Siapa yang tidak kenal Pempek, camilan yang berkuah lezat asal Palembang. Camilan ini bahkan sudah terkenal sampai ke mancanegara. Pempek merupakan kuliner khas Sumatera Selatan yang terbuat dari adonan berbahan dasar tepung tepung sagu dan ikan. Legit, gurih dan lezat rasanya.
Bentuk sajiannya cukup unik, ada yang bulat, panjang, lonjong yang terbuat dari campuran tepung sagu dan ikan tenggiri yang sudah dihaluskan. Dalam perkembangan dunia kuliner, bahan baku ikan berkembang tidak hanya berpatokan pada ikan tenggiri saja, juga memakai ikan gabus yang cocok untuk penggemar pempek yang alergi memakan ikan laut.
Ada berbagai jenis pempek. Pempek yang paling terkenal adalah pempek kapal selam, yaitu pempek yang diisi dengan telur ayam dan digoreng dalam minyak panas. Jenis lainnya yaitu pempek lenjer, pempek adaan yaitu pempek yang berbentuk bulat. Juga ada pempek kulit ikan, pempek pistel yang berisi irisan pepaya muda rebus yang sudah ditumis dan dibumbui, pempek telur kecil dan pempek keriting.
Yang perlu diperhatikan saat menggoreng pempek adalah, api pada kompor jangan terlalu besar sehingga pempek tidak gosong dan matang sempurna. Â Ketika warna pempeknya sudah terlihat menguning, maka pempek tersebut telah matang dan siap diangkat.
Pempek yang di goreng ini disajikan dengan kuah berbumbu. Untuk membuat kuahnya, ambil gula merah (sering disebut gula jawa) yang ditambah dengan larutan cuka atau cuko, lalu ditambahkan sedikit asam jawa. Kuah lezat ini berwarna coklat yang kental yang memadukan rasa pedas, manis, dan sedikit asam sehingga rasa keseluruhannya tidak terlalu menyengat di mulut dan lidah. Hmm, lezatnya pempek siap disantap!
Sejarah pempek
Jika Traveler berkunjung ke Kota Palembang, sajian camilan pempek ini akan mudah ditemui di tiap sudut Kota Palembang. Sebab, hampir di setiap jalan, terdapat warung atau tempat makan pempek. Pagi, siang bahkan malam selalu mudah ditemui.
Pempek memang identik sekali dengan Palembang. Camilan lezat ini telah ada di Palembang sejak abad ke-16, mulai masuknya perantau Tionghoa ke Palembang, pada masa pemerintahan Sultan Badaruddin II dari Kerajaan Palembang Darussalam. Saat itu pempek disebut kelesan. Kelesan adalah panganan adat di dalam Rumah Limas yang mengandung sifat dan kegunaan tertentu. Dinamakan kelesan karena makanan ini dikeles atau tahan disimpan lama.
Pada awalnya, pempek dibuat langsung oleh orang asli Palembang. Setelah dibuat lalu dioper ke orang China untuk dijual. Mereka memang terkenal ahli dagang. Dan pada tahun 1916, tercatat bahwa kelesan (pempek) mulai dijajakan dengan penjual yang berjalan kaki dari kampung ke kampung, khususnya di kawasan keraton ( sekarang ini menjadi lokasi Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang).
Saat menjajakan kelesan, para pedagang ini menyebutnya empek. Karena mereka menjajakan sambil berteriak ‘Pek, empek…’, akhinya sebutan pempek pun menjadi melekat pada camilan ini. Sejarah pempek ini, tercatat dalam buku yang berjudul ‘Sejarah dan Kebudayaan Palembang : Rumah Adat Limas Palembang’ yang ditulis oleh M Akib, RHM.
Kelezatan pempek akan semakin sempurna dan sangat terasa nikmatnya bila di makan dalam keadaan masih hangat. Disajikan dengan tambahan irisan timun dan mie kuning serta baluran kuahnya yang diberi bubuk ebi sedikit, menambah sensasi kenikmatan dari hasil olahan kuliner khas jajanan Palembang ini. Yummy!!!(Niel)