Primadona Dari Mentawai

Dengan alat penerangan seadanya yaitu lima buah obor, dua Sikerei bersiap-siap untuk membawakan tarian khas atau primadona Mentawai. Sedangkan yang lain sudah bersiap dengan alat musik seperti gendang sebagai alat musik utama dan hentakan kaki.

Suasana mistis begitu terasa ketika alunan musik terdengar untuk mengiringi Sikerei mambawakan Turuk Laggai atau tarian adat yang menyimbolkan binatang yang ada di lingkungan yang mereka tempati, Dalam turuk langgai, liukan tubuh dan rentakan kaki penari mengikuti irama gendang (gajeumak) seperti menirukan tingkah hewan seperti elang, ayam bahkan monyet. Binatang yang mereka tirukan itu memang binatang yang benar ada di sekitarnya dan mereka lihat. Meski masyarakat Mentawai menjadikan binatang-binatang itu sebagai santapan, mereka juga tetap menjaga pertumbuhan dan kelestarian.

“Semua tarian itu memiliki makna dan arti menyatu dengan lingkungan yang mereka tempati dan memiliki kearifan dalam menjaga lingkungannya,” ujarnya Aman Lau Lau sehabis membawakan Turuk Laggai
Turuk langgai yang mereka tampilkan ada dua macam. Yaitu, turuk puliaijat (ritual pengobatan) dan turuk punen (tarian pesta). Turuk puliaijat tidak akan ditampilkan dalam saat pesta, karena itu dilarang (kei-kei). Kenapa dilarang, menurut Selester, karena turuk tersebut melibatkan roh-roh halus saat melakukan pengobatan.

Tidak salah ketika mereka melakukan ritual turuk puliaijat itu sering terjadi kesurupan.Sebab banyak roh halus yang memasuki tubuh para sikerei (dukun) untuk menuntun mereka mengetahui sebab penyakit dan penujukkan obatnya kepada pasien yang menderita atau sakit.

“Dalam turuk biasanya yang sangat dibutuhkan kelihaian menghentakan kaki yang sesuai dengan bunyi gendang dan kedua adalah menirukan gerakan yang ditarikan,” ujar Aman Lau Lau. Untuk penari biasanya hanya memakai kabit (cawat) dan manai (bunga-bunga) serta aksesori dari bahan alam lainnya yang dibuat oleh orang Mentawai.

Turuk ini merupakan ciri khas bagi orang Mentawai dan banyak digemari oleh orang asing yang berkunjung ke Mentawai. Namun turuk ini tinggal tersisa di pulau Siberut khususnya di desa Madobak, Ugai dan Butui Anda dapat menjumpai kekhasan kebudayaan lokal Mentawai. Anda penasaran? Tunjukan jiwa petualang Anda sambil menikmati keindahan pantainya.

 

Subscribe

Related articles

Tradisi Unik Saat Ramadhan di Pontianak

Bulan Ramadhan merupakan satu dari dua belas bulan hijriah yang paling...

Pengalaman Denny Sumargo Hampir Dijemput Maut Saat Traveling

Aktor Denny Sumargo (35) memiliki hobi melakukan jalan-jalan (traveling),...

Kue Khas Aceh Cocok Disajikan untuk Takjil Buka Puasa

Masih bingung mau buka puasa pakai apa? Nah, kue...

Dubai sambut Ramadhan di bawah Sengatan Matahari

Kehidupan di Dubai bisa dikatakan berhenti selama siang hari...

Wisata Religi di Masjid Al Jabbar Bandung

Anda mungkin sudah tidak asing dengan nama masjid yang satu ini...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here