Berlibur dan berwisata tidak melulu hanya mendatangi pantai, goa, gunung dan wisata alam lainnya. Adakala Traveler juga harus mengimbanginya untuk berwisata sejarah seperti mengunjungi museum. Yah, berkunjung ke museum, tidak semata akan mendapatkan pengalaman berwisata sejarah, namun ada sensasi tersendiri yang dirasa, saat Traveler menjalani wisata sejarah ini. Mendapatkan informasi lebih jelas dan detail tentang suatu sejarah serta dapat membayangkan sejarah yang terjadi, hal ini akan memberi kesan mendalam yang sangat berarti.

Seperti berkunjung ke Museum Adityawarman, museum budaya di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya terletak di Jalan Diponegoro No. 10, Belakang Tangsi, Padang Barat. Traveler yang ingin mengetahui dan mengenal sejarah Minangkabau lebih dekat lagi, wajib mengunjungi Museum Adityawarman jika sedang berkunjung ke Padang.  Sebagai museum budaya, museum ini banyak menyimpan sekaligus melestarikan berbagai benda-benda yang bersejarah yang berkaitan dengan Minangkabau, seperti sejarah dan keberadaan Rumah Gadang, cagar budaya Minangkabau dan sekitarnya juga serta beberapa budaya cagar nasional lainnya.
Sebagai contoh bangunan yang berarsitektur khas Minang seperti Rumah Baanjuang atau Rumah Bagonjong dapat Traveler saksikan disini. Juga ada Sibayau-bayau, merupakan salah satu dari 4 jenis rangkiang di Minangkabau, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi atau hasil panen lainnya yang nantinya digunakan untuk keperluan acara adat.

Museum Adityawarman memiliki dua lantai ruang pameran tetap. Selain memamerkan koleksi tetapnya, museum ini ini seringkali mengadakan pameran dengan koleksi barang yang berganti-ganti.
Museum Adityawarman merupakan salah satu museum terpenting yang mengangkat sejarah masyarakat Minangkabau dan peninggalan kebudayaan mereka sejak masa prasejarah hingga era modern. Museum ini diresmikan pada 16 Maret 1977 dengan mengambil nama besar salah seorang raja Malayapura pada abad ke-14, Adityawarman, era zaman Kerajaan Majapahit, sebagai branding nama museum. Diberi nama Adityawarman ditujukan untuk mengingat jasa seorang raja Minangkabau di abad XIV Masehi.

Dalam museum ini, ada banyak koleksi yang dapat Traveler saksikan. Koleksi utama dikelompokkan ke dalam sepuluh jenis koleksi yaitu  geologika, arkeologika, filologika, biologika, keramologika, teknalogika, etnografika, historika, numismatika/heraldika, dan seni rupa. Selain itu, juga ada benda-benda purbakala seperti peninggalan Kerajaan Dharmasraya berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa. Begitu beragamnya isi museum ini, tak heran masyarakat yang pernah mengunjungi Museum Adityawarman ini menjuluki sebagai Taman Mini ala Sumatera Barat.
Museum Adtyawarman dibangun di atas tanah seluas 2,5 hektar dengan ditumbuhi sekitar 100 jenis tanaman terdiri dari tanaman pelindung, tanaman hias serta tanaman apotek hidup. Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu setiap pukul 9.30 am–6.00 pm. Namun khusus hari Jum’at jam bukanya pada pukul 8.00 – 11.00 dan pukul 14.00 – 16.00. Hari Senin museum ini tutup untuk umum.
Kawasan ini sebelum menjadi museum dikenal sebagai taman tempat berkumpul dan bermainnya warga Kota Padang. Nama taman ini adalah Taman Melati. Dan pada masa penjajahan Belanda, disini juga berdiri sebuah tugu yaitu Tugu Micheils, sayangnya pada masa penjajahan Jepang tugu ini diruntuhkan, dan menurut cerita besi-besinya dibawa ke Jepang.(Adhit)