Pulau Kakaban merupakan bagian dari Kepulauan Derawan yang terdiri dari empat pulau utama yaitu Derawan sendiri, Maratua, Kakaban, dan Sangalaki. Pulau Kakaban sendiri termasuk unik karena merupakan atol atau pulau karang dengan danau berada di tengahnya. Daratannya sendiri tak terlalu luas dan dipenuhi oleh pepohonan rindang. Hanya ada satu dermaga dan jalan penghubung menuju danau saja sehingga pengunjung biasa sulit untuk mengelilingi pulau kecil tersebut.
Uniknya lagi danau tersebut airnya tawar cenderung payau jadi sama sekali tidak asin alias tercemar air laut yang jaraknya tak lebih dari setengah kilometer saja. Di dalam danau tersebut hidup ubur-ubur yang tak menyengat dan tergolong langka karena hanya ada dua tempat di dunia ini yang serupa, satu lagi berada di Palau yang letaknya di utara Pulau Morotai. Air danaunya sendiri cukup bersih sehingga kita bisa melihat ubur-ubur berseliweran di dalamnya.
Untuk menjaga kebersihan air danau, para pengunjung dilarang menggunakan lotion atau sun screen agar tidak tercemar bahan kimia. Ubur-ubur ternyata sangat sensitif dengan bahan kimia dan tidak boleh terpapar karena bisa mempercepat kematiannya. Lagipula biota lain di dalamnya termasuk tumbuhan juga perlu dipelihara dari pencemaran bahan kimia yang terdapat dalam lotion atau sun screen tersebut mengingat danaunya tidak terlalu luas.
Pulau ini hanya bisa dijangkau dengan speed boat saja. Dari dermaga terdapat jalan setapak dari kayu menuju ke tepian danau yang dipenuhi ubur-ubur. Pengunjung harus berhati-hati ketika meniti jalan setapak karena kayunya sudah mulai lapuk dan mudah untuk patah. Jarak dari dermaga ke dalam tak sampai 300 meter, namun agak menanjak sedikit lalu kembali menurun untuk menuju tepi danau. Tarif masuknya sekitar 10 Ribu Rupiah per orang yang dibayarkan di pos jaga sambil mengisi buku tamu.
Selain ubur-ubur, batu karang yang ada di tepian pantai di bawah jembatan menuju dermaga juga cantik dan masih alami. Air lautnya juga masih jernih sehingga bisa melihat dasar pantai yang terbenam. Namun ombaknya kadang cukup kencang sehingga pengunjung disarankan untuk minum obat anti mabuk terlebih dahulu sebelum berlayar ke pulau Kakaban.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau Kakaban sebaiknya menyewa speed boat satu paket dengan Maratua dan Sangalaki, bisa dari Derawan atau langsung dari pelabuhan Tanjung Batu di daratan Kalimantan. Sewanya memang cukup mahal, satu speed isi 4-5 orang dikenakan tarif sekitar 1,5 juta walau bisa ditawar tipis. Jadi tidak disarankan untuk pergi sendiri ke Derawan, lebih baik rombongan minimal 3-4 orang agar biaya sewa dapat ditekan.
Repotnya lagi dari Tanjung Redeb ke Tanjung Batu juga tidak ada angkutan umum, hanya ada omprengan yang menunggu penuh baru berangkat. Kalau ingin buru-buru kita harus menyewa mobil agar tak perlu menunggu penuh. Jaraknya sendiri sekitar 110 kilometer dengan waktu tempuh tiga jam perjalanan.
Kalau ingin seharian keliling tanpa menginap sebaiknya berangkat subuh dari Tanjung Redeb ke Pelabuhan Tanjung Batu, lalu langsung berkeliling ke empat pulau besar tadi. Kalau menginap hanya ada penginapan atau resort di Pulau Derawan dan Maratua, namun kalau mau murah hanya ada di Derawan saja. Sementara bandaranya justru ada di pulau Maratua dan hanya ada penerbangan seminggu dua kali saja.
Waktu tempuh dari Tanjung Batu ke Derawan tak sampai satu jam, namun dari Derawan ke Maratua bisa sampai satu setengah jam, dari Maratua ke Kakaban sekitar empat puluh menit, dan dari Kakaban ke Sangalaki sekitar satu jam lebih. Dari Sangalaki ke Derawan juga sekitar satu jam lebih, kalau diteruskan ke Tanjung Batu bisa memakan waktu satu setengah jam.
Sebaiknya membawa makanan dari pulau Derawan atau Maratua karena hanya ada satu warung kecil yang merangkap pos jaga di pulau Kakaban. Boleh dibilang pulaunya masih perawan karena tak ada bangunan lain selain pos jaga dan ruang ganti serta toilet yang sudah mulai rusak tak terawat. Namun jangan lupa untuk menyimpan sampah dan membuangnya di pulau lain untuk menjaga kebersihan pulau ini karena tempat sampah yang ada cenderung dibiarkan begitu saja tak terurus. (Diaz/Kuniel)