Palembang berbenah, terutama destinasi wisatanya. Menyadari bahwa Palembang tidak memiliki sumber daya alam, Palembang tidak memiliki destinasi wisata alam yang indah seperti Bali, Jawa Barat dan lainnya. Palembang hanya kota ‘biasa’. Namun, di tangan Kemas Isnaini Madani, Palembang menjadi ‘luar biasa’. Berbagai destinasi wisata baik baru maupun memperkaya yang lama, mulai viral. Jadi Keren! Yess! Kreatif dalam menciptakan berbagai destinasi wisata, itulah yang kerap dilakukan Isnaini. Bahkan, target untuk mengembalikan Palembang menjadi Venice of The East, Kota Venesia dari Timur, step by step sudah mulai terealisir.
Venice of the East
Berbekal kepiawaiannya dalam menata kota, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kota Palembang, Ir. H. Kemas Isnaini Madani, M.TP, M.Si, IAI yang kerap dipanggil Isnaini ini, sigap dan piawai dalam merubah wisata Kota Palembang yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Sejumlah terobosan yang dilakukannya dalam membuat destinasi wisata baru, mulai terlihat.
Perlahan tapi pasti, pariwisata Palembang semakin seru, semakin beragam dan pastinya semakin asyik untuk disambangi. Kota yang mendapat julukan Bumi Sriwajaya ini, semakin unjuk aksi dengan tempat-tempat wisata barunya. Dengan dibantu pihak ketiga, dalam hal ini Bank Indonesia, Isnaini berhasil menyulap Tuan Kentang, yang merupakan sentra industri kain, menjadi destinasi wisata belanja yang keren punya. Wisatawan pun di giring untuk berburu oleh-oleh terutama kain khas Palembang ke tempat ini.
Gebrakan lainnya yang pernah ia buat adalah Wisata Halal, Kompetensi Mice And Sport City, Staycation Palembang Bae 2020, Charming Palembang Events 2020 on October, Festival Jajanan Kito di PSX Mall Palembang, Sriwijaya Great Sale, dan masih banyak lagi. Yah, pria kelahiran Palembang 23 Februari 1972 ini tak bisa diam, selalu saja bergerak dengan ide-ide briliannya untuk memajukan wisata di Palembang ini.
Seperti hal yang satu ini juga. Berambisi untuk mengembalikan kejayaan Palembang, yang dulu dikenal dengan julukan Venice of the East, Kota Venesia dari Timur. Hal itu terjadi pada saat penjajahan Belanda. Julukan itu disematkan oleh dunia barat, tidak lain karena dahulu Palembang memiliki ratusan anak sungai yang bermuara ke Sungai Musi, dimana sungai-sungai ini mengalir mengelilingi kota, dan untuk mengelilingi Kota Palembang bisa dilakukan dengan menggunakan sampan. Seperti pemandangan atau keadaan di kota Venisia – Italia. Ramai dengan lalu lalang perahu-perahu dan keadaannya sangat indah. Berbekal image itu, Isnaini pun kembali berbenah, Sungai Musi dan anak Sungai Musi pun mulai diaturnya agar tampil lebih indah, lebih asyik lagi dan pastinya bisa dijadikan destinasi wisata berikutnya.
“Saat ini kami sedang membenahi Sungai Musi. Nanti jika sungai ini sudah direstorasi akan menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Plan nya di tahun 2023 nanti. Momentumnya pas saat mendeklare Visit Palembang Year 2023 sekaligus hari jadi Kota Palembang 17 Juni 2023. Yah, Palembang siap kembali menjadi Venice of the east! Jadi, warga Indonesia nggak usah jauh-jauh ke Venesia, cukup ke Palembang, bisa dipenuh,” ujar Isnaini penuh percaya diri.
Untuk mewujudkan semua ini, Isnaini berharap dapat bekerja sama dan didukung penuh oleh banyak pihak. Dari akademis, dari pengelola wisata seperti hotel, resto, cafe, spa dan lainnya, juga dari kalangan masyarakat, media dan pemerintah. Kelima element inilah yang bisa mewujudkan obsesi Isnaini dalam mengembangkan dan menerobos segala inovasi untuk menciptakan destinasi wisata di Palembang ini.
Deretan terobosan dalam menciptakan destinasi wisata yang asyik dan seru memang jadi terbiasa dilakukannya. Pria penyuka makanan siomay dan batagor ini juga berhasil menata Pasar Durian Kuto, dari pasar yang kurang terawat menjadi sangat terawat.
“Setiap Wisatawan yang datang ke Palembang, jika ingin berburu duren, pasti larinya ke Pasar Durian Kuto. Nah, sekarang kondisi pasar ini lebih nyaman, bersih, rapi terlihat lebih responsif. Kalau malam tidak gelap lagi, karena sudah dikasih lampu-lampu. Pasar ini makin terlihat istimewa lah, makin betah pembeli berlama-lama disini,” ungkapnya lagi.
Pasar Durian Kuto merupakan perpaduan dari sektor perdagangan dan pariwisata. Selain tempat transaksi jual beli, banyak wisatawan yang menghabiskan waktu disini, memakan duren di tempat sambil menikmati keindahan setempat.
Berbekal Ilmu Arsitek
Anak pasangan dari tokoh masyarakat Palembang ternama, Ir. H. Kemas Madani Idroes dan Hj. Irma ini, terbilang tekun dalam menuntut ilmu di bangku formil. Setelah merampungkan S1-nya di Universitas Indonesia mengambil jurusan arsitektur tahun 1996, Isnaini melanjutkan S2 dengan beasiswa dari Bank Pembangunan Asia di Universitas Gajah Mada. Disini Isnaini mengambil jurusan perencanaan kota lalu lulus pada 25 September 2000. Pria yang masa mudanya hobi melukis dan menggambar ini juga mengambil S2 lagi di Universitas Sriwijaya dengan jurusan kebijakan publik. Tak sampai di situ, Isnaini juga pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda untuk meneruskan penggalian ilmunya di Negeri Kincir Angin tersebut, dan meraih gelar diploma dari Institute for Housing and Urban Development Studies Rotterdam pada tahun 2002 lalu.
Meskipun pendidikan formil banyak dilahapnya, pria yang kental sekali dengan logat Palembang ini tetap tampil bersahaja. Penampilannya sederhana, murah senyum dan selalu optimis dalam menghadapi apapun. Pengabdiannya untuk membesarkan wisata di kota kelahirannya ini, benar-benar sangat kuat. Kepintarannya tidak hanya diatas kertas saja. Ide-idenya yang dituangkannya sangat brilian. Pemerintah pun cukup jeli melihat potensi yang sangat mengagumkan dari diri Isnaini. Tak heran, Ketua Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sumsel ini pun, didaulat menjadi Kepala Dinas Pariwisata Palembang. Dan benar, di tangan Isnaini, destinasi wisata Palembang memang maju pesat, inovatif, produktif dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Berbekal ilmu arsitektur dan tata kota yang dimiliki, suami dari Sylviana ini mulai menata ulang kawasan wisata Kota Tertua di Indonesia ini. Seperti yang saat ini masih dilakukannya, yaitu menambah objek wisata pada wisata Pulau Kemaro. Seperti yang Traveler ketahui, Pulau Kemaro hanya dikenal dengan Pagodanya, padahal disana terdapat Kampung Air yang keindahannya sangat luar biasa menakjubkan. Isnaini cukup jeli melihat peluang keren ini. Kampung Air Pulau Kemaro pun jadi inceran untuk digiatkan wisatanya. Agar wisatawan bisa berlama-lama di Pulau Kemaro, sarana resort pun segera diwujudkan. Yah, selain Kampung Air, pembangunan resort juga jadi perhatian utamanya. Isnaini pun berharap, setelah penataan Kampung Air Pulau Kemaro dan sarana Resort rampung dilaksanakan, Palembang kembali memiliki ikon baru yang rugi jika ditinggalkan.
“Dulu, kalau ke Palembang tidak mampir ke Jembatan Ampera dianggap belum sah. Nah, nanti tambah lagi julukannya, tidak afdol rasanya kalau ke Palembang belum mengunjungi Kampung Air Pulau Kemaro,” ujar Isnaini bangga.
Semangatnya memang oke! Tak heran jika penghargaan atas kinerjanya ini pun siap mengincarnya. Seperti saat ini, Kota Palembang melalui Wisata Tanggo Buntung kembali menjadi nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2020 untuk kategori Destinasi Belanja Terpopuler. Bahkan dari perhitungan suara terakhir, Wisata Tanggo Buntung memperoleh hampir setengah dari persentase suara pemilih.
“Ayo, kembali kita wujudkan Kota Palembang menjadi juara 1 di ajang API Award Tahun 2020 ini! Dukung terus Tanggo Buntung dalam kategori Destinasi Belanja Terpopuler. Caranya, like e-poster Tanggo Buntung – Palembang di instagram @apiaward atau like, komen dan subscribe vidio Tanggo Buntung Kota Palembang di channel API Award 2020,” imbuh Isnaini penuh semangat.
Like Father Like Daughter
Isnaini memang terkesan pendiam, tidak banyak bicara namun tegas dan konsisten. Sikap ini pun tak jauh beda ketika Bapak dua putri ini sedang bersama keluarga. Bahkan sikap pendiamnya juga menular ke anak-anaknya. Namun demikian, bukan berarti komunikasi langsung terputus. Meja makan dan saat makan adalah waktu yang tepat, untuk berbagi cerita dan mendengarkan cerita dari anak-anaknya. Bahkan, mereka punya ‘special family time’ saat weekend.
“Sebelum ada covit, libur weekend bisanya kami nonton ke bioskop. Karena sekarang pandemik, nontonnya jadi di rumah saja, atau baca buku,” ungkap pria yang hobi bermain drum ini.
Selain sama-sama pendiamnya, ternyata hobi main drumnya ini juga menurun ke anaknya yang pertama. Bahkan, si kakak lebih serius menekuni bermain drum ini, dan saat ini sudah sering ikutan mengisi acara antar panggung.
“Dulu saya belajar otodidak untuk bermain drum, dan sesekali saaja ikutan manggung. Beda dengan anak saya ini, dia ikutan kursus dan sekarang sering tampil diatas panggung. Dialah yang meneruskan mimpi saya bermain drum panggung to panggung. Padahal saya nggak pernah suruh, lho!” cerita Isnaini, tentang putri pertamanya yang sedang mengenyam pendidikan di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kedokteran Hewan. Dan, mereka pun juga sama-sama gemar membaca. Yah, like father like daughter!
Isnaini pun juga terbilang demokratsis dalam keluarga. Tidak egois dan mau mendengar masukan dari anak-anaknya. Termasuk dalam menentukan liburan besar, dimana mereka biasanya pergi ke suatu tempat. Untuk memutuskan kemananya, diskusi sudah jadi hal terbiasa bagi keluarga kecilnya ini. Bandung, Yogyakarta atau Bali jadi pilihan libur besar mereka. Kalau sudah berlibur bersama keluarga, biasanya, begitu kembali dari liburan, ide-ide brilian pun kembali bergelora. Dan, siap-siap lagi ide membuat destinasi wisata baru di Palembang muncul lagi.
Yah, inilah Bapak Kemas Isnaini Madani, putra daerah yang berjibaku keras membesarkan wisata daerahnya, Palembang!(Niel)