Suatu Hari, Ceritaku di Museum Herge, Belgia…

Pandemi ini, membuat Liesna Subianto, desainer brand Batik Warrior dan juga pelukis, banyak memiliki waktu luang…yang akhirnya mengulik pengalamannya saat berkunjung ke Brussel, tahun lalu.  Mengunjungi Museum Herge, yang identik dengan tokoh Tintin menjadi inspirasi Liesna untuk dituangkan dalam tulisan.   Berbagi pengalaman kepada Traveler, saat Liesna mengunjungi Museum Herge…..  

Siapa yang tidak mengenal dengan komik bergambar Tintin? Terutama angkatan saya, generation X, pastilah tahu sosok jurnalis yang cerdik dan banyak akalnya dari Belgia ini. Pada penghujung tahun 2019, saya dan kakak adik-adik berkesempatan mengunjungi Museum Herge yang seru ini! Herge, sang pencipta tokoh Tintin, diabadikan karya-karyanya di Museum ini sejak tahun 2009. Akhirnya, saya sebagai pembaca dan pencinta Tintin, kesampaian juga ke Museum Herge!

Museum Herge
Photo Koleksi Liesna

Saat itu bulan Oktober 2019, udara yang dingin berhembus mengenai wajah-wajah kami ketika turun dari kereta di kota Louvain-La-Nueve, kota pelajar yang kecil, tempat dimana Museum Herge ini berada. Tidak memakan waktu yang lama, menaiki kereta dari Brussel yaitu sekitar 1 jam dengan harga Euro 7,5. Sesampai di ini, yang menggunakan bahasa Perancis, kamipun berjalan menuju Museum-nya. Tanpa menggunakan peta maupun Google maps, dengan yakinnya berjalan kearah pusat kota. Benar saja, sign pun dengan mudah terlihat dan kami berjalan menuju museum tersebut.

Betapa senangnya saya dan kakak adik, ketika melihat patung Herge dengan pose menggambar di depan gedung museum. Sebagai dosen desain dan mempunyai hobi melukis sejak kecil, sayapun dengan bahagianya berfoto dan masuk ke dalam museum. Bentuk gedung museum inipun tak kalah mengagumkan, sangat modern dan unik, yang dirancang oleh Christian de Portzamparc ini, dengan konsep ruang-ruang yang luas dan memasukkan unsur-unsur yang ada dari komik Tintin. Keakraban diantara para pengunjung juga terasa ketika beberapa turis lokal Belgia-pun ikut berfoto bersama kami.

Memasuki Museum Herge sungguh seperti memasuki dunia alam kreativitas Georges Prosper Remi! Dengan harga tiket sejumlah 12 Euro, kamipun dapat menikmati panorama-panorama dalam kisah petualangan Tintin, yang bisa kami lihat dalam 3 lantai. Herge sendiri ialah nama pena yang digunakan Georges ini dalam menulis dan menggambar komik petualangan Tintin, dari tahun 1929 sampai dengan akhir hayatnya tahun 1983. Herge, yang lahir pada 22 Mei 1907 di Etterbeek, Belgia, dianggap sebagai bapak komik Eropa abad ke-20, yang banyak mempengaruhi seniman-seniman komik lainnya di benua tersebut bahkan seluruh dunia.

Yang paling menarik dari sebuah komik Tintin adalah cara penggambarannya yang sangat realistis dengan karakteristik masing-masing tokoh yang lucu, menarik bahkan kadang ada yang menyebalkan. Cerita-ceritanya selalu dinamis dan menceritakan tentang keadaan suatu negara dengan keseruannya dari kaca mata seorang jurnalis. Seperti dalam “Lotus Biru” yang menceritakan Tintin ke Asia. Atau “Penerbangan 714” yang membawa Tintin, Capt. Haddock dan teman-teman ke Indonesia.

Museum Herge
Photo Koleksi Liesna

Semua kisah-kisah Tintin ini “digambarkan” dengan menariknya dan secara detail dalam diorama-diorama di Museum Herge. Dari sketsa-sketsa dan ide-ide yang diperlihatkan, sampai dengan bentuk-bentuk desain produk 3D yang dipajang, seperti lampu dan hiu dari “Tintin dan Danau Hiu”. Dari satu ruangan ke ruangan lain, kami dapat melihat perkembangan gambar dan desain yang dibuat oleh Herge. Semakin ahli dalam mengasah para karakternya juga, dengan semua tokoh favorit yang ditampilkan. Dari tokoh Tintin, Snowy, Capt. Haddock, Prof. Calculus, si kembar Thompson & Thomson, semuanya terlihat dalam penataan museum yang bagus dan rapih, dengan pencahayaan yang bermain-main. Berfoto dengan bebas di dalam museum juga menjadi suatu kepuasan sendiri, 3 jam di dalam museum ini tidak terasa. Rasanya saya ingin teriak kegirangan melihat semua sudut dan barang yang dipajang di Museum Herge ini!

Selesai menikmati semua diorama dan keseruan dalam Museum Herge inipun kami bergegas masuk ke toko souvenir Tintin. Sebagai penggemar setia Tintin beberapa tanda mata kami beli sebagai kenang-kenangan, kaos, tas, gelas maupun pulpen langsung masuk dalam tas belanja. Sebagai penggemar Tintin rasanya memang “harus” mengunjungi Tintin di rumahnya ini. Walau dengan berat hati, akhirnya kamipun beranjak dari Museum Herge dengan menenteng belanjaan masing-masing dan kembali ke Brussel naik kereta. Daaah Tintin.. Goodbye Tintin.. Au revoir Tintin..! Tot Ziens Kuifje..! Semoga kami dapat berkunjung lagi ke rumahmu yang seru..!( Liesna Subianto)

Museum Herge

Rue du Labrador 26, Louvain-la-Neuve 1348 Belgia

Tel. +32 10 48 84 21

Subscribe

Related articles

Mengenal Tari Seudati dari Aceh

Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan...

Cerita Andien dan Ippe Plesiran di Jepang

Resmi berstatus suami istri, penyanyi Andien dan suaminya, Irfan Wahyudi alias...

Rekomendasi Makanan Khas Semarang yang Lezat

Seperti yang kita tahu bahwa setiap kota yang ada...

Inilah Tempat Paling Romantis di Paris

“Je t’aime” kata-kata cinta yang pasti kamu nyatakan ketika...

Warna-Warni Kampung Pelangi Semarang

Letak Kampung Pelangi ini ada di belakang Pasar Kembang...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here