Lezatnya PisGor di Warung Kopi Klotok, Yogyakarta

Kelezatan pisang goreng di Warung Kopi Klotok, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta ini, benar-benar viral rasanya.  Sarah Judith, mantan model dan pragawati era tahun ‘95an yang tinggal di Jakarta, sering menyambangi tempat makan ini, lantaran selalu mengincar pisang gorengnya.  Dan belum lama ini, Founder of Kojo Plant (greenery) pun kembali bertandang ke Warung Kopi Klotok ini, guna mengobati rasa rindunya terhadap gorengan satu ini.

Melalui Indonesiatraveler.id, Sarah membagikan ceritanya ini!

Namanya Warung Kopi Klotok, sudah pasti produk utamanya adalah kopi.  Ada keunikan tersendiri dengan kopi yang disajikannya.  Sensasi rasa pahit dan manisnya  menyatu dalam setiap tegukannya. Aroma kopinya yang khas merupakan bagian dari cara pengolahannya yang menggunakan metode tradisional. Cara masaknya, terlebih dahulu bubuk kopi dimasak tanpa air dalam panci diatas tungku arang / kayu bakar. Setelah baunya agak gosong, barulah panci diisi dengan air dan direbus hingga mendidih. Selama proses merebus inilah terdengar bunyi ‘klotok-klotok’.  Bunyi ini yang menjadi asal muasal nama Warung Kopi Klotok.

Warung Kopi Klotok
Pisang dimana-mana

Dari sekian banyak makanan yang tersaji di Warung Kopi Klotok ini, ada satu jenis makanan yang sangat favorit, bahkan setiap tamu datang pasti membeli sajian kuliner satu ini. PisGor alias Pisang goreng!  Pisang goreng Warung Kopi Klotok memang mempunya cita rasa yang sangat khas, unik dan lezatnya masih terasa sampai pada kunyahan terakhir.  Rasa ini tidak akan ditemukan pada pisang goreng- pisang goreng di tempat lain.

Traveler bebas menyambangi dapur pengelolaan pisang goreng ini. Dalam dapur ini, sejumlah pisang yang masih dalam kemasan tandan, di gantung berderet-deret, terasa seperti gudang pisang, lantaran dimana-mana banyak pisang.  Namun demikian, pisang sebanyak ini dipastikan cepat habis karena memang setiap tamu warung yang datang, tak luput untuk memesan pisang goreng ini.  Bahkan, antrian untuk membeli pisang sangat panjang, dibanding antrian untuk membeli makanan lainnya yang ada disitu.  Uniknya lagi, untuk satu orang pembeli hanya diperbolehkan membeli 1-2 porsi pisang goreng aja.  Bahkan ada aturan yang melarang pembeli untuk tidak dapat membawa pulang pisang goreng yang dipesan.

Warung Kopi Klotok
Tekstur Hasil Gorengannya Sempurna

Konon, resep yang dibuat untuk membuat pisang goreng ini merupakan resep turun temurun dari keluarga pemilik warung makan ini.  Racikan pisang goreng ini tidak menggunakan perasa maupun pewarna.  Pisang yang dimasak pun juga benar-benar memiliki tingkat kematangan alami yang sempurna.  Sehingga, saat dimasak pun hasil akhirnya juga sempurna, baik  dari bentuk maupun teksturnya, tidak lembek juga tidak alot. Benar-benar sempurna.  Yah, Warung Kopi Klotok telah berhasil menyuguhkan pisang goreng dengan daya tarik dan juga cita rasa yang begitu magis.

Warung Kopi Klotok yang terletak di daerah Pakem, Sleman, tepatnya di Jalan Kaliurang KM. 16, Pakem, Sleman, Yogyakarta ini, memang selalu ramai didatangi banyak wisatawan.  Warung yang memiliki bangunan utama berbentuk joglo limasan kuno, dengan suasana khas kampung yang sangat homy, juga menyajikan berbagai jenis masakan rumah ala kampung dengan cita rasa yang sangat lezat.  Seperti sayur lodeh, oseng-oseng pare welut, sego megono, ayam goreng, tempe garet, tahu bacem, sayur asem, telur crispy dan lainnya, yang semuanya disajikan secara prasmanan, yang tersedia di area dapur dan Traveler bisa langsung ambil sendiri.

Warung Kopi Klotok
Sajian Kopi + PisGor yang Sempurna

Kental Rumah Kampung

Lokasi Warung Kopi  Klotok memang agak terpencil dan harus melewati jalanan pedesaan dan juga areal persawahan.  Pemandangan ndeso yang asri dengan semilir angin sejuk,  merupakan atmosfer paling enak untuk menyantap hidangan. Traveler pun akan merasa nyaman, tenang dan hanyut dalam aura kesenangan.

Dengan bangunan berbentuk joglo limasan kuno, warung ini berhasil menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siapapun yang datang merasa kerasan berlama-lama disini.  Bangunan ini terbagi menjadi tiga area, yaitu area semi terbuka yang menghadap ke sawah dan menikmati angin sepoi-sepoi dengan pemandangan Gunung Merapi, lalu bagian tengah dan bagian dapur.  Pada bagian dapur, Traveler diperbolehkan untuk duduk di sini sambil melihat langsung proses memasak. Karena dapurnya menggunakan sistem ‘open kitchen’, siapa pun dapat langsung melihat proses pemasakan dengan kayu bakar ini.

Pada bagian dinding, meja dan kursi, semuanya terbuat dari kayu dengan dilapisi lantai tegel semen bermotif.  Hal ini menciptakan kesan suasana rumah kampung yang sesungguhnya.

Satu hal lagi yang unik di resto ini, yaitu membebaskan wanita hamil untuk makan sepuasnya, memilih apa yang ingin disantap, tanpa dikenai bayaran sepeser pun. Wouw…(Sarah Judith/Niel)

Photo : Dokumentasi Sarah Judith

 

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Liburan di Filipina, Dimas Anggara-Nadine Chandrawinata Berendam di Bak Luar Ruang

Pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara memang suka traveling atau berpergian,...

Mengenal Tradisi Jogja yang Jarang Diketahui

Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan...

Gubernur Arinal berharap ajang Puteri Indonesia dapat mengenalkan potensi wisata Lampung

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung...

Inilah Makanan Khas Bali yang Halal Dikonsumsi

Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner...

Rekomendasi Tempat Wisata Seru di Melbourne, Australia

Kalau berkunjung ke Australia rasanya akan makin seru saat...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here