Taman Sari merupakan komplek pemandian Sultan yang dahulu berfungsi sebagai kebun istana. Saat ini hanya beberapa bangunan di Taman Sari yang masih berdiri. Ada yang sudah dipugar, yang lain tampak seperti reruntuhan yang ditiban permukiman penduduk. Salah satu yang masih tersisa adalah Sumur Gumuling, bangunan yang terletak di sebuah lorong bawah tanah Taman Sari. Yah, Sumur Gumuling merupakan sebuah masjid yang digunakan oleh para raja pada zaman dahulu. Untuk menuju ke sini, traveler harus melewati rumah warga hingga sampai ke pintu masuk Sumur Gumuling.
Dilihat sekilas, mungkin tidak ada yang spesial dari bangunan ini. Tidak ada ornamen kaligrafi, barisan saf, maupun kubah seperti masjid pada umumnya. Tapi, salah satu keunikan Sumur Gumuling terdapat pada bentuk bangunannya yang melingkar layaknya labirin. Sesuai dengan namanya, gumuling, yang dalam bahasa Jawa berarti berputar dalam lingkaran.
Di bagian tengah bangunan terdapat empat buah tangga yang akan mengarahkan traveler ke pelataran kecil, dengan satu tangga menuju lantai dua. Jika dijumlahkan, terdapat lima buah tangga yang melambangkan jumlah rukun Islam. Di atas tangga tersebut terdapat atap berbentuk lingkaran tanpa penutup, yang membuat Sumur Gumuling menjadi ruang akustik. Sehingga, masjid ini tidak membutuhkan pengeras suara untuk mengumandangkan azan maupun khotbah.
Dindingnya yang berwarna cokelat kemerahan, membuat Sumur Gumuling menjadi bangunan yang Instagrammable. Karena itulah banyak wisatawan yang berkunjung untuk wisata selfie, dan juga tak sedikit pasangan yang melakukan sesi foto prewedding di sini. Bagi yang mau berkunjung ke Sumur Gumuling, traveler bisa berjalan kaki sekitar 10 menit dari Taman Sari. Tiket masuk Sumur Gumuling pun dihitung sama dengan Taman Sari, yakni sekitar Rp5.000 per orang.(DT)
Sumur Gumuling, Pesona yang Kaya Warisan Sejarah
Taman Sari merupakan komplek pemandian Sultan yang dahulu berfungsi sebagai kebun istana. Saat ini hanya beberapa bangunan di Taman Sari yang masih berdiri. Ada yang sudah dipugar, yang lain tampak seperti reruntuhan yang ditiban permukiman penduduk. Salah satu yang masih tersisa adalah Sumur Gumuling, bangunan yang terletak di sebuah lorong bawah tanah Taman Sari. Yah, Sumur Gumuling merupakan sebuah masjid yang digunakan oleh para raja pada zaman dahulu. Untuk menuju ke sini, traveler harus melewati rumah warga hingga sampai ke pintu masuk Sumur Gumuling.
Dilihat sekilas, mungkin tidak ada yang spesial dari bangunan ini. Tidak ada ornamen kaligrafi, barisan saf, maupun kubah seperti masjid pada umumnya. Tapi, salah satu keunikan Sumur Gumuling terdapat pada bentuk bangunannya yang melingkar layaknya labirin. Sesuai dengan namanya, gumuling, yang dalam bahasa Jawa berarti berputar dalam lingkaran.
Di bagian tengah bangunan terdapat empat buah tangga yang akan mengarahkan traveler ke pelataran kecil, dengan satu tangga menuju lantai dua. Jika dijumlahkan, terdapat lima buah tangga yang melambangkan jumlah rukun Islam. Di atas tangga tersebut terdapat atap berbentuk lingkaran tanpa penutup, yang membuat Sumur Gumuling menjadi ruang akustik. Sehingga, masjid ini tidak membutuhkan pengeras suara untuk mengumandangkan azan maupun khotbah.
Dindingnya yang berwarna cokelat kemerahan, membuat Sumur Gumuling menjadi bangunan yang Instagrammable. Karena itulah banyak wisatawan yang berkunjung untuk wisata selfie, dan juga tak sedikit pasangan yang melakukan sesi foto prewedding di sini. Bagi yang mau berkunjung ke Sumur Gumuling, traveler bisa berjalan kaki sekitar 10 menit dari Taman Sari. Tiket masuk Sumur Gumuling pun dihitung sama dengan Taman Sari, yakni sekitar Rp5.000 per orang.(DT)