Telaga Madirda merupakan sebuah tempat wisata berupa telaga alami yang berada di Karanganyar. Saat awal Covit 19 merajalela, tempat ini sempat dijadikan kawasan karantina pemudik. Namun, saat ini sudah tidak dipergunakan lagi dan semua pemudik yang dikarantina mendapat hasil non-reaktif rapid test.  Setelah disterilkan, telaga ini kembali pada fungsi semula yaitu sebagai tempat wisata, sehingga wisatawan tetap aman saat berkunjung.
Telaga Madirda yang terletak di kaki Gunung Lawu ini, menyajikan keindahan alam yang sangat memukau. Air telaga ini cukup jernih karena memang berasal dari sumber mata air alami yang berasal dari perbukitan di sekitar. Selain air telaga yang cukup memanjakan mata, panorama alam sekitar juga sangat bagus, Traveler dapat melihat megahnya Gunung Lawu bak didepan mata. Suasana disini cukup nyaman, asri, dan menyejukkan.
Telaga Madirda merupakan telaga yang menampung air alami dari Gunung Lawu. Tak heran airya pun sangat jernih dan bersih. Selain berfungsi sebagai sumber mata air bagi warga setempat, telaga ini juga menjadi objek wisata yang menarik, menghibur banyak wisatawan untuk melepaskan kejenuhan hari-hari. Telaga ini, dengan menyajikan panorama telaga yang berlatar gunung serta hamparan hutan hijau yang asri, mampu menjadi obat relaksasi bagi Traveler yang memang ingin melepas dari kejenuhan rutinitasnya.
Saat begitu memasuki area ini, pemandangan telaga yang tenang adalah hal pertama yang akan menyambut wisatawan. Telaga dengan air nan jernih ini dikelilingi oleh hamparan lahan rerumputan yang luas serta hutan hijau nan asri. Sejauh-jauh mata memandang, indahnya alam hijau nan subur yang akan Traveler nikmati. Angin yang berembus di sekitarnya memunculkan hawa sejuk dan dijamin membuat hati menjadi tenang. Meski airnya jernih dan sangat segar, pengunjung dilarang untuk berenang demi keselamatan.
Jika dilihat dari jauh, air danau tampak berwarna kehijauan. Warna hijau ini bukan diartikan kondisi air danau ini tidak bersih. Melainkan dasar permukaannya yang berbatu yang dipenuhi lumut dan ganggang.  Karena bersih dan beningnya air, sehingga dasar danau pun terlihat jelas.
Banyak spot-spot unik, cantik nan alami yang instagramable. Cocok untuk berswaphoto. Salah satu yang digemari ialah berfoto di atas perahu mini. Jika sudah bosan dengan aktifitas berfoto, Traveler dapat mencoba menjelajahi telaga dengan menaiki kano yang hanya bisa dinaikin untuk dua orang, atau juga ada perahu bebek. Semua itu sudah lengkap dengan fasilitas pelampung. Disini juga ada area memanah, sehingga bagi Traveler yang hobby memanah, tersedia area memanah lengkap dengan perlengkapannya.
Ingin menikmati keindahan telaga ini dengan lebih santai lagi?  Traveler dapat menghabiskan waktu di Telaga Madirda dengan kegiatan piknik. Maksimalkanlah lahan rerumputan di sisi danau yang merupakan lokasi yang pas untuk menggelar tikar dan menyantap perbekalan. Juga ada beberapa gazebo yang tersebar di sekitar danau.  Gazebo-gazebo ini juga bisa dijadikan tempat piknik yang pas. Rekreasi ini tentu menyenangkan jika dilakukan bersama keluarga. Traveler juga dapat menikmati santainya liburan ini dengan berayun di hammock, merasakan suasana pegunungan yang menyegarkan ini.  Apalagi area danau memang dikelilingi oleh area hutan yang rindang. Dan pepohonan disini dapat dijadikan tempat untuk memasang hammock untuk bersantai. Telaga Madirda juga merupakan habitat bagi ikan-ikan. Karena kejernihan airnya, pemandangan ikan-ikan yang sedang berenang akan tampak jelas ketika dilihat dari permukaan. Terdapat larangan untuk memancing di sini, namun pengunjung tetap diperbolehkan bermain air di pinggiran danaunya.
Air telaga nan jernih, gunung menjulang tinggi dengan gagah perkasa, rimbunnya pepohonan hijau yang mengelilingi telaga ini, berselimutkan udara nan sejuk menyegarkan, menjadi satu kesatuan yang pas untuk dapat menikmati pemandangan saat matahari terbit atau terbenam.  Moment ini sangat indah dan tidak boleh dilewatkan. Di pagi hari, kabut yang disoroti sinar mentari pagi akan menyelimuti telaga. Menjelang malam, panorama langit ketika matahari akan terbenam akan terpantul di permukaan danau yang indah. Sungguh sangat cantik dan menarik!
Jika masih merasa kurang waktunya untuk menikmati segala keindahan disini, Traveler dapat kemping di kawasan Telaga Madirda yang cukup luas ini. Beberapa tanah kosong kerap dijadika area outbond atau camping. Kawasan ini juga kerap dijadikan tempat untuk Upacara melasti, yaitu ritual yang dilakukan umat hindu menjelang Hari Raya Nyepi.
Lokasi Telaga Madirda berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jarak tempuh dari pusat Kabupaten Karanganyar adalah sekitar 25 kilometer (km) dengan waktu tempuh kurang-lebih 45 menit. Untuk mencapai lokasi ini, sebaiknya Traveler membawa kendaraan pribadi karena tidak ada transprotasi umum yang melintas ke wilayah ini. Meskipun akses jalan menuju tempat ini cukup baik, namun dengan alur jalan yang menanjak dan turunan yang cukup curam nan berkelok, membuat Traveler tetapharus hati-hati.
Rute terbaik yang harus dilewati menuju Telaga Madirda yaitu melalui Jalan Solo – Tawangmangu, begitu sampai di kecamatan Karangpandan, lurus lalu ambil arah ke Tawangmangu. Kemudian belok kiri ke arah Obyek Wisata Candi Sukuh atau Candi Cetho. Setelah sampai ke gerbang Candi Sukuh, silahkan bisa lurus terus hingga sampai ke situs candi Sukuh. Setelah itu belok kanan dan lurus terus mengikuti jalan dan melewati beberapa persimpangan hingga sampai di pertigaan dengan plang Situs Planggatan. Dari sini cukup ikuti penunjuk arah menuju telaga.
Menurut masyarakat sekitar, telaga ini memiliki cerita sejarah awal mula terjadinya genangan air ini. Konon, telaga ini merupakan perwujudan dari sebuah tutup pusaka bernama Cupumanik Astagina. Tutup dari pusaka ini terjatuh ke tanah dan berubah menjadi telaga yang indah. Legenda ini merupakan kisah turun-temurun yang menjadi bagian dari Dusun Tlogo. Diberi nama ‘Madirda’, yang diartikan ‘memabukkan’ lantaran keindahan panorama telaga ini benar-benar bisa ‘memabukkan’. Sama halnya dengan pusaka Cupumanik Astagina yang mempesona dan membuat siapapun ‘mabuk’ untuk memilikinya.
Namun, lepas dari cerita rakyat tersebut, Telaga Madirda awalnya merupakan telaga kecil alami yang kemudian dikeruk dan diperbesar oleh Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Telaga yang menawarkan ketenangan, air jernih, udara sejuk dan pemandangan indah khas pergunungan, saat ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Mulai dari toilet, aula, area parkir serta banyaknya warung makan.
Untuk area berkemah yang memang posisinya berada di alam terbuka, tidak disiapkan listrik. Namun tersedia station charger untuk yang ingin mengecas smartphone-nya.(Rafa)