Gaung ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-75 di tahun 2020 ini memang tidak semarak tahun-tahun sebelumnya. Efek Pandemik Covit-19 memang membuat banyak lini untuk menahan diri dan membatasi dari keramaian serta event yang dapat membuat orang ramai berdatangan. Namun demikian, keseruan lainnya masih bisa diwujudkan, seperti mengunjungi berbagai tempat yang mengandung sejarah kemerdekaan Republik Indonesia ini. Tapi ingat, tetap jaga jarak dan memakai masker yah!
Yah, napak tilas, menyusuri tempat-tempat yang penuh memorial cikal bakal negara Indonesia merdeka, selain menambah wawasan, hal ini juga dapat membuat rasa cinta Indonesia semakin tinggi. Tempat-tempat mana saja yang ada nilai sejarah kemerdekaan Indonesia ? Berikut ini Indonesiatraveler.id memaparkannya!
Rumah Rengasdengklok
Salah satu rumah di Rengasdengklok merupakan saksi sejarah yang sangat kuat dengan Ir.H Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, kedua tokoh yang memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Rumah Rengasdengklok berada di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang yang dahulu ditempati oleh seorang Tionghoa, Babah Djiaw Kie Siong, seorang petani kecil keturunan Tionghoa. Hingga sampai saat ini, rumah itu masih ditinggali oleh keturunannya.
Rumah sejarah Rengasdengklok ini dijadikan sebagai tempat pesiapan pembuatan naskah proklamasi kemerdekaan negara Indonesia. Awalnya rumah ini berada di pinggir Sungai Citarum, namun karena sering terjadi banjir akhirnya rumah ini dipindahkan tidak jauh dari lokasi semula, sekitar 100 meter. Proses pemindahannya cukup unik. Tanpa mengurangi dan menambahi dari kondisi dan model rumah semula, Rumah Rengasdengklok dipindahkan seperti mengangkat rumah utuh ke tempat lain. Dan sampai saat ini, Rumah Rengasdengklok tetap dipertahankan apa adanya. Gratis di buka untuk umum dengan jadwal buka pukul 08.00 – 16.00 Wib.
Alamat: Jl. Perintis Kemerdekaan No.33, R.Dengklok Utara, Kec. R.Dengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41352.
Monumen Kebulatan Tekad
Monumen Kebulatan Tekad yang letaknya tidak jauh dari Rumah Rengasdengklok, berada di sisi Sungai Citarum, Rengasdengklok, Karawang. Konon monumen ini tadinya merupakan markas tentara PETA (Pembela Tanah Air) yang dibangun pada tahun 1950.
Monumen ini berdiri untuk mengabadikan kejadian penculikkan Ir. Soekarno dan Bung Hatta oleh sekelompok pemuda. Yang mana peristiwa penculikkan ini bertujuan untuk mendesak Bapak Soekarno agar mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Keduanya dibawa ke Rengas Dengklok untuk menyusun naskah proklamasi di rumah seorang berdarah Tionghoa yang bernama Djiaw Kie Siong. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 pun Proklamasi dibacakan kepada seluruh rakyat Indonesia, tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Monumen Kebulatan Tekad dikelilingi oleh taman dan sebuah tugu berbentuk kepalan tangan dengan tulisan 17.AUG.1945, hari kemerdekaan Negara Indonesia. Dibawahnya pun terdapat prasasti bertuliskan naskah proklamasi. Sementara itu, empat bulatan seperti telur di samping bulatan besar itu mewakili empat penjuru mata angin. Arti tangan kiri mengepal itu melambangkan tekad para pejuang untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia. Sedikit ulasan sejarah tentang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tertera pada belakang monumen. Dan, biasanya setiap tahun pada 16 Agustus, sehari jelang HUT Kemerdekaan Indonesia, di Monumen Kebulatan Tekad ini selalu mengadakan acara renungan malam.
Alamat: amat: Jl. Raya R.Dengklok, R.Dengklok Sel., Kec. R.Dengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41352
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Museum Perumusan Naskah Proklamasi, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol Jakarta Selatan ini, menjadi saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia. Museum Perumusan Naskah Proklamasi atau disingkat menjadi Munasprok ini, memiliki luas bangunan sekitar 1.138 meter persegi diatas tanah seluas 3.914 meter persegi yang dibangun pada tahun 1920 dengan gaya arsitektur Eropa.
Awalnya, gedung merupakan tempat tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda pada zaman pendudukan Jepang. Beliau adalah seorang jenderal berkebangsaan Jepang yang merelakan rumahnya itu dijadikan markas perumusan naskah proklamasi. Lalu pada tahun 1981, gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Tahun 1982, gedung ini beralih fungsi menjadi perkantoran yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional. Karena historis gedung ini penuh dengan sejarah keberadaan Indonesia, maka pada era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nugroho Notosusanto meminta Direktorat Permuseuman untuk menjadikannya Museum Perumusan Naskah Proklamasi dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 tanggal 24 November 1992.
Alamat: Jl. Imam Bonjol No.1, RT.9/RW.4, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.
Tugu Proklamasi
Tugu Proklamasi merupakan tugu peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indnesia yang berdiri di kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Di taman ini merupakan lokasi bekas kediaman Soekarno, yaitu di Jalan Pegangsaan Timur no. 56, namun rumah itu sekarang sudah hancur.
Di dalam area kompleks Taman Proklamasi ini berdiri monumen dua patung Soekarno-Hatta yang berukuran besar, berdiri berdampingan. Moment ini sesuai dengan yang ada di dokumentasi foto saat naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Sementara naskah proklamasinya berada di tengah-tengah dua patung tersebut, yang terbuat dari lempengan batu marmer hitam. Susunan dan bentuk tulisan yang tertera dibuat mirip dengan naskah ketikan aslinya.
Jika Traveler menyambangi taman ini, akan menemukan tiga tugu peringatan yaitu Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia, Tugu Petis dan Monumen Pahlawan Proklamator Soekarno-Hatta. Taman ini dibuka untuk umum dengan jam buka 06.00 – 21.00 Wib.
Alamat: Jl. Proklamasi No.10, RW.2, Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320.
Gedung Joang ’45
Gedung Joang ’45 atau yang akrab disebut Museum Joang 45 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1974. Sebelum menjadi museum, tempat ini adalah Hotel Schomper yang dibangun sekitar tahun 1920, yang dikelola oleh LC Schomper, seseorang yang berkebangsaan Belanda.
Setelah menjadi museum, gedung ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Di museum ini, banyak dipamerkan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Seperti mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, juga Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini, selain itu banyak juga lukisan-lukisan dan diorama yang menggambarkan kejadian sekitar tahun 1945 -1950, juga foto-foto dokumentasi terkait. Sungguh, begitu memasuki ruangan ini, aura suasana membawa kita pada era zaman kemerdekaan dahulu.
Museum Joang 45 dibuka untuk umum dengan banyak fasilitas yang bisa dinikmati. Ada Bioskop Joang 45, perpustakaan tentang sejarah ilmiah dilengkapi dengan cerita-cerita perjuangan untuk anak-anak, foto studio, souvenir shop dan masih banyak lagi. Lengkap dan pastinya makin seru. Untuk jam bukanya pukul 08.00 – 16.00 WIB (Selasa-Minggu buka, Senin libur)
Alamat: Jl. Menteng Raya No.31, RT.1/RW.10, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340.
Museum Kebangkitan Nasional
Awal mula sebelum menjadi Museum Kebangkitan Nasional, gedung ini merupakan sekolah kedokteran yang didirikan Belanda pada tahun 1902, untuk para pelajar pribumi dengan nama STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten). Sejumlah tokoh nasional pergerakan bangsa juga pernah mengenyam pendidik disini, seperti Ki Hadjar Dewantara, R. Soetomo dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Gedung ini juga merupakan saksi bisu lahirnya beberapa organisasi pergerakan kebangsaan seperti Boedi Oetomo, Jong Minahasa, Jong Ambon, Trikoro Dharmo (Jong Java) dan lainnya. Dalam perjalanannya, gedung ini banyak beralih fungsi, hingga pada tahun 1974, bersama Presiden Soeharto, gedung ini diresmikan sebagai Gedung Kebangkitan Nasional, setelah sebelumnya pada tahun 1973, bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memugar gedung ini. Jika Traveler ingin berkunjung, jam buka untuk publik dimulai pada pukul 09-00 – 15.00 (Selasa – Jumat buka, Sabtu – Senin tutup)
Alamat: Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, RT.4/RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410.
Nah, Traveler, siap menapak tilas mengenang jejak-jejak perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia melalui tempat-tempat tersebut? Dijamin rasa kebangsaan akan semakin bergelora. Yuuk….(Niel)