Wisata Maribaya memang terkenal dengan pesona alamnya yang begitu memikat, dengan suasana yang sangat menyejukkan dan udara yang begitu bersih. Tak heran, wisata ke tempat ini selalu menjadi prioritas banyak warga sekitar Jakarta bahkan juga masyarakat di luar Jakarta. Spot andalan yang paling terkenal di Maribaya adalah menikmati Natural Hot Spring, air panas nan alami yang berada di daerah pegunungan Maribaya ini. Ini merupakan tempat pemandian air panas, dimana pengunjung dapat menikmati hangatnya berendam di kolam air panas, diantara udara yang begitu menyejukkan serta pemandangan alam nan asri. Kolam air panas alami ini mengandung belerang sehingga banyak yang mempercayainya untuk digunakan sebagai pengobatan juga. Natural Hot Spring menyajikan berbagai jenis kolam pemandian air panas,  sesuai kebutuhan pengunjung mulai dari Deluxe Pool, VIP Pool, Foot Spa, dan kamar berendam privat.
Maribaya Natural Hot Spring terletak di Jalan Maribaya No. 105/212, Langensari, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kawasan ini selain digemari oleh wisatawsan lokal, saat sebelum pandemi juga banyak diminati wisatawan asing karena memiliki air terjun alami. Traveler akan menikmati 2 air terjun atau curug yaitu Curug Cigulung dan Curug Cikawari. Bayangkan, sensasi suara gemericik air terjun, diantara pemandangan nan indah hijaunya hutan pinus di sekeliling Maribaya Natural Hot Spring ini. Banyak sudut yang dapat dinikmati di kawasan air terjun ini. Sengaja diciptakan dan disiapkan untuk memanjakan pengunjung yang datang ke tempat ini. Ada platform dimana Traveler dapat melihat dan menikmati puas pemandangan alam nan indah ini sambil bersantai dan berswaphoto.
Sajian makannya pun juga lengkap disini. Mulai dari konsep food court sampai restoran dan cafe, tersedia disini. Salah satu cafe yang menyajikan suasana romantis, yaitu Twig Cafe, sering menjadi andalan untuk tempat menghabiskan waktu sambil menikmati sajian di kawasan Maribaya Natural Hot Spring ini. Nuansa Twig Cafe sangat romantis, yang desain tempatnya mengusung ornamen yang didominasi dari kayu serta view-nya yang memanjakan pandangan mata, yaitu langsung menghadap ke air terjun.
Traveler pencinta swaphoto juga termanjakan dengan banyak spot unik dan keren yang menjadi latar photo. Ada jembatan penghubung antara pintu masuk dan lokasi yang cukup keren, yaitu sebuah jempatan kayu yang memiliki tiang persegi panjang nan kokoh, berdiri di atas aliran sungai dan dikelilingi dengan rimbunnya pohon-pohon tinggi. Juga sederet diorama yang letaknya di ujung gerbang atau jembatan. Dinding dengan ukiran diorama ala wisata dan patung seorang emak-emak memegang kendi besar sedang menuangkan air, sering menjadi antrian untuk teman berswaphoto.
Ada Rainbow Bridge, jembatan dengan warna-warni pelangi yang jika dijadikan latar photo akan menghasilkan gambar yang cantik dan menarik. Juga ada Skywalk, yang berada di kawasan amphitheater. Memang tidak terlalu panjang, namun spot photo disini sangat indah dan mengasyikkan. Serta spot photo berbentuk Love Lock, semacam pagar kawat melingkar yang dipenuhi dengan gembok. Traveler bersama pasangan dapat menulis nama di gembok lalu menguncinya disini. Romantis, bukan! Serta spot-spot keren lainnya yang asyik untuk dijadikan latar berfoto, seperti Jungle Swing, Cikawari Photo Spot, Mini Zoo, Rumah Hobbit dan lainnya.
Mitos Asal Usul Maribaya
Menurut cerita dan kepercayaan warga setempat, nama Maribaya berawal dari nama seorang gadis cantik, kembang desa yang letaknya tidak jauh dari lokasi air terjun dan pemandian air panas Maribaya. Karena kecantikan Maribaya, membuatnya menjadi idaman semua orang terlebih lagi para pemuda yang sedang mencari pasangan hidup. Takut karena kecantikan anaknya akan menjadi malapetaka dalam keluarga, maka sang ayah bernama Eyang Raksa Dinata pergi bertapa ke Gunung Tangkupan Perahu untuk mencari wangsit untuk menghindari ‘perang’ dari para pemuda untuk memperebutkan anak gadisnya ini.
Sekembalinya dari bertapa, Eyang Raksa Dinata menjalankan wangsit dengan menumpahkan bokor, lalu muncullah sumber air panas yang mengandung bau belerang. Keberadaan sumber air panas ini oleh Eyang Raksa Dinata dikembangkan sehingga banyak orang berdatangan ke tempat ini, baik untuk sekedar jalan-jalan atau berobat. Eyang Raksa yang awalnya bertapa hanya ingin menghindari pertumpahan darah diantara para pemuda karena ingin memperebutkan anaknya, malah mendapat berkah berupa penghasilan akibat banyak orang yang datang ke tempat air panas yang dia temukan ini.(Simple Destination)