Mengulik dan berkunjung ke situs-situs sejarah di Yogyakarta, akan menjadi petualangan yang seru dan mengasyikkan. Yogyakarta yang kaya dan sangat menjaga akan sejarah dan kebudayaannya, menyimpan banyak spot-spot yang berbalut sejarah masa lalu. Salah satunya adalah Candi Ratu Boko atau yang kerap disebut juga Situs Ratu Buko. Keindahan panorama sekitar situs ini sangat memikat hati. Tak heran banyak wisatawan yang datang kesini untuk tak absen berswaphoto dengan berlatar bangunan Candi Ratu Boko serta panoramanya yang cantik ini.
Dibalik keindahannya ini, Candi Ratu Boko menyimpan cerita dan misteri yang selalu membuat penasaran wisatawan yang berkunjung ke situs ini.  www.indonesiatraveler.id berhasil menjajaki situs misteri namun sangat memikat ini! Yuuk, simak!
Sebenarnya objek wisata Situs Ratu Boko adalah berupa reruntuhan dari sebuah istana dan bangunannya pun tidak ada yang menyerupai Candi. Objek wisata ini lebih mirip istana atau kraton ketimbang candi. Karena fungsinya dahulu selain tempat ibadah juga benteng pertahanan. Bahkan tempat ini kerap bisa disebut sebagai Keraton Ratu Boko.  Areal istana seluas 250.000 meter ini terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Pada bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Lalu pada bagian tenggara terdapat Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Sementara pada bagian timur ada kompleks goa, Stupa Budha dan kolam. Dan pada bagian barat hanya ada perbukitan.
Gerbang Situs Ratu Boko memiliki 2 gerbang yang terletak di bagian barat situs, yaitu dalam dan luar. Gerbang dalam merupakan gerbang utama keraton dan ukurannya lebih besar dibanding gerbang luar. Gerbang luar berjumlah 3 sementara gerbang dalam atau gerbang utama berjumlah 5. Gerbang ini disusun dengan gapura paduraksa.
Dalam kompleks kawasan Ratu Boko, ada sebuah bangunan yang menyerupai candi yaitu Batu Kapur dan Batu Putih. Dinamakan dengan Batu kapur karena fondasi dari candi ini adalah Batu Kapur. Hanya saja bagian atas dari candi ini sudah hilang. Selain itu, pada bagian dalamnya terdapat Candi Pembakaran dan sumur suci. Candi Pembakaran ini terletak di bagian depan yang dibuat dari batu andesit. Disebut dengan nama Candi Pembakaran karena ditemukannya abu bekas dari sebuah pembakaran.
Sementara itu, Kedalaman sumur suci ini bisa mencapai 2 meter pada saat musim kemarau. Dalam sejarah Keraton Boko, sumur suci ini digunakan untuk upacara keagamaan yang dilangsungkan di Candi Pembakaran. Traveler juga akan menemui sisa-sisa keputren. Keputren merupakan wilayah untuk putri-putri raja yang biasanya dijaga ketat dan tidak boleh dimasuki laki-laki. Agak jauhan dari keputren, Traveler akan menemukan dua goa, yang konon goa-goa ini dahulu menjadi tempat untuk bermeditasi.
Terhipnotis Keindahan Sunsetnya
Situs ini berada di atas bukit. Bisa dibilang kawasan ini adalah sebuah kawasan keraton yang cukup lengkap diantara keraton Jawa lainnya. Karena kompleks bangunan ini sangat lengkap terdiri dari pintu gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian, dan juga pagar pelindung.
Berada di atas bukit dengan ketinggian 200 mdpl, membuat udara disini sangat sejuk bahkan cenderung dingin menggigit. Hijaunya hamparan rumput yang mengimbangi keberadaan reruntuhan bangunan batu yang lengang, membuat suasana semakin terasa dingin. Pesona matahari terbenam di Situs Ratu Boko begitu cantik dan tidak ada tempat yang bisa menyuguhkan pemandangan seindah ini. Warna oranye matahari tepat berada di tengah-tengah pintu gerbang situs. Berpadu dengan warna langit yang menggemaskan. Kawasan ini mampu menciptakan foto siluet yang sangat indah, berkolaborasi dengan landscape yang sangat cantik. Apalagi biasanya kabut seringkali menyelimuti kawasan ini. Sehingga hasil photo yang dihasilkan pun menjadi maksimal dan sangat memukau.
Selain sunset yang dinanti, Traveler juga dapat menikmati keseruan lainnya. Untuk menikmati pemandangan indah yang mengeliling Situs Ratu Boko ini, Traveler bisa dengan duduk di kursi-kursi yang sudah disediakan oleh pihak pengelola. Dari sinilah, wisatawan dapat melihat keindahan dari atas ketinggian ini. Kursi-kursi ini pun juga sangat menarik untuk dijadikan sebagai spot foto. Tampak Gunung Merapi menjulang di kejauhan.
Untuk melongok lebih dekat ke Situs Ratu Boko, Traveler kembali melakukan perjalanan menanjak bukit. Meskipun hanya tinggal bongkahan puing-puing, namun masih banyak wisatawan yang tetap tertarik untuk datang ke obyek wisata ini. Terkesima menikmati panorama pemandangan hamparan sawah, sisa-sisa bangunan candi/situs yang juga sesekali muncul kereta api yang sedang melintas, menjadi sebuah frame yang pesona, begitu cantik, begitu menarik. Apalagi, berbalut dengan udara sekitarnya yang sejuk, karena banyaknya pepohonan dan rumput-rumput yang serba hijau.
Sejarah
Konon berdasarkan sejarah, penguasa dari kerajaan Ratu Boko adalah Prabu Rakai Panangkaran. Hal tersebut dapat dilihat dari Prasati Abhayagiri wihara, Situs Ratu Boko merupakan tempat Rakai Panangkaran beristirahat, setelah mengundurkan diri dari Raja Mataram.  Karena membutuhkan sebuah ketenangan, akhirnya  Rakai Panangkaran membangun sebuah wihara yang disebut Abhayagiri Wihara. Situs Ratu Boko pun dianggap peninggalan Agama Budha, karena Rakai Panangkaran beragama Budha. Hal ini juga diperkuat dengan adanya Arca Dyani Budha. Namun dari sisi lainnya, Situs Ratu Boko juga bisa disebut situs peninggalan agama Hindu, karena juga ditemukan Arca Durga, Yoni, dan Ganesha milik umat Hindu. Hal ini membuktikan adanya toleransi beragama pada masa itu.
Cerita lain yang juga dipercaya masyarakat sekitar, Ratu Boko dahulu merupakan istana Roro Jonggrang. Ini adalah tempat tinggal Raja Boko, ayah dari Roro Jonggrang (Legenda Roro Jonggrang dengan Seribu Candi). Dan Keraton Ratu Boko sudah digunakan sejak masa dinasti Syailendra.
Situs Ratu Boko terletak di Gatak, Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Untuk mencapai lokasi ini, dari arah Kota Yogyakarta, Traveler ambil jalur jalan Solo hingga sampai di lampu merah pertigaan pasar Prambanan. Lalu belok ke kanan dan berjalan kira-kira 3 kilometer. Nanti akan melihat papan petunjuk yang akan menjadi pemandu menuju Candi Ratu Boko. Dari Candi Prambanan, jarak ke Situs Ratu Boko sekitar 3 kilometer.(Adhit)