Kebijakannya Yang Tak Populer, Justru Menolong Perusahaan

Low profile, eazy going, smart, down to earth, ramah, berani mengambil sikap. Itulah Rahmat Rezky, Commercial Director Ariston Thermo Indonesia, yang selalu tampil necis dengan celana jeans dan sepatu keds.. Sejak awal percakapan, celetukan-celetukan lucunya membuat suasana nyaman dan menyenangkan. Dan dinner kami kali ini pun, seperti bertemu dengan sahabat lama…

Selintas, orangnya terkesan serius tapi begitu ‘ngobrol’, kesan santai dan asyik pun langsung mewarnai percakapan kami. Penampilannya bersahaja, dan orangnya banyak canda. Itulah Rahmat, salah satu Board of Director Ariston Thermo Indonesia. Celetukan-celetukannya seru, setiap kali menceritakan pengalaman travellingnya juga cerita lainnya. Tapi, begitu memasuki obrolan tentang berbagai kebijakan yang dia ambil dalam menjaga perusahaan, juga bicara kinerja serta target penjualan, wajahnya pun langsung berubah serius. Hanya sesaat sih, karena lagi-lagi, gaya beliau yang santai dan eazy listening, membuat asyik obrolan kami ini.

Semangkuk chickend salad, sepaket Sop Buntut serta dua gelas berukuran besar leci tea ice, menemani obrolan kami. Yah, sembari menyantap hidangan makan malam, di salah satu resto di bilangan daerah Slipi Jakarta Barat, Rahmat pun bercerita banyak, membagi pengalamannya.

Menjadi salah satu bagian garda terdepan dalam satu perusahaan besar berkaliber internasional, sudah pasti terbayang waktu yang tersita hanya untuk pekerjaan semata. Belum lagi jadwal bisnis trip nya, pergi ke antar daerah maupun mancanegara. Namun, bukan berarti semua waktu hanya tersita untuk bekerja semata. Balancing tetap harus ada. Ketika sampai di rumah, semua urusan kantor sudah harus ditanggalkan. Fokus rumah, anak-anak dan refresh tenaga dan pikiran buat esok hari.

“Sebisa mungkin, dan harus bisa, ketika sampai rumah fokus saya tentang rumah. Ngobrol sama anak-anak, mendengar cerita istri, buat plan untuk keluarga. Kalau bukan hal urgent, saya tidak mau bahas urusan kantor di rumah. Setiap pagi pun, saya masih menyempatkan mengantar anak ke sekolah,,” ungkap Rahmat.

Mengambil Keputusan Berdasarkan Data

Mengambil satu langkah kebijakan, demi menjaga dan meningkatkan perusahaan, seringkali menimbulkan konflik bagi orang yang berseberangan dengan kebijakan tersebut. Padahal, tidak sembarang kebijakan yang dia ambil, selalu berdasarkan angka dan fakta. Namun, tetap saja hal negatif sering Rahmat alami. Tak heran, black campaign, fitnah bahkan teror pernah dihadapinya. Teror yang paling serius, ketika istri, anak bahkan ibundanya ikut diancam.

Ketakutan apalagi kepanikan, bukan solusi. Rahmat tetap berkepala dingin, selalu mendekatkan diri kepada Sang Khalik dan berdiskusi dengan pimpinan tertinggi, mencari jalan keluar yang terbaik.

Yah, merubah seseorang untuk mengajak ke satu kemajuan memang tidak gampang. Apalagi jika dihadapkan dengan satu alasan klise, ‘saya kan orang nya memang begini,’ ‘sudah aman dengan zona seperti ini (terima gaji bulanan)’, itu jadi chalenge besar bagi seorang Rahmat Rezki.

“Awalnya memang nyebelin, tapi jangan langsung pesimis menghadapi orang seperti itu. Cari tahu alasannya lebih jelas, kalau memang sudah karakter bawaannya, yah sulit, tapi kalau ada hal lain yang cuma dijadikan alasannya, itu masih bisa bergeser,” kata Rahmat.

Menghadapi hal itu, Rahmat melakukan pendekatan, menjelaskan panjang lebar efek dan hasil yang akan didapat kelak. Ada yang memang mau bergerak dan mengikuti saran-saran Rahmat, tapi ada juga yang langsung apatis. Rahmat pun tak lelah untuk selalu menyemangati timnya. Memberikan masukan, tidak saja bicara soal pekerjaan, namun hal lain yang buntutnya juga kena impact ke pekerjaan.

Untuk pekerjaan, Rahmat memang saklek. Kalau sudah memberikan masukan, A yah A, ketika anak buahnya membantah, Rahmat tetap teguh pendirian. Egois? Tidak! Karena apa yang dikatakannya, berdasarkan fakta dan sudah disurvey terlebih dahulu.

“Setiap kebijakan yang saya ambil, setiap solusi yang saya terapkan, selalu berdasarkan angka, bukti dan lainnya. Kebijakan yang saya ambil pun semata demi menjaga perusahaan tetap berdiri, dimana ratusan bahkan ribuan karyawan bergantung disini. Alhamdulillah, setiap masalah selalu selesai dengan baik. Meskipun awalnya jumpalitan, bahkan tak jarang stres yang sangat luar biasa,” ujar pria lulusan The Indonesian Institute for Management Development – Monash Mt. Eliza Business School (Monash University-Australia) mengambil Master Business Administration (MBA).

Dalam posisinya saat ini, Rahmat memang mendapat amanah menghandle yang berhubungan dengan penjualan, bagaimana yang terjadi dibalik penjualan, strategi harga, positioningnya dimana, product develop (pengembangan merk/barang baru), dan lainnya yang semuanya lebih ke arah strategi, juga negosiasi untuk perkembangan sales dan produksi, dan masih banyak hal lainnya yang harus ditanganinya.

Langkah jitu yang selalu dilakukannya adalah turun ke lapangan secara langsung, bertemu para distributor, sales, owner dan lainnya. Melihat langsung bagaimana masyarakat menanggapiu brand dan produk yang sedang di pasarkan. Kadang kala, sesekali ada miss dari angka dan laporan yang telah disampaikan kepadanya. Makanya, penting bagi Rahmat untuk tetap terjun ke lapangan, meskipun sudah di handle bawahannya. Untuk mengantisipasi bias infromasi dan menemukan strategi baru baginya. Dengan terjun langsung, ide strategi bisa langsung keluar ketimbang cuma menerima laporan saja.

“Ide itu tidak ada teorinya, dicari dibuku mana pun tidak ada. Makanya, saya paling suka kalau survey, kontrol langsung ke lapangan. Ngobrol-ngobrol santai dengan para distributor dan sales. Seringkali dari obrolan seperti ini dapat banyak masukan dan menimbulkan ide baru bagi saya untuk melakukan banyak hal positif lainnya,” ungkap Rahmat lagi.

Tak heran, kepiawaian Rahmat dalam berstrategi, kesigapan dia dalam menghadapi berbagai masalah, serta kematangannya dalam mengambil keputusan selalu membawa kemajuan dalam perusahaan.

“Entah kenapa, setiap awal masuk ke perusahaan, selalu kondisi perusahaan itu dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Dan alhamdulillah, langkah-langkah strategi yang saya ambil, membawa perusahaan itu menjadi lebih baik lagi,” kenang pria yang pernah juga bekerja di LIXIL Indonesia, PT American Standard Indonesia, AKZO Nobel Indonesia/PT ICI Paints Indonesia.

Gowes, Me-recharge Pikiran

Pada tahun 2008, bersama teman-teman se-kampusnya dahulu di Universitas Parahiayangan Bandung, Rahmat mulai melirik dunia gowes. Mencoba, pulang kantor sekitar jam 7an nge gowes sampai rumah. Ternyata, Rahmat mendapati suatu kenikmatan yang luar biasa, setiap selesai bersepeda. Yang akhirnya, kegiatan ini total ditekuninya sejak tahun 2009, Rahmat pun ikut dalam klub sepeda lipat.

“Belive it or not, pulang kantor sepedaan, besokannya di kantor fresh banget. Saya malah tambah fokus dalam bekerja. Makanya, sejak itu saya rutin sepedaan. Setiap hari ke kantor bawa sepeda di mobil, pulang kantor saya sepedaan, sementara sopir mengikuti saya bersepeda,” cerita Rahmat.

Olah raga bersepeda membawa pikiran yang tadinya sumpek jadi cerah, benar-benar refreshing. Rahmat pun pernah mengikuti berbagai kegiatan dari perkumpulan sepeda lipat nasional, bahkan dia pernah menjadi ketuanya. Kecintaan dalam bergowes ria ini juga dilakukannya ketika menjalani bisnis trip ke berbagai daerah, bahkan keluar negeri sekalipun.

“Di luar negeri, pagi jelang ke kantor, saya sepedaan dulu. Wah, kalau ditanya rasanya bagaimana, sungguh sulit diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Rahmat yang pernah mendapatkan sertifikat dari Paris tentang gowesnya ini.
Tah heran, hasil refreshingnya dalam rutin berolah raga sepeda ini, membuat kinerja Rahmat selalu terjaga. Bahkan, dia selalu mencapai target di setiap perusahaan dimana dia bekerja.

Malam semakin larut, hidangan pun tandas tak bersisa. Setelah menyeruput sisa minuman, percakapan kami pun tuntas.
“Tanamkan mindset selalu ingin maju dan jangan mau terbelenggu dengan ‘zona aman’ dalam pekerjaan,” ujar Rahmat mengakhiri perbincangan kami.

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Liburan di Filipina, Dimas Anggara-Nadine Chandrawinata Berendam di Bak Luar Ruang

Pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara memang suka traveling atau berpergian,...

Mengenal Tradisi Jogja yang Jarang Diketahui

Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan...

Gubernur Arinal berharap ajang Puteri Indonesia dapat mengenalkan potensi wisata Lampung

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung...

Inilah Makanan Khas Bali yang Halal Dikonsumsi

Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner...

Rekomendasi Tempat Wisata Seru di Melbourne, Australia

Kalau berkunjung ke Australia rasanya akan makin seru saat...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here