Desa Wisata Tangkeno merupakan sebuah desa yang sangat menarik untuk dikunjungi. Desa ini terletak di kaki Gunung Sabampolulu, yang letaknya mencapai ketinggian 700 mdpl, yang setiap pagi hari gumpalan awan selalu menghampiri desa ini. Sehingga Desa Wisata Tangkeno ini juga disebut Negeri di Awan. Cuacanya pun kerap dingin dan menyejukkan.
Desa yang telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Bombana ini, dikelilingi pemandangan alam yang sangat cantik dan mempesona. Panorama alam pegunungan benar-benar memukau, bak lukisan hidup. Traveler juga dapat melihat keindahan puncak Gunung Watu Sangia yang penuh diselimuti awan dari lokasi Plasa Tangkeno. Plasa Tangkeno merupakan sebuah Alun Alun, tampat berkumpulnya wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah dan merasakan udara sejuk. Posisi Plaza Tangkeno berhadapan langsung dengan Gunung Watu Sangia dan laut, dimana Traveler juga dapat memandang Pulau Sagori dari tempat ini.
Desa yang berada dalam kawasan Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara ini, memiliki sejumlah obyek-obyek wisata disekitarnya. Traveler dapat mendatangi objek wisata Batusangia dengan berjalan kaki, menikmati konstruksi rumah adat serta aktivitas masyarakat desa yang sangat menyenangkan seperti pembuatan gula merah, menumbuk padi, bermain musik bambu, pembuatan lemang dan banyak lagi.
Wilayah Kabaena semakin ke tengah udaranya semakin menyejukkan. Secara administratif, Pulau Kabaena terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabaena, Kecamatan Kabaena Barat, Kecamatan Kabaena Timur, Kecamatan Kabaena Selatan, Kecamatan Kabaena Utara, serta Kecamatan Kabaena Tengah. Sederet objek wisata pun banyak ditemui di kawasan Kabaena ini, seperti Batusangia, Goa Batuburi, Benteng Tutuntari, Air Terjun Ee Meroro, Air Terjun Wataroda, Sumur Air Panas Patungkoriu, Pantai Lanere, Pulau Sagori, Air Terjun Mata Lakambula, Gunung Sabampolulu dan Makam Mokole Pu’u Roda.
Tangkeno sendiri merupakan kampung tertua dan pertama di Kabaena yang didiami oleh suku etnis Moronene Kabaena. Suku ini sangat menjaga budaya dan seni tradisi desanya dari pengaruh budaya modern. Di kawasan ini juga terdapat sebuah situs sejarah yaitu benteng pertahanan dan wisata alam air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 180 meter.
Untuk mencapai lokasi desa wisata ini, Traveler harus menyiapkan waktu cukup panjang dan menempuhnya melalui jalur laut. Ada beberapa akses perjalanan yang bisa dipilih untuk sampai ke pulau tersebut, yaitu dengan menempuh kapal dari Jembatan Batu Kota Baubau dengan waktu tempuh sekitar 6 jam, atau dengan kapal Ferry sekitar 5 jam. Bisa juga memilih naik kapal Jet dari Pelabuhan Murhum Kota Baubau,  langsung menuju pelabuhan Batuawu Kecamatan Kabaena Tengah dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.(Puteri)