Goa Garba adalah salah satu peninggalan purbakala yang berada dibawah Pura Agung Pengukur-ukuran. Goa yang berada di Gianyar ini merupakan sebuah ceruk pertapaan yang dipahat pada dinding tepi jurang Sungai Pakerisan. Untuk mencapai cagar budaya ini, Traveler terlebih dahulu harus turun melewati gapura yang tangganya tersusun rapi yang terbuat dari batu kali. Jika dicermati lebih detail, Traveler akan menemukan bekas telapak kaki manusia yang berada di antara tangga tersebut. Konon, ini merupakan telapak kaki dari orang yang membuat ceruk pertapaan tersebut yaitu “Kebo Iwa”. Kebo Iwa adalah seorang yang sakti mandraguna yang sangat terkenal di era tersebut.
Diatas Goa Garba terdapat beberapa kolam berikut pancurannya, dan pada sisi salah satu kolam tersebut ada sebuah lubang masuk menuju goa. Dalam Goa Garba terdapat tulisan ‘Sra’ yang dipahat. Memang, goa ini sering dikunjungi oleh orang-orang yang ingin melakukan meditasi.
Goa ini merupakan salah satu situs bersejarah, peninggalan purbakala di Pejeng Kelod, Tampaksiring, Gianyar. Berdasarkan prasasti yang terdapat pada Pura Pengukur-ukuran, diperkirakan goa ini berdiri pada abad 12 Masehi, pada pemerintahan Raja Jayapangus. Kawasan Goa Garba ini terlihat sangat cantik dengan dikelilingi tebing dan juga pepohonan tropis yang cukup lebat. Tak heran kalau kawasan ini terasa begitu sejuk, apalagi Goa Garba berada di sebelah Timur Tukad (sungai) Pakerisan. Tempat ini masih sangat asri dan lingkungannya cukup tenang, sehingga selain sebagai tujuan wisata goa ini juga ideal sebagai tempat meditasi, suasana dan aura alamnya cukup magis.
Goa Garba memang tidak terlalu besar, goa yang merupakan ceruk pertapaan tersebut, hanya sebuah ruangan dengan luas sekitar 200 meter persegi. Selintas goa ini tampak seperti lorong terowongan ke bawah, lubang tersebut menuju ke perut bumi. Jika saat pujawali atau piodalan maka pemangku melakukan persembahan ke bawah. Ada dua buah ceruk yang berada sebelum tangga batu menuju gapura Goa Garba, ceruk tersebut pada masanya digunakan sebagai tempat meditasi. Dua buah ceruk tersebut terlihat berbeda, ceruk yang lebih besar digunakan oleh masyarakat umum, sedangkan di sebelahnya yang ada tanda Sri digunakan oleh kaum ningrat. Namun saat ini hal itu tidak berlaku lagi, siapa pun yang ingin melakukan meditasi bebas memilih ceruk yang mana yang ingin dipakai.
Goa Garba terletak di Banjar Samigunung, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Bali. Untuk mendukung sektor kepariwisataan, saat ini dilokasi Goa Garba terdapat pelataran parkir yang luas. Bahkan untuk tetap terjaganya kebersihan lingkungan Goa Garba, maka tersedia orang-orang yang bekerja menjaga kebersihan disini, mereka telah mengabdi selama bertahun-tahun dilokasi cagar budaya ini. Bagi Traveler yang ingin berkunjung ke goa ini, diperlukan waktu lebih kurang 50 menit perjalanan dari Kota Denpasar Bali bila menggunakan kendaraan bermotor, karena jarak dari Denpasar sekitar 34 kilometer.(Rafa)