Jakarta, 16 Agustus 2020 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan ekonomi kreatif mendukung upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, lewat kegiatan “Banyuwangi Rebound”. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan pembukaan seluruh destinasi pada September 2020 seiring program recovery sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dijalankan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi M. Yanuar Bramuda dalam sosialisasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) dalam kegiatan “Banyuwangi Rebound” yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beberapa waktu lalu mengatakan, pandemi COVID-19 mengubah strategi pengembangan pariwisata Banyuwangi.
Saat ini pemerintah daerah memberlakukan dengan ketat protokol kesehatan berbasis CHSE serta jaga jarak, pembatasan pengunjung serta sertifikasi bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah memenuhi unsur-unsur tersebut di masa adaptasi kebiasaan baru.
“Timeline New Normal tourism 2020 di Banyuwangi, tiga bulan pertama pada Mei hingga Juli 2020 kami sudah fokus pada recovery. September sudah ada target pembukaan semua destinasi dan pembukaan penerbangan Bali-Banyuwangi dengan pesawat ATR Citilink 72 seat yang akan diisi oleh 50 persen dari kapasitas penerbangan,” kata Bramuda.
Pandemi COVID-19 dikatakannya memberikan dampak yang besar terhadap sektor parekraf di Banyuwangi. Terjadi penurunan konsumen sekitar 73,8 persen, penurunan omzet sebesar 74,1 persen dan mengakibatkan usaha yang tutup sebesar 17,3 persen. Karenanya Pemkab Banyuwangi seiring dengan penanganan kesehatan, saat ini juga fokus mempersiapkan sektor parekraf di era adaptasi kebiasaan baru dengan baik. Pariwisata ke depan dikatakannya tidak sekadar menyajikan leisure tapi juga konsep wisata yang aman, sehat, bersih seperti protokol kesehatan berbasis CHSE dari Kemenparekraf.
Menurut hasil survei, kata Bramuda, Banyuwangi menjadi salah satu destinasi yang paling banyak diminati untuk dikunjungi setelah pandemi bersama dengan Lombok dan Labuan Bajo. Selama Juli 2020, Bramuda menyebut jumlah wisatawan ke Banyuwangi dalam jangka satu pekan sudah mencapai 8.000 pengunjung.
“Kepada para pengelola pariwisata, kami tekankan, jualan kita tak lagi sekadar harga murah dan suguhan wisata indah. Namun, harus memenuhi protokol kesehatan dan keamanan,” kata Bramuda.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari, mengatakan, dalam penyesuaian kegiatan wisata di masa adaptasi kebiasaan baru perlu kedisiplinan dan ketegasan. Saat ini pemerintah fokus menggarap segmen wisatawan domestik hingga akhir tahun dan membuka destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara pascapandemi COVID-19.