Menyambangi Kota Semarang, ada baiknya Traveler juga ikut mampir ke Mesjid Agung Kauman. Mesjid legendaris yang berdiri lebih dari seratus tahun ini. Mesjid yang terletak di Jalan Alun-Alun Barat Semarang ini, merupakan salah satu di antara tempat peribadatan tertua di ibu kota Jawa Tengah. Mesjid ini menyimpan saksi sejarah yang cukup panjang. Dari informasi sejarah, mesjid ini didirikan oleh ulama besar Semarang berdarah Arab bernama Maulana Ibnu Abdul Salim alias Ki Ageng Pandanarang pada abad ke-16. Masjid ini berlokasi di sekitar pasar Johar, bersebelahan dengan kawasan kota Lama. Lalu kemudian di pugar pada tahun 1749, hal ini dibuktikan dari inkripsi yang terpatri pada masjid.
Bangunan mesjid ini memiliki kekhasan sama seperti pada mesjid-mesjid kuno di Pulau Jawa Lainnya. Karena berdirinya mesjid ini pada era zaman kolonial Belanda, tak heran gaya arsitektur masjidnya pun juga merupakan perpaduan antara gaya arsitektur lokal dan kolonial. Gaya kolonial tidak hanya terletak pada elemen-elemen arsitekturalnya saja, namun juga tercermin pada ragam hias yang ada di dalam masjid. Unsur heritagenya pun juga sangat terasa.
Mesjid Agung Kauman yang terletak di pusat kota ini, berdekatan dengan pusat pemerintahan (kanjengan) dan penjara. Mesjid ini juga memiliki jarak tidak begitu jauh pusat perdagangan yaitu Pasar Johar. Hal Ini merupakan ciri khas dari tata ruang kota pada zaman lampau.
Dahulu, mesjid ini merupakan pusat syiar agama Islam. Tempat ini kerap digunakan untuk penyelenggaraan pengajian sekala besar, serta jadi tempat berkumpulnya para ulama besar di Kota Semarang untuk membahas banyak hal tentang agama. Selain itu, dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, Masjid Agung Kauman juga menyimpan cerita yang menarik. Masjid yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah ini, merupakan mesjid satu-satunya di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan bangsa Indonesia secara terbuka, tak lama setelah berita itu diproklamirkan.
Jika dilihat dari inskripsi berbahasa dan berhuruf jawa, yang terpatri di batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk pada Masjid Kauman ini, dijelaskan bahwa pada tahun 1170 Hijriah yang bertepatan pada tahun 1749 Masehi, masjid ini pernah dibangun ulang.
Mesjid Agung Kauman pada masa penjajahan kolonial Belanda juga kembali mengalami kerusakan yang cukup fatal, dimana terjadi pemberontakan etnis China terhadap Pemerintah Kolonial Belanda di Semarang. Â Â Buntutnya, mengakibatkan mesjid ini pun sempat terbakar habis. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1883. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1889, mesjid ini kembali dibangun atas bantuan G.I.Blume, Asisten Residen Semarang dan Kanjeng Bupati Semarang Raden Tumenggung Cokrodipoero, dan selesai dibangun pada tahun 1890.
Saat ini, Kota Semarang telah memiliki Mesjid Agung Jawa Tengah, Mesjid Baiturrahman yang lebih besar dan megah, serta Mesjid Kauman yang legendaris.
Lokasi Mesjid Agung Kauman tidak begitu sulit, Traveler hanya perlu datang ke arah Pasar Johar yang cukup terkenal di Semarang ini. Terletak sekitar 1 kilometer dari Mesjid Layur yang melewati bundaran Johar (Semarang Nol Kilometer). Kawasan sekitar Mesjid Agung Kauman cukup padat dan sesak. Kepadatan ini biasanya akan bertambah lagi saat bulan Ramadhan, karena berbagai aktifitas religi semakin meningkat dan banyak masyarakat yang turut meramaikannya.(Rafa)