Kurang sah rasanya jika berlibur ke Makasar tapi tidak berkunjung ke Pantai Losari. Pantai ini terletak di Jalan Penghibur sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pantai Losari tak pernah sepi, pasalnya pantai ini merupakan ikon Kota Makasar.
Dulunya tempat yang ada di sekitar pantai ini difungsikan sebagai pasar ikan baik di pagi atau siang hari. Pembangunan di tepi pantai dilakukan oleh wali kota pada tahun 1945. Saat ini Pantai Losari menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para traveler untuk sekedar berkumpul atau menikmati suasana pantai.
Sampai saat ini asal usul nama Losari belum diketahui, apakah diambil dari bahasa Belanda ataupun Makassar. Tetapi jika diterjemahkan menggunakan bahasa Jawa, Losari memiliki dua suku kata yaitu los dan ari. Los berarti area yang digunakan untuk kegiatan jual beli atau area yang terbagi menjadi beberapa toko. Sementara kata Ari sendiri diambil dari makna selaput pembungkus atau yang menyalurkan, seperti halnya ari-ari.
Di Pantai Losari, traveler bisa melakukan berbagai hal agar liburan semakin berkesan. Seperti wisata kuliner atau mengunjungi beberapa objek wisata yang berada di sekitar pantai, salah satunya ke Pulau Samalona.
Jarak antara pantai dan pulau tidak terlalu jauh, traveler cukup berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Dermaga Kayu Bangkoa, kemudian menyewa perahu kayu. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, traveler akan langsung disambut dengan pantai yang dikelilingi pasir putih dan air lautnya yang jernih. Bagi traveler yang menyukai kegiatan snorkeling, pulau Samalona merupakan pilihan yang tepat.
Selain di mengunjungi Pulau Samalona, traveler juga bisa berburu kuliner khas Makassar. Bagi penggemar jajanan manis, Pisang Epe bisa menjadi pilihan tepat untuk mengisi perut yang keroncongan. Camilan ini disajikan dengan lelehan gula merah dan parutan kelapa.
Menu lain yang dijajakan sekitar Pantai Losari yaitu Coto Makassar dan Mie Titi. Berbeda dengan penyajian mie pada umumnya, Mie Titi biasanya digoreng kering lalu disiram dengan kuah kaldu daging yang gurih dan menggugah selera.
Traveler juga bisa menikmati keindahan pantai Losari dengan menyewa perahu bebek yang berjajar di sekitar pantai. Jangan lupa juga untuk membawa serta kamera saku atau ponsel, karena pasti akan ada banyak spot menarik yang tidak bisa dipotret dari daratan
Selain itu, traveler juga bisa mengunjungi masjid terapung pertama yang dimiliki Indonesia yaitu Masjid Amirul Mukmini. Masjid ini dibangun di atas air laut, sehingga tampak seolah-olah terapung di permukaan air pada saat air pasang. Ide berdirinya masjid Amirul Mukmini muncul dari Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Dibangunnya masjid ini untuk memperkaya khasanah Kota Makassar sebagai wisata religius. Dimulai pada 8 Mei 2009, dan diresmikan tanggal 21 Desember 2012 oleh M. Jusuf Kalla.
Selain itu ada juga Masjid 99 Kubah yang di desain Ridwan Kamil. Masjid ini dibangun di atas lahan reklamasi Pantai Losari. Ukurannya yang besar, menjadi pemandangan baru yang menakjubkan. Terutama jika Teman Traveler melihatnya dari Anjungan Pantai Losari.
Berdasarkan informasi, angka 99 yang tersemat di belakang nama masjid ini merupakan adaptasi dari jumlah Asmaul Husna. Ternyata bila hanya dilihat sekilas mirip seperti salah satu landmark di rajasthan India.
Untuk menuju ke Pantai Losari, traveler bisa membuka google maps.  Dengan XL Axiata yang jaringan internetnya stabil, mencari alamat via google map pun lancar. Yuk, Click disini untuk memastikan jaringan di daerahmu itu sudah terkoneksi jaringan XL Axiata. Rute menuju ke Pantai Losari juga sangat mudah. Dari bandara Hasanuddin hanya membutuhkan waktu sekitar 50 menit dan dari pelabuhan Soekarno-Hatta hanya memakan waktu 20 menit.
Waktu yang pas untuk ke pantai ini pada saat sore hari. Selain cuacanya tidak terlalu panas, traveler juga bisa menikmati sunset dan mengabadikan momen di Pantai Losari. Selain sunset, traveler juga bisa menikmati sunrise jika menginap di hotel yang berada di kawasan pantai. #JaringanInternetStabil #Fiberisasi (AS/IPG)