Traveller butuh koleksi swafoto yang instagramable? Sedang mencari spot foto yang berlatar belakang pendar-pendar lampu dengan gaya retro? Wah, membayangkannya saja sudah seru banget, apalagi melihat aslinya. Nah di Solo, tempat seperti itu ada. Bertempat di jantung kota Surakarta atau Solo, membuat traveller bisa sekaligus berinteraksi langsung dengan warga setempat lengkap dengan logat Jawa yang kental.
Tempat ini menjadi pusat pariwisata paling ciamik di Kota Solo. Sentuhan lampu yang dominan berwarna merah dan semburat jingga, serta jumlahnya ribuan menyinari sepanjang jalan utama menambah kesan romantis dan sendu apalagi bila dikunjungi bersama orang-orang terkasih. Lokasinya berada di Jalan Timur Pasar Gede, Sudiroprajan, Solo. Tempat ini disulap menyerupai kawasan China Town. Hal ini bukan tanpa alasan lho, mengingat kentalnya akulturasi dari budaya Jawa dan etnis Tionghoa.
Tak hanya lampion berjumlah ribuan dengan aksen huruf mandarin yang menggantung di sepanjang jalannya, namun di tengah-tengah lokasi ada patung lampu berbentuk shio. Shio tersebut sebagai lambang arah tujuan hidup para penganutnya satu tahun yang akan datang. Tidak ketinggalan pula di lokasi tersebut terdapat bau-bau dupa yang khas dan berwarna merah, yang membuat suasana benar-benar kental terasa. Dan pastinya, banyak spot-spot foto yang keren banget yang membuat Traveler takjub dan bingung mau mulai foto dari mana. Yah, situasi dan suasananya benar-benar khas negeri Tirai Bambu.
Setiap malam, ada dua titik lokasi utama yang menjadi ikon Pasar Gede. Namun jika ingin lebih terkesan, traveller bisa sesekali mampir ke warung kopi yang kerap disebut ‘hik’ dan mencoba kudapan jalanan yang dijajakan.
Setelah puas mengistirahatkan telapak kaki dan mengisi perut, traveller bisa menyusuri jalan sampai pada titik nol atau Tugu Pemandengan. Tugu ini lebih tepatnya berada di depan Balai Kota Solo yang berbentuk tiang dan di bagian paling atas ada lentera yang memancarkan cahaya ke seluruh penjuru. Berjarak hanya sekitar 200 meter dari Lampion Pasar Gede.
Hal yang perlu diketahui, Tugu Pemandengan termasuk ke dalam cagar budaya yang dilindungi Disparbud Kota Surakarta. Tugu tersebut diperkirakan peninggalan dari Pakubuwana VI yang menurut sejarah, titik nol ini merupakan titik kosmologi budaya Jawa. Hal itu terlihat dengan adanya Pasar Gede yang berada di timur dan Masjid Agung yang berada di barat.
Selain tugu titik nol, jika traveller berjalan kaki sedikit, akan bertemu dengan Tugu Jam Pasar Gede. Disinilah biasanya para kawula muda menghabiskan malam untuk sekadar menghirup angin malam atau menikmati keramaian para pedagang kaki lima di pinggiran.(AN/IPG)