Indonesia memang sangat kaya akan seni budayanya. Termasuk memiliki ratusan jenis rumah adat yang tergabung dalam seluruh provinsi. Rumah adat biasanya dibuat bukan hanya untuk mendirikan rumah dan berlindung saja namun kaya akan filosofi yang tinggi, tujuan pelestarian rumah yang dijunjung oleh sepuh dan juga budaya yang kental, yang semuanya merupakan satu kesatuan menjadi arti dari sebuah rumah adat.
Berikut ini, Indonesiatraveler.id akan mengupas keberadaan rumah adat di Bangka Belitung, yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera, berdekatan dengan Sumatera Selatan. Memiliki 3 jenis rumah adat. Apa saja? Yuk simak!
Rumah Limas
Rumah Limas Bangka Belitung ini merupakan adopsi dari rumah tradisional asal Sumatra Selatan. Hal ini juga pengaruh oleh masyarakat Palembang yang merantau ke Bangka Belitung dan membawa budaya mereka ke sana. Rumah ini juga mengambil sedikit sentuhan eropa masa kolonial dan dipadukan dengan gaya rumah adat Sumatra Selatan.
Sedikit banyak ada kemiripan dengan Rumah Panggung, namun bedanya Rumah Limas didesain sedikit lebih modern karena bagian dalam ruangan ada penambahan beberapa ruangan seperti kamar dan ruang keluarga. Penambahan biasa nya dilakukan dengan bentuk panjang ke belakang dengan ruang tamu diletakkan paling depan atau ruang tamu dibuat sejajar dengan kamar tidur.
Ciri dari rumah ini sesuai dengan namanya yaitu Rumah Adat Limas, dengan bentuk atap limas dan juga tradisional. Rumah ini memiliki ketinggian lantai yang berbeda yang disebut Bengkilas. Dahulu Rumah Limas juga dibedakan berdasarkan strata atau perbedaan status sosial. Tamu yang status sosial tinggi akan menggunakan lantai tertinggi, dan untuk tamu biasa bisa menempati lantai kedua. Namun sekarang sistem tersebut tidak sepenuhnya digunakan karena mengundang pro dan kontra.
Rumah Panggung
Dengan mewarisi gaya seperti Melayu Awal, Melayu Bubungan Limas dan juga rumah Melayu Bubung Panjang, Belitung pun memiliki rumah adat berupa Rumah Panggung. Rumah ini terbuat dari kayu, komponen kayu yang digunakan untuk pembuatan rumah ini selaras dengan filosofi kehidupan orang-orang bangka yang penuh dengan kesederhanaan. Dan bahan dasar lainnya seperti bambu, dedaunan serta akar pohon dan alang yang kuat dan juga tahan lama. Tetapi ada juga yang sudah menggunakan tanah liat untuk di jadikan genteng.
Ciri khas lainnya dari Rumah Panggung yaitu bentuk atap yang tinggi dan sedikit miring, yang membuat rumah terlihat lebih unik. Rumah ini juga memiliki jendela yang banyak.
Bagian depan terdiri dari teras dan tangga untuk menuju ke rumah. Bagian di dalam rumah terdiri dari rumah induk atau ruang utama dan juga rumah dapur tempat para wanita dan anak gadisnya memasak dan belajar mengurus rumah. Rumah ini juga anti menggunakan cat sehingga warna alamilah yang digunakan.
Rumah Rakit
Rumah Rakit merupakan rumah yang didirikan berada di atas perairan dengan bentuk seperti rakit. Mengingat Bangka Belitung terbatasi oleh perairan baik sungai maupun lautan maka banyak masyarakat Bangka yang membuat rumah diatas air sebagai tempat tinggal dan tempat bisnis ekonomi. Arsitektur rumah rakit ini masih dipengaruhi unsur budaya Melayu Bubung Panjang dan juga terdapat unsur Tionghoa, dengan sedikit penambahan pada sebagian arsitek bangunan rumah.
Kelebihan dari rumah ini adalah, mampu bertahan lama sebagai tempat tinggal, meskipun terkena hujan dan panas diatas perairan serta memiliki bentuk yang besar dan cocok untuk tinggal banyak orang. Kelemahannya, rumah ini berada di atas perairan dan tentu tidak stabil.
Rumah ini berbahan utama bambu, khususnya bambu manyan yang digunakan untuk pelampung rumah rakit, agar tidak tenggelam ketika digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, masyarakat juga menggunakan kayu khusus seperti kayu trembesi atau kayu seru yang terdapat banyak di Bangka. Untuk menyatukan bahan-bahan rumah agar terikat kuat, dipergunakanlah rotan, untuk bagian atap biasanya menggunakan rotan kecil, dan untuk mengikat bambu atau balok kayu pelampung dan bagian lantainya menggunakan rotan yang agak besar.
Itulah ketiga rumah adat Bangka Belitung yang digunakan masyarakat untuk berlindung atau tempat untuk berkumpul bersama keluarga.