Sarah Judith Vaswani, ‘Dewi Tanaman’, Tak Pernah Berhenti Belajar

Tak bisa dipungkiri, dunia tanaman saat ini lagi naik daun.  Akibat work with home (WFH) dan dibatasinya untuk berkumpul di tengah pandemi covit-19, masyarakat Indonesia banyak menghabiskan waktu di rumah.  Dan untuk mengisi kesibukan hari-hari mereka, bercocok tanam alias berkecimpung di dunia tanaman jadi pilihannya. Sejumlah tanaman yang dahulu tak pernah dilirik saat ini sontak booming, ‘heboh’ menjadi rebutan, sehingga harga belinya pun gila-gilaan.  Dan sejumlah pebisnis dunia tanaman pun menjadi sibuk melayani banyaknya permintaan.

Tak terkecuali Kojo Plant, sebuah galery tanaman berikut pot-pot uniknya.  Kojo Plant berlokasi  bersama dengan Cayenne Kemang di Jalan Kemang Selatan VIII Blok C No.2 Jakarta Selatan.  Disini, Traveler akan termanjakan dengan berbagai jenis tanaman beserta pot-potnya yang unik dan tidak dijual di tempat lain.  Sukses Kojo Plant tak lain dari kepiawaian seorang wanita energik bernama Sarah Judith Vaswani, mantan model era tahun 1995-an.

Sarah Judith
Urban Gardenery by Kojo Plant, tidak butuh lahan luas

Berbincang-bincang dengan Sarah Judith Vaswani, seorang wirausahawan yang super gaya, cantik, ramai, heboh, asyik dan ibu dari tiga anak gadis yang cantik-cantik ini, sangat menyenangkan. Obrolan tak pernah putus, selalu  ada hal yang diceritakannya.  Yang pasti obrolannya selalu seru.

Terutama saat Sarah menceritakan tentang bisnisnya yang bergelut di dunia tanaman.  Wanita yang tidak pernah absen dari senyum manisnya ini, memang luar biasa.  Meski menempuh pendidikan hukum, wanita kelahiran 21 Januari 1982 ini memilih melanjutkan bisnis lansekap orang tuanya dan belakangan merambah fokus pada bisnis pot dan tanaman.

Melalui brand Kojo Plant, Sarah pun mulai memasarkan ‘house plant’, tanaman yang khusus ditanam di sekitar rumah.  Kojo, yang mengambil dari bahasa Jepang yang berarti tumbuh – grow never stop ini, memang lebih banyak menyediakan tanaman yang bisa dirawat di rumah. Karena saat ini tidak semua orang memiliki halaman, banyak diantara mereka yang tinggal di apartemen namun punya keinginan memiliki kebun atau taman yang dapat diisi pepohonan hidup (bukan sintesis).  Berbekal dapat membantu mewujudkan keinginan orang-orang seperti itu, Sarah pun menciptakan urban gardenery seperti tanaman di pot, yang sangat cocok bagi yang ingin memiliki taman namun kondisi rumahnya tak memungkinkan.

Ide urban gardenery didapat Sarah saat dia melancong ke manca negara. Kebiasaannya adalah, setiap negara yang dikunjungi, Sarah selalu mendatangi toko greenies yang banyak menjual tanaman yang disajikan dalam pot.  Hal inilah yang disajikan Sarah pada Kojo Plant, tanaman-tanaman dalam kemasan pot-pot yang cantik dan unik.

Sarah Judith
Tanaman-Tanaman yang Siap di Adopsi

“Saya menyadari bahwa rumah Indonesia semakin mengecil. Tidak begitu banyak lagi orang memiliki lahan tanah.  Namun, rumah kecil bukan berarti tidak bisa merawat tanaman kan? Nah, setelah balik dari perjalanan ke Kyoto, Jepang, saya terinspirasi mengenalkan tanaman pot kepada masyarakat,” ujar wanita kelahiran 21 Januari 1982 ini.

Banyak orang tidak siap untuk memiliki tanaman yang besar-besar dan mereka ingin memulainya dari tanaman kecil atau mini seperti di pot.  Karena tanaman di pot ini bisa ditaruh dimana-mana, misalnya di kamar mandi, westafel, sudut balkon, dan sebagainya, everywhere always greeny.

Keunikan Kojo Plant adalah menyediakan berbagai pot dengan karakter dan bentuk yang unik dan menarik.  Sarah sendiri yang mendesain pot-potnya ini. Mulai dari warna, tekstur, ketebalan, dan sebagainya semuanya sangat diperhatikan.  Hal inilah yang membedakan pot-pot koleksi Kojo Plant dengan lainnya. Untuk mengerti dunia per-pot-an, ibu dari tiga gadis Andhira Vaswani, Alessandra Vaswani, dan Allegra Vasvani ini, meluangkan waktu belajar formil di sekolah keramik dan lulus dengan baik.  Selama 10 minggu khusus belajar tentang keramik secara manual (bukan pakai mesin).

Sarah Judith
Obsesi Mendatangkan Kaktus Luar

Dengan menguasai sedikit ilmu pembuatan keramik seperti ini, Sarah jadi mengerti kesulitan dan kebutuhan para pengrajin keramik seperti apa.  Sehingga akhirnya bisa diskusi mengambil titik temu jika ada permasalahan.  Wanita yang hobi naik gunung ini pun menggandeng kerjasama kepada banyak produsen pot dan petani tanaman.

“Saya bekerjasama dengan pengrajin lokal di daerah seperti Yogyakarta, Bandung, Bali dan lainnya. Ide serta model pot atau keramik dari saya, mereka yang mengerjakan.  Tidak hanya di galery Kojo Plant hasil pengrajin keramik ini saya tampilkan, bahkan ke belahan dunia lain. Kapanpun jika bepergian ke negara lain, biasanya saya membawa pot yang dibuat oleh pengrajin lokal kami,” ungkap Sarah bangga.

Juga kepada petani-petani tanaman, Sarah banyak menjalin kerjasama dengan petani daerah selain dirinya sendiri juga memiliki beberapa lahan tanah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman rumah yang siap dipanen dan dijual di Kojo Plant.

Bersahabat Dengan Tanaman

Tak kenal maka tak sayang, begitulah yang Sarah alami dengan tanaman-tanamannya.  Untuk mengenal tanaman lebih dekat lagi, Sarah banyak mengambil short course perihal tanaman.  Sarah pernah menuntut ilmu di Kyoto tentang repotting class, juga di Singapura belajar tentang lumut (moss class) dan forest class, belajar dalam online class tentang mini jungle landscape, belajar urban farming dan lainnya.

Baginya, belajar itu tidak ada endingnya.  Sampai kapan pun, menimba ilmu wajib baginya, terutama setiap kali wanita energik ini bepergian ke luar negeri.  Short course tentang tanaman yang ada di negara tempat dia singgahi, tak pernah luput diikuti.

Sarah Judith
Hobi Traveling Memuluskan Usaha Tanamannya

“Selalu terus belajar. Ketika mulai terjun di Kojo, saya tidak tahu banyak tentang tanaman. Bahkan sampi sekarang saya masih belajar tentang tanaman. Dan setiap saya keluar negeri, tidak lupa saya ambil kelas atau workshop tentang tanaman. Hasilnya, saya bawa ilmu itu ke Indonesia, saya terapkan di Kojo,” ujar wanita hobi travelling ini senang.

Dengan demikian, Sarah merasa jadi lebih mengenal terhadap partner-partner kerjanya (tanaman) ini, mereka diperlakukan seakan-akan dapat berkomunikasi dengannya.

“Pernah suatu kali saya dapat sms dari pembeli, dia bingung ketika melihat salah satu daun pada tanamannya mulai ‘sakit’. Bagi saya, tanaman tersebut memberi kami pelajaran bahwa terkadang kita harus melepas sesuatu untuk menghasilkan yang lebih baik.  Nah, pada kasus tanaman ini, saya menyarankan untuk membuang daun yang sekarat dengan cara memotongnya, agar daun-daun yang tersisa lainnya, mendapatkan nutrisi yang tepat untuk tumbuh seperti tumbuhan.  Yah, seperti kehidupan umumnya, ada yang datang dan pergi.  Filosofi inilah yang saya maknai dari pohon tersebut.  Saya berusaha menjadi sahabat dengan tanaman-tanaman,” cerita Sarah.

Kojo Plant  tidak hanya melayani penjualan tanaman dan potnya, namun juga menerima jasa konsultasi, mendengarkan keluh kesah pelanggan saat merawat tanamannya dan mencarikan solusi bagi mereka yang suka mengalami kesulitan dan merawat tanamannya.  Membantu orang menjadi aware terhadap tanaman yang dirawatnya.

Yah, Kojo Plant memang unik, asyik dan memiliki nilai seni artistik dalam dunia tanaman yang tinggi.  Ide-ide brilian Sarah tidak hanya semata pada penampilan pot-pot yang yang berbeda dan berkelas, juga dalam penataan dan pemilihan tanaman yang disajikan, benar-benar memukau.  Tak heran kreatifitasnya ini juga banyak dilamar gedung-gedung perkantoran untuk menata keindahan mini garden perkantoran, lebih ke tanaman untuk di dalam ruangan dan lebih ke artificial.  Lokal namun highclass.

Sarah melalui Kojo Plant benar-benar menservis customer dengan sebaik-baiknya.  Selalu berkolaborasi atau berpartisipasi dengan banyak klien.  Karena creativity cannot be stop, sehingga setiap customer pun akan merasakan mendapat suatu pelayanan dan hasil yang beda dan baru.

Sarah Judith
Bersahabat dengan Tanaman Mendatangkan Kebahagiaan Sejati

Masih ada plan yang ingin Sarah wujudkan, yaitu ingin memasukkan kaktus-kaktus dari luar negeri ke Indonesia.  Karena dengan kolaborasi tanaman dari luar akan menghasilkan keindahan yang maksimal.  Sebagai varian nya nanti bisa dikawin silang dengan tanaman lokal.  Plan berikutnya adalah berharap mendapat kesempatan untuk menata dan berkreasi tanam kota di salah satu sudut area perkotaan.

“Misalnya, saya dikasih kesempatan membangun dan menciptakan hutan kecil, atau penataan tanaman-tanaman dalam kota yang dapat dinikmati banyak orang. Aah, rasanya gimana kalau bisa wujudin itu,” harap Sarah berbinar-binar.

Saat ini kesadaran masyarakat memang sudah mulai tinggi akan pentingnya tanaman bagi kehidupan bersama. Menjaga lingkungan dengan menanamkan mindset go green, kita butuh tanaman, sering dijadikan slogan pada berbagai event. Yah, sesungguhnya tanaman itu dapat berfungsi sebagai peredam suara, membersihkan udara karena ada air furyfire-nya yang menghalau toxcix debu dan lainnya.(Niel)

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Liburan di Filipina, Dimas Anggara-Nadine Chandrawinata Berendam di Bak Luar Ruang

Pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara memang suka traveling atau berpergian,...

Mengenal Tradisi Jogja yang Jarang Diketahui

Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan...

Gubernur Arinal berharap ajang Puteri Indonesia dapat mengenalkan potensi wisata Lampung

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung...

Inilah Makanan Khas Bali yang Halal Dikonsumsi

Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner...

Rekomendasi Tempat Wisata Seru di Melbourne, Australia

Kalau berkunjung ke Australia rasanya akan makin seru saat...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here