Kiprahnya di dunia akting tidak diragukan lagi. Terbukti, film-film yang diperaninya mendapat sejaumlah penghargaan dari mancanegara. Lewat short movie ‘Lasagna”, mendapat juara 1st Europe On Screen 2018, dan di film yang sama juga mendapat penghargaan ‘official selection on Bogota Short Film Festival 2019’. Begitu juga dalam short movie yang berjudul Ruwatan, sederet penghargaan pun diraihnya. Official Selection untuk Balinale 2019, Oaxaca Film Festival di Mexico 2019, Sewon Screening 2019 di Jogyakarta, BIFF 2019 di Bandung dan Sea Movie dan Europe Premier 2020 di Irlandia. Inilah wanita bernama lengkap Vonny Anggraini, salah satu pemeran utama dalam film-film tersebut.
Itulah awal cerita kami di suatu cafe di bilangan FX Mal Jakarta Selatan, menghabisi sore yang berselimut kemacetan Jakarta. Segelas ice coffee, secangkir green tea dan sepiring singkong goreng yang jadi favorit cemilan kami, menemani obrolan ini.
“Satu kebanggaan tersendiri ketika dedikasi saya dalam dunia akting justru banyak mendapat penilaian istimewa dari negara-negara asing,” ujar Vonny yang juga membintangi series / webseries Detektif Cinta (Net TV), Rama Mencari Cinta, Keluarga Cinta Serius, Serial Ramadhan Keluarga Hijrah dan banyak lagi.
Akting memang sudah mendarah daging bagi wanita berzodiak aries ini. Berawal dari kecintaannya bermain theater. Baginya, theater itu akting life, bebas berekspresi karena langsung berhadapan dengan penonton. Seringnya Vonny tampil dalam theater keliling, akhirnya Vonny mendapat kesempatan bermain dalam layar lebar. Casting pertama, Vonny langsung mendapat peran dalam film Wanita Tetap Wanita pada tahun 2013. Sejak itu, tawaran berakting pun mengalir.
Saking tidak mau terganggu aktifitas aktingnya, wanita lulusan sastra Jepang UI ini memilih bekerja freelance pada perusahaan Daya Dimensi Indonesia sebagai associate consultant hukum human resource sejak tahun 2004 sampai sekarang.
“Berkali-kali ditawarin untuk jadi karyawan tetap, tapi selalu saya tolak. Saya tidak mau mengecewakan. Dengan begini, ketika ada jadwal syuting, saya tidak feeling guilty untuk meninggalkan kantor berlama-lama. Thank’s God, perusahaan sangat mengerti kondisi saya ini. Saya kerja kan base on project. Selesai project baru berani ambil tawaran syuting,” kata Vonny, yang wajahnya juga menghiasi perikalan Indonesia sembari menyeruput ice coffee favoritnya.
Dalam mengimbangi totalitas antara bekerja kantoran dan syuting iklan maupun film, satu kebiasaan yang rutin dilakukan Vonny adalah olah raga lari. Awalnya hanya ingin menjaga kesehatan dengan rutin berolah raga lari. Dari kesukaannya ini, berlanjut mengikuti berbagai kompetisi lari.
“Pertama kali ikut lomba lari tahun 2014 mandiri 10 kilo, dapet medali kok seneng banget dan jadi ketagihan ikut lomba terus,” ujar Vonny yang pernh ikut lomba lari sampai ke Pontianak, Samosir, Toraja dan lainnya yang akhirnya menghantar Vonny ikut dalam ‘charity run’.
“Ditawari pertama kali ikutan charity run event nusantaran 75 kilo…sempet nggak pede karena selama ini terjauh baru 21 kilo, tapi semua teman mensupport, akhirnya saya ikutanlah,” ujar Vonny.
Apa itu charity run?
Penggalangan dana untuk kegiatan sosial melalui kompetisi lari. Sejumlah uang yang dikumpulkan oleh peserta lari (peserta terbatas), dan uang tersebut mereka dapati dari para donatur atau sponsor yang akan disumbangkan untuk suatu kegiatan amal. Biasanya disumbangkan untuk kemananya sudah ditentukan dari awal. Peserta yang sudah mendaftar, oleh panitia dibuatkan platform / link yang berfungsi sebagai wadah si peserta lari untuk mengiklankan dirinya meminta sumbangan. Dalam periode tertentu, sumbangan dikumpulkan, dan pada acara puncaknya selain para peserta lari menunjukkan aksinya, uang yang sudah terkumpul pun disalurkan.
“Saya dapat sehatnya dari olah raga lari, sekaligus bisa berbagi kepada yang membutuhkan dengan mengikuti ‘chalenge’ menyelesaikan jarak tempuh lari yang dikompetisikan. Dan yang seru lagi, biasanya saya satukan dengan paket liburan,” kata Vonny yang pernah mengikuti ‘2019 Run To Care Meulaboh – Banda Aceh 250 km’.
Begitu bahagianya Vonny menceritkan petualangan charity run-nya ini, sampai tak terasa matahari menghilang digantikan pekatnya malam. Dan…, tea time kami pun berakhir.(Kuniel)
Pengalaman Ultra Charity Run :
– 2015 : Bandung-Cirebon 70 km (Suport Kelangsungan Belajar untuk 1300 anak sekolah)
– 2016 : Cirebon – Purwokerto 145 km (Bangun Sekolah di Purwokerto)
– 2017 : Purwokerto – Dieng 129 km (Bantu Anak-Anak Disabilitas)
– 2018 : Dieng – Gunung Kidul 100 km (Bantu Pendidikan untuk Atlit Disabilitas)
– 2018 : Run To Care Jogya– Semarang 75 km (Bantu Anak-anak di Desa SOS Children’s Villlage)
– 2019 : Ende – Nagekeo (Flores) 57 km (Untuk Bantu Akses Air Bersih di Nagekeo)
– 2019 : Run To Care Meulaboh – Banda Aceh 250 km (Untuk Suport Pengasuhan dan Pendidikan 250 Anak-Anak Aceh
di dua desa SOS Children’s Village, di Meulaboh dan di Banda ACeh)
– Persiapan Charity Terdekat : Run To Care 150 km (Larantuka-Maumere) tanggal 7-9 Agustus 2020)