Berwisata ke Sumatera Selatan, Â tempat-tempat wisata yang akan didatangi biasanya ke Sungai Musi, Jembatan Ampera, Wisata Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin dan Taman Kerajaan Purbakala. Padahal, Sumatera Selatan juga punya tempat wisata sejarah berupa candi, lho! Yaitu Candi Bumi Ayu yang merupakan sebuah komplek percandian, serta situs candi purbakala peninggalan warisan hindu (siwaisme) yang cukup mengesankan.
Candi yang terletak di Kabupaten Muara Enim, Desa Bumiayu ini memiliki sebelas buah candi di dalam komplek. Berdiri diatas lahan seluas 76 meter, candi-candi ini memiliki aliran siwa yang merupakan peninggalan agama hindu. Dalam komplek Candi Bumi Ayu, Traveler akan melihat hiasan berupa kereta yang ditarik oleh seekor singa di kedua sisi tangga.
Di depan tangga terdapat sisa-sisa bangunan yang disebut sebagai regol (paviliun). Ciri khas simbol agama Hindu juga terlihat pada komponen bangunan atapnya yang dinamai ‘ratna’. Di salah satu bagian candi terdapat sejumlah fragmen seperti kepala arca yang berwajah raksasa (ugra), arca perempuan sedang memegang ular serta arca perempuan yang mengenakan kalung dari untaian tengkorak serta arca-arca binatang.
Candi Bumi Ayu memang tidak semegah Candi Borobudur di Jawa Tengah, namun Candi Bumi Ayu merupakan satu-satunya candi di Sumatera Selatan ini. Merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai Lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan Rambang Dangku dan masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.
Candi Bumi Ayu yang berdiri di area seluas 76 hektar ini, awalnya ditemukan oleh EP. Tombrink pada tahun 1864. Dan masyarakat sekitar pun percaya bahwa lokasi Candi Bumi Ayu adalah bekas istana sebuah kerajaan Gedebong Undang. Disana ditemukan arca Siwa Mahaguru, Narawahana, Agastya dan Nandi yang merupakan simbol Hindu.
Meski tak semegah Candi Borobudur di Jawa Tengah namun Candi Bumi Ayu menjadi satu-satunya candi di Sumatera Selatan ini. Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai Lematang, di hilir Desa Siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan Rambang Dangku dan masih dalam kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.
Untuk menuju ke lokasi candi ini, dari Kota Muara Enim yang berjarak 85 kilometer ke candi, perjalanan akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dengan berkendara mobil. Jika Traveler datang dari arah Palembang, jarak yang ditempuh kurang lebih 300 kilometer.(Niel)