Meskipun keberadaannya ada di pojok, bahkan bisa dibilang ‘ngumpet’, di ujung Jalan Kemang Utara daerah Jakarta Selatan, Javara Culture Resto, salah satu resto unik dengan konsep interiornya lebih ke Rustic ini, selalu ramai dikunjungi. Pelanggan-pelanggannya pun terbilang tidak sembarang, mulai dari kalangan pebisnis, kaum socialita, bahkan orang-orang asing pun seperti dari Parlemen Amerika, Parlemen Inggris dan lainnya. Resto yang tepatnya berada di Graha BS Lantai 1, Jalan Kemang Utara A No. 3, Bangka, Mampang Prapatan, RT.13/RW.1, Bangka, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini, sudah tidak diragukan lagi hasil racikan masakannya.
Menunya selalu dari bahan organic sehingga menghasilkan cita rasa dan segi kwalitas yang prima. Benar-benar mengangkat kuliner Indonesia dengan segala keotentikannya. Sebut saja mie pelangi tuna dabu-dabu, bolognaise, mie godok yang mengambil bahan dasar mie-nya dari tumbuh-tumbuhan organic, seperti bayam organic dan sayuran organic lainnya. Mie ini merupakan produksi sendiri dari Javara Culture, lho!
Juga menu tumis jantung pisang, daging sapi batokok, serta aneka minuman seperti kopi santan gula aren, iced blue pea latte, lemonade bunga telang, dan banyak lagi pilihan menarik lainnya. Semuanya mengandung bahan-bahan organic.
Selain memproduksi menu-menu diatas, untuk menambah variasi, sesekali di resto ini menampilkan event-event yang berkaitan untuk mengangkat penganan nusantara. Seperti jamuan-jamuan yang sifatnya tematik, jamuan dari duta papua, jamuan dari duta kalimantan, jamuan suku sasak, dan lainnya. Javara Culture Resto selalu mengangkat budaya pangan Indonesia baik dari sisi produk maupun dari sisi kuliner.
“Semua yang tersaji disini merupakan hasil dari para petani langsung yang pengelolaannya sesuai standart organic kami. Basic-nya, Javara membantu para petani untuk meningkatkan nilai jual produksinya, misal, membantu mendapatkan lahan sertifikat petani, seperti sertifikat organik lahan petani. Karena keotentikan dari organik nilainya lebih tinggi. Tanpa bahan kimia, itu adalah konsep Javara,” urai Helianti Hilman, founder & chairperson Javara Indigenous Indonesia.
“Kami selalu fokus pada pangan-pangan warisan yang bernutrisi, tranding, sesuai global diet, misalnya beras. Kami memunculkan beras-beras kuno, seperti cempo merah, sauda, andel abang, dan lainnya. Merk-merk ini sangat tranding di era tahun 60-an, dan Indonesia sangat terkenal dengan ribuan jenis beras…mulai dari yang tumbuhnya di pantai, di rawa, di sungai, daerah kering…ini semua mulai terlupakan. Nah, kami fokus memunculkan kembali pangan nusantara yang terlupakan ini,” ungkap Helianti lagi.
Javara Culture Resto memang unik, selain menyajikan masakan siap saji, disini juga tersedia produksi bahan-bahan organic yang bisa dibeli. Selain itu, foodlover juga bisa belajar atau mengikuti cooking classes. Banyak workshop yang diselenggarakan disini. Tak heran, Javara Culture Resto merupakan creative space untuk foodlover, jadi yang mereka dapat di sini benar-benar full experience. Sesuai konsep resto ini, shop, eat and learn. Belanja, makan dan belajar.
Lebih lanjut, Helianti pun menjelaskan bahwa Javara Culture sudah lebih dari 12 tahun menghidupkan kembali pangan terlupakan seluruh nusantara, produk pangan terlupakan dari Aceh sampai Papua. Misalnya dari papua, ada garam yang dibentuk dari tanaman, krn di papua ada beberapa tanaman yang asin. Ada yang dari nipah, ada yang dari sejenis rotan dan sebagainya.
Dan, sudah lebih dari 900 hasil produksi Javara Culture, sementara 250 produksi sudah sertifikasi organic standart Eropa, Amerika, Jepang. Javara Culture sudah mengeksport ke lebih dari 24 negara di lima benua.