Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner di Bali. Pesona Bali memang gak ada habisnya. Gak peduli udah berapa kali kita ke Bali, kita gak akan pernah bosan dengan kecantikannya. Bukan cuma soal destinasi wisata, alam, dan budayanya yang masih terjaga, tapi juga sama cita rasa kulinernya yang nikmat.
Namun karena Bali adalah destinasi wisata dunia, ditambah mayoritas penduduknya beragama Hindu membuat beberapa kulinernya jadi gak bisa dinikmati oleh traveler Muslim.
Tenang, kamu gak perlu kelaparan kok selama di Bali. Pasalnya, Pulau Dewata juga memiliki banyak kuliner lain yang ramah bagi traveler Muslim. Berikut 7 kuliner khas Bali yang halal dikonsumsi!
1. Sate lilit
Sama seperti Padang dan Madura, Bali juga punya kuliner sate yang populer banget, namanya sate lilit. Uniknya kalau sate lain terdiri dari potongan daging, sate lilit ini dagingnya dicincang dan dicampur berbagai bumbu sebelum akhirnya dibakar sampai matang.
Daging yang digunakan juga bermacam-macam. Meski ada yang terbuat dari daging babi, tapi kebanyakan terbuat dari daging ayam atau ikan tuna. Biasanya seporsi sate lilit disajikan dengan hidangan lain atau sambal matah.
2. Ayam betutu
Makanan khas Bali yang bisa kamu coba selanjutnya adalah ayam betutu. Ayam betutu sendiri dikenal dengan rasa pedasnya yang menggigit dan aromanya yang menggugah selera. Maklum aja kalau rasanya enak, karena proses membuat ayam betutu juga gak mudah dan membutuhkan waktu lama.
Jadi ayam yang sudah diberi bumbu betutu dibungkus dengan daun pinang atau daun pisang untuk memberikan aroma yang khas. Setelah terbungkus rapi, ayam kemudian dibakar dengan menggunakan sekam dalam waktu lama agar bumbunya meresap sempurna.
Di masa lalu, ayam betutu hanya disajikan pada acara keagamaan aja. Namun hari ini, kamu bisa mencicipinya kapan saja!
3. Tipat cantok
Kamu yang bukan orang Bali atau belum pernah ke Bali, mungkin bakalan asing banget sama makanan yang namanya tipat cantok. Tipat cantok pada dasarnya adalah gado-gado versi Bali. Makanan satu ini terdiri dari tipat alias ketupat yang dibuat dari campuran santan dan beras.
Tipat yang sudah matang kemudian disajikan dengan tauge, kacang panjang, kangkung, tahu goreng, dan di iram dengan bumbu kacang yang diulek di cantok alias ulekan. Untuk mendapatkan seporsi tipat, kamu gak bisa membelinya di restoran besar karena makanan istimewa ini hanya ada di warung-warung kecil.
4. Bubur mengguh
Kalau biasanya kita makan bubur dengan suwiran ayam, kerupuk, kacang tanah, dan bumbu kuning, di Bali ada bubur yang gak kalah enak, namanya bubur mengguh. Sama seperti ayam betutu, bubur mengguh juga awalnya hanya disajikan saat upacara adat. Namun kini, kamu bisa mencicipinya kapan saja.
Seporsi bubur mengguh terbuat dari nasi yang dimasak dengan santan hingga matang. Bubur yang gurih kemudian diberi suwiran ayam dan disiram dengan kaldu ayam kental. Biar makin nikmat, jangan lupa makannya dengan urap. Gimana, sudah ngiler belum?
5. Nasi tepeng
Kalau kamu liburan ke Gianyar, jangan lupa sarapan dengan nasi tepeng. Sekilas, nasi tepeng terlihat seperti makanan biasa yakni nasi dengan aneka lauk seperti kacang panjang, kacang merah, nangka muda, sate lilit, dan juga terung.
Bedanya untuk memberikan rasa khas, nasi tepeng diberi tambahan bumbu kuning. Bumbu kuning inilah yang memberikan rasa gurih rempah yang jadi ciri utamanya.
Seporsi nasi tepeng biasanya dijual di pedagang keliling atau warung-warung yang ada di Gianyar, Bali.
6. Nasi jinggo
Selain nasi tepeng, kamu juga wajib mencicipi nasi jinggo yang bisa ditemukan di sekitar wilayah Kuta, Ubud, dan Denpasar. Disebut nasi jinggo karena dulu harganya hanya Rp1.500 dan dalam istilah China, Rp1.500 disebut jinggo.
Nasi jinggo biasanya gak disajikan di piring, melainkan dibungkus dengan daun pisang. Ketika dibuka, kamu akan mendapati seporsi nasi dengan lauk berupa suwiran ayam, sayuran yang ditumis, dan kacang tanah goreng. Beberapa penjual juga biasanya menawarkan lauk tambahan berupa telur asin atau sate lilit.
7. Bebek bengil
Selain ayam betutu, kamu juga bisa menikmati bebek bengil di Bali. Dalam bahasa Bali, bengil berarti kotor. Tapi cuma karena namanya, bukan berarti bebek yang kamu makan beneran kotor. Bebek bengil sebenarnya adalah bebek goreng.
Nah karena warnanya cokelat, jadilah disebut bengil alias kotor. Warna cokelat sendiri berasal dari aneka bumbu dan proses marinasi yang memakan waktu berjam-jam. Nah karena proses marinasi yang panjang, gak heran kalau rasa bebek bengil ini jadi gurih dan nikmat banget sampai ke tulangnya.
Selain tujuh makanan di atas, masih banyak kok makanan khas Bali lainnya yang halal dan aman dikonsumsi oleh traveler Muslim. Jadi jangan khawatir, ya!
——————————————–
oleh : Siti Marliah (idntimes)