Kota Solo yang juga sering disebut dengan nama Surakarta, selain terkenal dengan latar sejarahnya yang unik dan mengesankan, kota terbesar ketiga di Pulau Jawa bagian selatan ini memiliki bentang alam yang sangat indah dan mempesona. Banyak objek-objek wisata yang sangat menarik dan dikunjungi wisatawan, salah satunya adalah Taman Sriwedari.
Taman Sriwedari terletak di Jalan Brigjend Slamet Riyadi No. 275, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Taman yang keberadaannya di pusat kota ini menjadi kebanggaan tersendiri terutama bagi warga Solo.  Taman ini diresmikan pada tanggal 1 Januari 1902 pada era Pakubuwana X. Penggunaan nama Sriwedari sendiri berasal dari cerita pewayangan, yaitu sebuah tempat yang digunakan menjadi tempat hiburan bagi para istri Prabu Harjuna. Awalnya taman ini dibangun hanya untuk tempat rekreasi dan hiburan untuk keluarga kerajaan. Namun kini telah menjadi pusat hiburan masyarakat Solo dan sekitarnya.
Salah satu daya tarik Taman Sriwedari adalah Gedung Wayang Orang yang disingkat menjadi GWO yang berada di dalam kompleks taman. GWO memiliki fungsi yang diisi berbagai kesenian pertunjukan wayang orang yang mengkisahkan Rama Yana dan Mahabharata. Namun dalam perjalanannya waktu, berbagai pertunjukan kolaborasi dengan seniman lain kerap ditampilkan di gedung ini, seperti dari RRI Surakarta maupun seniman lain yang berasal dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya. GWO ini selain digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang orang juga bisa disewa untuk mengisi pentas seni sekolah maupun sebagai tempat upacara wisuda.
Ciri khas yang unik pada Gedung Wayang Orang ini yaitu terdapatnya ornamen lukisan besar yang berada di sisi kanan dan kiri dinding. Lukisan besar di sisi kanan tersebut menggambarkan tokoh yang bernama Dewaruchi. Dewaruchi merupakan tokoh yang masih memiliki keterkaitan dengan salah satu Pandawa Lima, yakni Werkudara. Sementara itu, dinding sebelah kiri terdapat lukisan Kresno Duto, tokoh yang berasal dari kisah Mahabharata.
Keseruan lainnya yang tak kalah menarik dari kegiatan di Taman Sriwedari ini yaitu Malam Selikuran. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan Ramadhan, tepatnya pada malam ke 21. Acara yang bertajuk Malam Selikuran ini merupakan bagian dari tradisi keraton kasunanan dari warga Surakarta tersebut guna menyambut Lailatul Qadar.  Malam Selikuran diawali dengan kirab 1000 tumpeng yang dimulai dari keraton menuju Taman Sriwedari, kemudian diakhiri dengan pembacaan doa bersama.
Di Taman ini juga ada wahana bermain untuk anak-anak dan orang dewasa. Selain itu traveler dapat menemui berbagai kios yang menjual souvernir berupa wayang dan lukisan yang bisa dibeli sebagai buah tangan.
Taman Sriwedari buka mulai dari pukul 10 pagi dan tutup pada pukul 10 malam. Untuk GWO sendiri buka mulai pukul 8 pagi sampai 11 malam, dan tutup pada hari minggu. Untuk masuk ke Taman Sriwedari, Traveler dikenai tiket masuk seharga Rp 7.000, dan untuk memasuki GWO traveler cukup membayar Rp 3.000.
Rute menuju tempat ini tidak terlalu sulit. Jika Traveler berangkat dari Kota Solo, yaitu memulai dari Masjid Agung yang berada di sebelah barat Alun-alun Lor. Dari Masjid Agung, Traveler menuju ke Jalan Kalimosodo dengan melewati Jalan K.H Hasyim Ashari dan Jalan Wijaya Kusuma III.  Setelah sampai di Jalan Kalimosodo, belok ke Jalan Ronggo Warsito dan akan menemui bundaran, lalu ambil jalan keluar pertama ke Jalan Jenderal Sudirman. Kemudian lihat petunjuk jalan ke arah Taman Sriwedari.(Nay/Niel)