Walau letaknya tak jauh dari ibukota negara, Serang ternyata juga memiliki masakan khas tersendiri yang jarang ada di daerah lain yaitu Pecak Bandeng. Bandeng yang digunakan di sini bukanlah presto seperti dijual pada umumnya, tapi benar-benar bandeng yang masih asli, fresh. Salah satu rumah makan khusus pecak bandeng yang terkenal di Serang adalah RM Ma-Ren alias Mama Rendi di Kampung Cilame Kecamatan Serang, Kota Serang, yang berdiri sejak tahun 2011.
Letaknya masih berada di pusat kota Serang, tak jauh dari Pasar Tamansari dan Stasiun Kereta Api Serang. Kalau dari arah Jakarta keluar tol Serang Timur menuju ke pusat kota Serang, lalu perempatan ketiga belok kanan, dengan tanda bank BNI di sudut jalan. Dari perempatan jaraknya tak sampai dua kilometer setelah Stasiun Serang di sebelah kiri jalan tibalah di rumah makan tersebut. Lebih mudah lihat peta mbah gugel lalu ketik RM Pecak Bandeng Mama Rendy, langsung muncul titiknya.
Di rumah makan ini tentu menu utamanya adalah pecak bandeng. Bandeng yang masih asli dengan tulang-tulangnya tersebut dibakar kemudian disajikan dengan sambal tomat cabe merah yang disiramkan langsung di atas tubuh bandeng, persis seperti penyajian ikan lele. Jadi rasa sambal benar-benar meresap ke dalam daging karena tidak dipisah. Kalau kurang kita bisa minta tambah sambalnya gratis.
Menu lengkapnya selain bandeng juga disediakan lalapan daun, mentimun dan nasi putih. Sebagai pelengkap tersedia aneka pepes seperti pepes tahu, pepes jamur, pepes ikan, dan juga tahu dan tempe goreng. Bagi yang tidak suka ikan tersedia ayam bakar atau goreng dengan sambal dan lalapan yang sama. Tersedia juga pindang patin dan bebek goreng sebagai variasi menunya.
Harganya tidak terlalu mahal untuk ukuran kantong, sekitar 20 Ribu Rupiah saja tanpa nasi. Kalau ditotal dengan nasi, cemilan, dan minuman sekitar 30-40 Ribu per orang. Namun bayarnya harus tunai karena belum menerima gesek kartu dan perhitungannya masih manual belum menggunakan mesin kasir untuk membantu pencetakan bon. Soal rasa sepadan dengan harga yang dibayarkan, dijamin bakal kembali lagi kalau sudah pertama kali mencoba.
Sebaiknya datang sejam sebelum waktu makan siang, sekitar jam setengah sebelas karena selalu ramai dikunjungi orang yang ingin santap siang. Lagipula kalau agak siang sulit mencari parkir mobil karena rumah makan penuh oleh pembeli, bahkan di dalam rumah makan sendiri kadang antri untuk mencari tempat duduk. Saking lakunya, kadang tak sampai sore hari rumah makan sudah tutup karena habis.
Rumah makan ini cocok dikunjungi sambil transit dari Jakarta menuju ke arah Anyer, atau wisata religi ke masjid Banten Lama. Bagi yang sedang bertugas di Serang juga sebaiknya sempatkan mampir di rumah makan ini untuk menjajal sensasi pecak bandeng dengan sambalnya yang cukup pedas tersebut. Kalau tempat makan penuh bisa juga dibungkus untuk dibawa pulang.(Diaz/Kuniel)