Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak

Ulos, lembaran kain tenun yang merupakan ciri khas kebudayaan masyarakat Batak.  Secara bahasa, ulos berarti kain atau selimut untuk menghangatkan tubuh. Seiring dengan perkembangannya, kain ini menjadi lambang kasih sayang dan bagian tak terpisahkan dari situs kehidupan masyarakat Batak.  Selembar kain ulos memiliki makna yang sangat mendalam.  Merupakan kain khas kebanggaan suku Batak yang memiliki peranan penting dalam menjalankan adat suku Batak.  Seperti pada salah satu adat batak yang namanya ‘mangulosi’.

Mangulosi artinya memberi ulos, yang melambangkan pemberian restu, harapan, curahan kasih sayang, dan lainnya.  Sejumlah peraturan dalam adat mangulosi harus dipatuhi.  Contoh adat mangulosi biasanya terjadi pada acara pernikahan, meninggal, tujuh bulanan, pemberian nama anak dan lainnya.  Utamanya, si pemberi ulos adalah mereka yang lebih tua dalam silsilah keturunan.

Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak
Aneka Ulos dengan Beragam Kepentingannya

Kain Ulos juga diberikan kepada seseorang yang tidak bersuku Batak.  Biasanya, jenis pemberian ini dilakukan karena penghormatan serta kasih sayang bagi si penerima ulos.  Pada saat pemberian, diikuti juga dengan doa-doa dan harapan agar si penerima sukses, lancar dan sebagainya.  Seperti pemberian ulos kepada Presiden, Menteri dan lainnya.

Ulos juga diartikan sebagai simbol dari penyampaian sebuah doa. Ulos merupakan simbol adat yang dinilai sakral dan tradisinya masih dilestarikan. Makanya, ulos selalu dikenakan pada masyarakat Batak ketika menggelar sebuah upacara atau ritual doa.  Biasanya penyampaian ulos dilakukan diiringi musik dan tarian.

Setiap Ulos mempunyai keadaan, sifat, fungsi juga hubungan dengan hal tertentu.   Karena, selembar kain ulos memiliki 3 unsur yang paling mendasar pada kehidupan manusia yaitu nafas, darah dan panas.  Matahari dan api merupakan sumber kehangatan, namun keduanya tidak praktis digunakan untuk menghangatkan tubuh. Berbeda dengan kain ulos yang sangat praktis digunakan kapanpun dan dimanapun.

Ulos yang menjadi lambang pemersatu sekaligus identitas orang Batak ini, memiliki ratusan motif yang beragam serta memiliki makna tersendiri, beberapa diantaranya yaitu :

  • Pinuncaan, yaitu ulos besar, disebut juga induknya ulos.

Jenis ini merupakan salah satu jenis kain ulos yang cukup mahal, karena proses pembuatannya pun cukup lama dan sulit, terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah dan disatukan dengan rapi menjadi bentuk satu ulos.

Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak
Selembar Ulos Mengandung Makna Besar

Kain Ulos Pinuncaan biasanya dipakai oleh raja-raja terutama acara adat, baik acara sukacita maupun duka cita.  Selain itu juga dipakai oleh rakyat biasa saat pesta pernikahan atau upacara adat (tuan rumah), juga untuk keperluan peradatan lainnya.

  • Bintang Maratur, juga masuk dalam ulos besar dan disebut juga Bintang Teratur.

Motifnya bergaris-garis, merupakan gambaran dari jajaran burung atau bintang yang berjejer rapi.  Hal ini melambangkan sikap yang setia, patuh serta rukun terutama dalam ikatan kekeluargaan, juga termasuk mengenai hal kekuasaan dan kekayaan.

Jenis ulos ini biasanya digunakan pada acara adat Batak Toba, seperti diberikan kepada anak yang baru menempatkan rumah barunya, atau acara selamatan hamil 7 bulan oleh pihak hulahula kepada anaknya, dan acara lainnya.

  • Ulos Suri-Suri Ganjang

Ulos ini dikenakan sebagai selendang atau hande hande dalam waktu menari pada lantunan musik khas Batak.   Ulos ini juga digunakan pada pihak orang tua dari istri, lambang dari keberkahan kepada pihak keturunannya. Disebut juga Ulos Gabe Gabe.

Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak
Saat Menenun Ulos, Photo by Sutan Siregar /Sumut Pos
  • Ragi Hotang, merupakan ulos kecil yang disebut juga ragi yang kuat.

Ulos ini termasuk dalam salah satu jenis ulos dengan tingkat derajat yang tinggi.  Biasanya ulos ini diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat.  Ulos Ragi Hotang disebut juga Ulos Hela. Makna dari pemberian Ulos Hela yaitu, bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya dipersunting oleh laki-laki yang  disebut sebagai “Hela” (menantu).  Dalam pemberian kain Ulos Hutang ini, akan selalu disertai sarung menantu yang disebut Mandar Hela, ini menunjukkan bahwa pihak laki-laki sudah harus dewasa karena sudah memiliki tanggung jawab terhadap istrinya.

  • Sibolang, yaitu ulos yang berwarna-warni atau belang.

Ulos ini melambangkan dukacita karena kain ini biasanya digunakan pada saat terjadi peristiwa duka.

Sejarah Ulos

Pada mulanya Ulos memiliki fungsi sebagai penghangat badan, sering juga disebut selimut.  Seiring berjalannya waktu, ulos menjadi berperan penting, terutama setelah sering digunakan oleh tetua adat.   Kain Ulos banyak memiliki fungsi simbolis yang kerap digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan aspek kehidupan Suku Batak.  Ulos pun menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Batak. Dan hingga saat ini, Kain Ulos merupakan ciri khas dan budaya yang ada dalam Suku Batak.

Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak
Tas dan Sepatu dari Kain Ulos, Photo by Koleksi Mejikuhibiniu Butik

Bentuk kain Ulos menyerupai selendang dan memiliki warna yang sangat khas dan dominan yaitu warna merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak.  War-warna yang yang terdapat pada kain ulos memiliki makna yang terkandung, misalnya warna putih melambangkan kesucian dan kejujuran, lalu warna merah melambangkan kepahlawanan dan keberanian, sementara warna kuning melambangkan kekayaan atau kesuburan, dan warna hitam yang melambangkan kedukaan.

Pembuatan ulos pun tidak menggunakan mesin melainkan alat tenun, dengan benang berwarna emas atau perak yang dipintal dari kapas.  Pembuatan ulos pun menggunakan mesin tenun dengan benang berwarna emas atau perak yang dipintal dari kapas.  Dengan menggunakan pewarna yang terbuat dari dedaunan yang sudah difermentasikan, sehingga menghasilkan warna yang diinginkan.  Kain Ulos terbuat dari bahan yang berserat cukup kuat, sehingga selembar ulos dapat bertahan hingga puluhan tahun, padahal perawatannya tidak sulit.  Warnanya pun tidak luntur meskipun dicuci dan dijemur berkali-kali.  Keunikan lainnya yaitu bahwa kain ulos tidak mudah terlihat kusut dan tidak harus disetrika.

Kain Ulos, Kain Khas Kebanggaan Masyarakat Batak
Hande-Hande dengan Warna-Warna Cerah

Awal mulanya, ulos dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak.  Namun saat ini, seiring kemajuan zaman, kain ulos pun banyak diaplikasi ke dalam beragam bentuk, mulai dari kemeja pria, baju wanita, tas, ikat pinggang, sepatu, sarung bantal, gorden dan masih banyak lagi. Bahkan Pemerintah telah menetapkan kain tenun ulos sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2014.(Niel/Berbagai Sumber)

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Liburan di Filipina, Dimas Anggara-Nadine Chandrawinata Berendam di Bak Luar Ruang

Pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara memang suka traveling atau berpergian,...

Mengenal Tradisi Jogja yang Jarang Diketahui

Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan...

Gubernur Arinal berharap ajang Puteri Indonesia dapat mengenalkan potensi wisata Lampung

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung...

Inilah Makanan Khas Bali yang Halal Dikonsumsi

Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner...

Rekomendasi Tempat Wisata Seru di Melbourne, Australia

Kalau berkunjung ke Australia rasanya akan makin seru saat...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here