Pulau Muna adalah sebuah pulau yang terletak di jazirah ujung pulau Sulawesi Tenggara dengan memiliki luas sekitar 205.769 hektar. Berdiri dikelilingi pulau-pulau kecil yang tersebar di kawasan perairannya, menciptakan Kabupaten Muna menghadirkan panorama yang menakjubkan.
Berikut ini, Indonesiatraveler.id menghimpun empat destinasi wisata andalan Pulau Muna, yang asyik dan seru untuk dieksplore. Keempat destinasi wisata itu memiliki view yang sangat indah.
Pantai Meleura
Pantai Meleura menawarkan pemandangan laut yang menakjubkan dan air laut yang tenang. Fitur terbaik yang ditawarkan di pantai yang menyejukkan ini, adalah pasir putih dan airnya yang jernih. Garis pantainya cukup dangkal, sehingga Traveler dapat bermain dengan sepuasnya di dalamnya. Apalagi ombaknya tenang, aman bagi wisatawan untuk berendam.
Pantai Meleura terletak di Desa Lakarinta Kecamatan Lohia yang berjarak sekitar 18 km dari Kota Raha yang menjadi ibukota Muna. Traveler hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke pantai ini dengan menggunakan mobil maupun motor. Akses jalannya cukup mulus dan aman. Lokasinya memang tidak begitu jauh dari kawasan kota, tak heran pantai ini sering dikunjungi banyak wisatawan.
Selain panoramanya yang memang sangat menakjubkan, disana juga terdapat penangkaran penyu. Situs penangkaran penyu ini letaknya pada bagian utara pantai, sekitar 250 meter dari lepas pantai. Menuju ke area penangkaran ini, Traveler dapat menjangkaunya melalui sampan atau perahu bebek. Penangkaran penyu itu sendiri berupa teluk yang dikelilingi tebing batu. Fungsi tebing-tebing inilah yang menjadi pagar untuk melindungi penyu-penyu di dalamnya.
Danau Napabale
Danau Napabale merupakan sebuah danau yang terletak di kaki bukit, dihubungkan ke laut melalui sebuah terowongan alami yang panjangnya sekitar 200 meter.   Terowongan inilah yang menghubungkan danau dengan pantai yang berada di sebelah bukit. Pada saat air laut surut, Traveler dapat melewati terowongan tersebut. Objek wisata ke Danau Napabela merupakan perpaduan antara wisata pantai dengan wisata danau.  Traveler siap disuguhi pesona danau yang eksotis sekaligus pantai yang menawan. Hal ini dapat ditemui melalui terowongan panjang yang menghubungkan danau ini dengan pantai.
Dari posisi di Danau Napabela untuk menuju kawasan pantai, Traveler dapat menyewa sampan dengan menyusuri perairan danau,  lalu melewati terowongan panjang sebelum tiba di pantai.  Atau, selain menggunakan sampan, perjalanan menuju ke pantai dapat juga dilakukan dengan cara berenang atau menyelam untuk melewati terowongan tersebut.   Hal ini dapat dilakukan bagi Traveler pencinta diving. Keberadaan pantai dan danau Napabale menjadi salah satu spot terbaik di Muna. Pemandangan Danau Napabale memang indah, berada di tengah perbukitan karst dan berair tenang.
Pantai Bungin Pinungan
Pemandangan Pantai Bungin Pinungan yang terletak di Kecamatan Towea, sangat indah dan mempesona. Keindahan pemandangan pantai ini ikut didukung dengan keberadaan pohon mangrove yang berjejer pada bibir pantai, berpadu dengan hamparan pasir putihnya. Dataran hamparan pasir Pantai Bungin Pinungan ini, memiliki ukuran yang sangat luas dan panjang.  Masyarakat Pulau Towea ini biasa menyebutnya dengan sebutan pasir usung (pasir timbul).
Kawasan Pantai Bungin Pinungan sangat memanjakan bagi Traveler yang memang ingin berleha-leha, melepaskan kepenatan sesaat. Bungin Pinungan merupakat tempat wisata yang masih terjaga sampai saat ini.  Diterpa semilir angin sepoi-sepoi sambil menikmati suguhan pesona panorama alamnya nan eksotis.
Objek wisata ini terletak antara daratan Kendari dan Konawe Selatan, Pulau Muna dan Pulau Buton. Ini merupakan pertemuan tiga arus, yaitu arus Selat Tiworo, arus laut banda dan arus Selat Buton. Untuk menuju lokasi wisata ini, Traveler harus melalui penyeberangan dermaga Feri Tampo dengan menggunakan kapal katinting. Jarak tempuh untuk ke sana pun hanya memakan waktu sekitar setengah jam.  Jika Traveler berasal dari Kendari, dapat melalui jalur darat dari Jembatan penyeberangan Lainea Konawe Selatan, lalu perjalanan laut yang hanya memakan waktu sekitar 10 menit menuju Kepulauan Towea ini.
Goa Liangkabori
Goa Liangkabori merupakan pusat peradaban Muna di masa prasejarah.   Sekilas bentuknya mirip mulut manusia. Keunikan goa ini, di dalamnya memiliki lukisan buatan manusia purba yang dibuta pada 300 atau 400 tahun silam. Lukisan ini menggambarkan kehidupan masa lalu. Lukisan ini merupakan saksi sejarah perkembangan masyarakat Muna. Yah, jejak sejarah yang dapat dilihat di goa ini, berupa ratusan lukisan pada dinding-dinding goa, yang dibuat dari tanah merah dicampur dengan getah pohon.
Goa ini telah dijadikan cagar budaya sejak tahun 1930 oleh Belanda. Liangkabori pun menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah. Dalam bahasa Muna, Liang berarti goa dan Kabori berarti tulis, sehingga Liangkabori artinya goe bertulis atau bergambar. Goa ini terletak di Desa Liangkabori, Dusun 2, Kecamatan Lohia, Muna, berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Raha. Untuk menuju ke Goa Liangkabori, Traveler dapat melewati jalan poros Raha-Mabolu, Kecamatan Lohia.  Kemudian memasuki lorong di perbatasan Desa Mabolu dan Desa Liangkabori.(Adhit)