Mencari sajian kuliner makanan Timur Tengah memang banyak di Jakarta. Tapi yang benar-benar authentic, dengan cita rasa yang benar-benar menggugah selera, hanya ada di Marrakech Cuisine. Disini, semua sajian hidangannya benar-benar lezat. Marrakech Cuisine merupakan restoran dengan menyajikan menu ala Maroko. Kata Marrakesh dikenal sebagai Mutiara dari Selatan, yaitu kota di Barat daya Maroko di kaki Pegunungan Atlas. Sehingga, dari namanya saja, sudah sangat ikonik menu masakan khasnya Maroko.
Kuliner Maroko memang memiliki rasa yang istimewa, tidak ada kemiripan sama sekali dengan kuliner Arab atau kuliner Turki. Semua jenis masakan Maroko di restoran ini disajikan dengan roti khas Maroko, yaitu Khoubez, terbuat dari tepung Semolina. Dan bagi para pecinta pedas, dapat ditambahkan dengan cabe Jalapeño yang juga disediakan.
Di Marrakech Cuisine, menu full tersedia mulai dari salad, sup dan menu utama. Salah satu menu andalan, Couscous by Fatimah El Baamri, yang  disajikan dengan ayam dan sayuran sangat lezat rasanya. Ini merupakan resep keluarga, biasanya di negara Maroko merupakan tradisi santap setiap hari Jumat. Menu ini bisa disebut sebagai ‘nasinya’ Maroko dan bisa disajikan dengan daging kambing atau pun ayam. Menu Couscous by Fatimah El Baamri ini disajikan sangat unik, dalam sepiring tagine terdapat potongan ayam, berbagai jenis sayuran, kacang chickpeas, serta couscous berwarna kuning terang. Dengan tekstur dari ayamnya yang empuk, dengan bumbu yang begitu meresap, tapi tak terasa kuat. Couscousnya memiliki tekstur renyah namun lembut, sangat pas untuk disantap bersama daging ayam dan aneka sayuran.
Yah, semua penyajian makanan di resto ini sangat memikat. Disajikan dengan cara yang sangat unik dan keren. Berbagai menu masakan tersebut dimasak lalu disajikan dalam pot tanah liat bernama tagine. Proses memasak yang dilakukan selama dua jam lamanya membuat teksur berbagai hidangannya jadi sangat lembut, dan tentunya lebih sehat karena tak digoreng sama sekali. Cita rasanya pun tetap terjaga, tidak terlalu medok namun ringan rasanya walaupun banyak rempah-rempah yang digunakan dalam proses memasaknya.
Menu lainnya yang tak kalah lezatnya adalah beef tagine raisin, terdiri dari bola-bola daging sapi cincang yang dicampur telur ceplok, lalu di siram saus tomat dan kismis. Rasanya? Sungguh menghasilkan cita rasa yang segar namun tetap ringan. Juga menu andalan Marrakech Cuisine lainnya, yakni lamb shank with prune, daging domba panggang yang dikombinasi dengan buah prune. Tekstur daging dombanya yang sangat empuk, berpadu dengan tambahan buah prune menciptakan sentuhan rasa asam yang menyegarkan, namun masih ada rasa manis pada ujung lidah.
Keunikan dan kekhasan masakan di Marrakech Cuisine ini, setiap menu masakan selalu memakai minyak zaitun dan saffron, yang langsung didatangkan dari Maroko. Minyak zaitun asli Maroko memang memiliki aroma yang lebih harum dan rasa khas zaitunnya yang lebih kuat ketimbang yang dijual di Indonesia.
Untuk sajian minumannya, Marrakech Cuisine juga menyediakan teh dan kopi Maroko. Sajian minuman ‘nous nous coffee’ atau kopi setengah-setengah merupakan cara penyajian setengah kopi dan setengah susu yang digemari di Maroko. Juga ada Moroccan tea, yaitu teh mint khas Maroko yang bisa dinikmati dengan gula atau plain (tawar). Tidak kalah segarnya dengan Moroccan mix juice, jus yang banyak ditemukan di Maroko dengan campuran buah-buahan yang biasa digunakan di sana.
Maroko Style
Menyantap hidangan di Marrakech Cuisine tidak hanya semata rasa makanannya yang membawa kita ke alam negara Maroko. Suasana resto yang sengaja diciptakan seperti sedang berada di Maroko. Begitu memasuki resto, nuansa ruangan dengan desain minimalis ada di depan mata. Seperti resto-resto di Maroko sana, interiornya memang dibuat sangat simple, tidak terlalu ramai dengan banyak ornamen dekorasi. Hanya beberapa lampu kaca warna warni yang digantung di langit-langit resto, serta pajangan seperti belga (sandal khas Maroko), juga ada tagine (pot tanah liat) yang menghiasi beberapa sudut resto sehingga memberi kesan sentuhan ala Maroko.
Sebagian besar barang-barang dekorasi tersebut di impor langsung dari Maroko. Tak heran, pengunjung yang menyantap hidangannya pun jadi merasa nyaman dan betah. Terdapat berbagai macam area makan, ada yang publik atau berramai-ramai, juga ada yang private, mau tempat duduk di area merokok juga disediakan.
Maria Rotinsulu El Mourabiti, pemilik Marrakech Cuisine memang sengaja mencipta sebuah resto khas yang sangat authentic Maroko. Maria yang bersuamikan asli Maroko ini, belajar memasak selama 2 tahun di Maroko yang langsung dapat bimbingan dari ibu mertuanya yang memang terkenal pandai memasak. Ini merupakan resep keluarga dari suaminya. Ia lalu membagi ilmunya dengan chef Indonesia yang langsung bisa menguasai masakan autentik makanan Maroko ini yang diterapkan di restonya ini. Menu andalan yang disediakan di Marrakech Cuisine merupakan menu tradisonal dan resep keluarga, yang cita rasanya sangat lezat. Dan untuk menjaga cita rasa ini, Maria sengaja mendatangkan bahan-bahannya langsung dari Maroko.
Saat ini, saat pendemik corona COVIT-19 merebak, dimana semua orang diharuskan ‘stay @home’, Marrakech Cuisine melayani menu makanan take away. Ada menu brochetta beef/lamb with briyani rice, mandhi rice chicken/lamb, shawarma chicken/lamb, briyani kofta beef/lamb with cheese, dan lainnya.
So, apapun kondisinya, sajian makanan khas Maroko dari Marrakecah Cuisine ini, tetap bisa dinikmati!(Nil/Advertorial)
Marrakech Cuisine :
Jalan Wolter Monginsidi No. 39, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jam buka: Setiap hari, pukul 11.00 – 23.00 WIB (normal – selama WFH, buka dari pukul 11.00 – 20.00)