih terjaga keasriannya, sehingga wistawan bisa menikmati pemandangan dan mengelilingi danau menggunakan perahu atau rakit. Selain itu, dapat juga melakukan kegiatan rekreasi keluarga sambil bersepeda air.
Keistimewaan lainnya, di tempat ini dapat dijumpai beberapa jenis flora asli hutan tropika pegunungan, seperti Puspa dan Kihiur serta beberapa tanaman tingkat rendah, antara lain Paku Tiang, Rame, dan Rotan. Wisatawan juga bisa menemui beberapa jenis fauna liar, seperti hewan mamalia, primata, aves, dan reptilia. Adapun mamalia yang masih ada ialah macan tutul dan babi hutan. Kemudian jenis primata yang dilindungi di objek wisata Telaga Warna ialah kera abu-abu, surili , dan lutung. Selain keindahan alamnya, tempat ini juga memiliki cerita mitos mistik yang dipercaya oleh masyarakat sekitar dan beberapa pengunjung. di Telaga Warna hidup dua ekor ikan purba yang konon ada sampai sekarang, ikan purba yang berwarna merah bernama si Layung dan yang hitam si Tihul.
Ikan ini sangat jarang menampakkan dirinya, tetapi menurut kepercayaan masyarakat, apabila ada orang yang mampu melihat ikan tersebut berenang dan meloncat ke atas permukaan air telaga maka segala cita-citanya akan tercapai dan terkabulkan. Selain itu banyak orang yang percaya bahwa air telaga memiliki khasiat yang ampuh untuk pengobatan, sehingga banyak pengunjung yang mengambil air telaga warna untuk dibawa pulang. Itulah legenda singkat tentang keberadaan TWA Telaga Warna.