Gereja – Gereja Tua di Indonesia

Lima gereja yang masuk dalam kategori gereja-gereja tua di Indonesia ini menjadi saksi bisu yang menyimpan rapi sejarah bangsa Indonesia.  Bangunannya pun masih mencerminkan era kolonial masa penjajahan dahulu.

Ada Gereja Sion di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, Gereja Tugu di Jakarta, Gereja Katedral Bogor dan Gereja Fidelis Sejiram di Kalimantan Barat. Dan banyak dari gereja ini, kini menjadi cagar budaya dan destinasi wisata sejarah yang menarik.

Gereja Sion (Jakarta, 1695)

Berlokasi di Jl. Pangeran Jayakarta No.1, RT.9/RW.4, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat, Gereja Sion merupakan gereja tertua di Indonesia yang memiliki catatan sejarah panjang dan penuh keunikan.

Berdiri pada tahun 1695, dahulu gereja ini bernama De Nieuwe Portugese Buitenkerk yang berarti ‘Gereja Portugis Baru di Luar Tembok Kota’. Lokasinya berada di luar tembok kota Batavia (nama lama Jakarta).

Gereja – Gereja Tua di Indonesia
Bangku Berukir di Gereja Sion

Dibangun di atas lahan pemakaman oleh arsitek Ewout Verhagen, pembangunan gereja ini diprakarsai oleh Pieter van Hoorn, seorang anak Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Arsitektur Gereja Sion sangat unik dengan mengusung campuran antara gaya Portugis dan Yunani klasik. Bentuk bangunan gereja persegi panjang dengan memiliki atap yang tinggi serta penempatan menara lonceng di bagian utara serambi gereja.  Lonceng ini terbuat sejak tahun 1675, dan termasuk lonceng tertua ketiga di Indonesia.

Gereja Sion memiliki 7 jendela lengkung kaca patri yang besar setinggi 3 meter dengan pintu gerbang gereja terbuat dari tiang antik bergaya Yunani.  Bagian dalam gereja dipenuhi dengan koleksi kursi-kursi besar berukir buatan pertengahan abad ke-17 serta sebuah mimbar kayu yang megah, menciptakan interior gereja yang sangat menarik. Sebuah orgen diletakkan di atas balkon gereja.  Sementara, letak pintu utama terdapat di utara dan pintu lainnya berada di sebelah barat.

Tahun 1957, gereja ini resmi dinamakan menjadi Gereja Sion, nama yang diambil dari Bukit Sion di Yerusalem. Selain bangunan keseluruhan, berbagai peninggalan kolonial masih bisa ditemukan di gereja ini, termasuk mebel, nisan, dan prasasti. Terdapat nisan Gubernur Jenderal Hanricus Zwaardecroon yang berlapis perunggu.   Dan sejak tahun 1988, Gereja Sion ditetapkan jadi cagar budaya yang harus dilindungi.

Gereja Tugu (Jakarta, 1747)
Gereja Tugu merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta yang bergaya Portugis klasik.  Gereja yang berada di Jalan Raya Tugu, Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara ini dibangun oleh komunitas keturunan Portugis pada abad ke-18, tepatnya sekitar 1676-1678, bersamaan dengan dibukanya sebuah sekolah rakyat pertama di Indonesia oleh Pdt. Melchior Leydecker.

Gereja – Gereja Tua di Indonesia
Gereja Tugu Jakarta

Namun, Gereja Tugu sempat hancur pada tahun 1740 karena adanya pemberontakan.  Berkat jasa seorang tuan tanah bernama Justinus Vinck, pada tahun 1744 Gereja Tugu kembali dibangun.  Konon, bahan perekat pembangunan gereja ini disebut-sebut menggunakan telur dan gula.

Gereja Tugu memiliki desain interior yang masih dipertahankan sejak awal mula dibangun.  Dinding dan jendela yang berukuran besar serta pilar-pilar yang menjuntai, menciptakan ornamen tata ruang yang kental dengan desain arsitektur bergaya Eropa.  Tak lupa dengan keberadaan sebuah lonceng di samping gereja, menjadi ikonik Gereja Tugu.

Dinamakan Gereja Tugu, karena letaknya di Kampung Tugu yang merupakan kumpulan orang-orang betawi Portugis. Konon orang betawi dulu sulit menyebutkan kata Portugis yang kemudian disebut Tugu. Semula, Gereja Tugu digunakan sebagai peribadatan agama Katolik kemudian berubah menjadi Protestan pada saat kolonial Portugis ditaklukan pada masa kolonial Belanda.

Gereja Blenduk (Semarang, 1753) 

Gereja Blenduk merupakan gereja protestan yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di Semarang.  Gereja ini mengalami metamorfosa beberapa kali, mulai dari bangunan berbentuk rumah panggung pada tahun 1753, kemudian tahun 1787 bangunannya tersebut diubah, lalu dirubah lagi hingga pada tahun 1794 diresmikan. Kemudian di era tahun 1894 – 1895, gereja ini dipugar oleh arsitek BOW, yaitu W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde.

Gereja – Gereja Tua di Indonesia
Gereja Blenduk Semarang

Gereja Blenduk merupakan gereja tertua di Jawa Tengah dengan dua menara dan atap kubah.  Bentuk bangunannya merupakan oktagonal atau persegi delapan dengan arsitektur pada bagian dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Lantai bangunan hampir sama tinggi dengan jalan di depannya. Pondasi bangunannya terbuat dari batu dan sistem strukturnya dari bata.

Nama Blenduk memiliki arti kubah karena bangunan gereja ini memiliki kubah yang berukuran besar. Kubahnya dilapisi logam atau perunggu yang dibentuk oleh usuk kayu jati.  Pada bagian dalam kubah terdapat orgel barok.

Hingga saat ini, Gereja Blenduk Semarang yang merupakan salah satu landmark di Kota Lama Semarang ini, masih aktif dan digunakan setiap hari Minggu untuk beribadah.  Sementara pada area sekitarnya kerap dikunjungi wisatawan, karena dipenuhi dengan bangunan-bangunan kuno peninggalan dari masa penjajahan Belanda.

Gereja Fidelis Sejiram (Kalimantan Barat, 1892)

Terletak di sebuah desa terpencil di pinggir Sungai Seberuang di tengah hutan Kalimantan, berdiri sebuah bangunan tua dari kayu yang terlihat megah.  Inilah Gereja Fidelis Sejiram, gereja tertua di Kalimantan Barat yang dibangun pada tahun 1892.

Gereja – Gereja Tua di Indonesia
Gereja Fidelis Sejiram Kalimantan Barat

Gereja bagi umat Katolik ini berada di Desa Sejiram tepatnya di Kecamatan Seberuang, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat ini.  Gereja ini merupakan bangunan yang menyimpan banyak sejarah dan menjadi cagar budaya yang harus dilindungi.

Gereja Fidelis Sejiram dibangun dengan menggunakan bahan kayu ulin dengan denah bangunan berbentuk persegi panjang yang memiliki luas sekitar 360,6 meter persegi.  Gereja ini sudah mengalami renovasi beberapa kali namun tidak mengubah bentuk semula, yaitu atapnya masih terbuat dari bilah kayu.  Pada bagian atas Menara terdapat patung ayam jantang yang bertengger di atas salib.

Gereja Katedral (Bogor, 1905)

Gereja Katedral Bogor yang terletak di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor ini memiliki bangunan yang mengusung gaya arsitektur neo-gotik nan megah. Kehadiran gereja yang telah berdiri sejak abad ke-19 ini, merupakan saksi bisu pembangunan Kota Bogor.

Gereja – Gereja Tua di Indonesia
Interior Dalam Gereja Katedral Bogor

Gereja Katedral Bogor mulai dibangun masa penjajahan Belanda yaitu tahun 1896, untuk memenuhi kebutuhan para pendatang Eropa, terutama Belanda yang saat itu banyak menetap di Bogor. Pembangunan gereja ini diprakarsai oleh Pastor MYD. Claessens, dan gedung gereja baru mulai digunakan serta diresmikan pada tahun 1905.

Mengusung gaya arsitektur neo-gotik, karakteristik bangunan ini ditonjolkan pada jendela-jendela besar berornamen kaca patri dan menara yang menjulang tinggi, sehingga menciptakan suasana sakral yang sangat kental.

Ciri khas lainnya dari Gereja Katedral Bogor ini yaitu, tepat di atas sebuah pintu, terdapat sebuah patung wanita yang sedang menggendong seorang anak kecil.  Patung tersebut melambangkan Santa Perawan Maria, sehingga gereja ini juga dikenal dengan sebutan Gereja Santa Perawan Maria.(*)

Subscribe

Related articles

Yuk, Eksplore ke Air Terjun Bunga Kokota!

Destinasi wisata Morotai tidak semata pantai saja, masih ada...

Kemenpar–KemenLH Perkuat Pendampingan Manajemen Lingkungan bagi Industri Pariwisata

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) gandeng Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) dalam...

Liburan Akhir Tahun Kemana? 2 Spot Wisata di Kota Bogor ini Seru Jadi Pilihanmu, lho!

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa memastikan kesiapan...

Ramaikan BINA Indonesia Great Sale 2025, Berwisata Sambil Belanja

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengajak masyarakat, khususnya...

Menikmati Cantiknya Laguna Kehe Daing, Danau di Pinggir Pantai Timur Kalimantan

Kepulauan Derawan merupakan salah satu wisata bahari nan unik...
spot_imgspot_img