Hampir seluruh masyarakat Tionghoa di dunia pada hari ini merayakan Imlek. Hari raya yang identik dengan acara kumpul keluarga memiliki beberapa hidangan khas seperti kue keranjang, mie goreng, ayam, bebek dan Yu Sheng Salad.
Guru Besar Studi Cina Universitas Indonesia, Hermina Sutami mengatakan, hidangan yang disajikan tidak jauh berbeda dengan di Cina. Sebab, leluhur masyarakat Tionghoa di Indonesia membawa serta budaya kuliner saat bermigrasi ke Nusantara.
“Kalau leluhurnya suka memakan mi pakai pete, ya keluarganya harus masak itu untuk ditaruh di meja (sembahyang) leluhur. Apa yang disukai leluhur, itulah yang dihidangkan (di atas meja sembahyang untuk leluhur) ,” ujar Hermina, Sabtu (25/01/2020).
Dia menjelaskan, jika leluhur menyukai jajanan pasar maka jajanan tersebut sudah pasti akan dihidangkan sebagai hidangan sembahyang.
Sementara itu, di Cina yang memiliki luas wilayah hingga 10 juta kilometer persegi, juga memiliki jutaan budaya, kebiasaan yang berbeda-beda. Termasuk hidangan kuliner, ada perbedaan antara provinsi di utara dan di selatan.
“Masyarakat provinsi selatan dalam hidangannya akan terdapat ikan, sementara utara lebih ke hidangan sejenis jiaozi seperti suikiaw dan kuotie (sejenis pangsit)” kata hermina.
Dia menjelaskan contoh paling unik yaitu tidak semua orang Cina tahu ada kue keranjang. Sebab, Kue tersebut berasal dari provinsi selatan, sehingga orang provinsi utara tidak tahu kue keranjang.
Padahal di Indonesia, hampir semua orang Tionghoa tahu kue keranjang. Mengapa bisa? “Untuk imigrasi sendiri, masyarakat provinsi utara RRT tidak ada yang datang ke Indonesia karena terlalu jauh. Mereka cenderung menuju ke Amerika dan Eropa karena dekat,” ujarnya.