Kalimantan Timur terkenal dengan Sungai Mahakam-nya. Sungai ini merupakan sungai terbesar yang bermuara di Selat Makassar, yang melintasi Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu hingga Kota Samarinda di bagian hilir. Cukup panjang aliran sungai ini, sepanjang sekitar 920 kilometer.
Dengan menyusuri Sungai Mahakam, Traveler akan mendapatkan sebuah pengalaman yang mengasyikkan dan menyenangkan. Yah, Sungai Mahakam tidak hanya memiliki pemandangan alam nan eksotis, namun juga memiliki pemandangan rumah apung. Melihat secara langsung kehidupan nan unik di desa-desa yang berada di tepian Sungai Mahakam, dimana mereka tinggal di atas sungai.
Panorama alam sekitar Sungai Mahakam sepanjang melintasi sungai ini, benar-benar memikat hati. Sungai ini dikelilingi oleh hutan dan tebing-tebing yang terlihat begitu alami, sangat indah dilihatnya. Perairan sungai ini juga kerap menjadi tempat bernaung habitat lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris yang akrab disapa dengan nama Pesut), yang merupakan spesies yang terancam punah.
Selain menikmati pemandangan alam yang disajikan dari wisata Sungai Mahakam, kawasan ini juga identik dengan warung kopi antik-nya yang bergaya Samarinda Tempo Doeloe. Dari sekian banyak warung kopi, Toko Maju yang cukup terkenal dan selalu ramai pengunjungnya. Warung Toko Maju sudah berdiri sejak tahun 1970an. Disini, Traveler akan dijamu dengan berbagai hidangan bercita rasa otentik yang dibuat sendiri. Seperti kopi tubruk, teh susu, roti telur, roti bakar selai sarikaya, dan telur ayam kampung setengah matang.
Minuman khas wisata kuliner Sungai Mahakam yang paling fenomenal adalah teh susu asli Samarinda, yang rasanya seperti teh tarik era 1960-1970an. Sajian teh susu ini di seduh dari daun teh bubuk yang dimasukkan ke dalam kain penyaring, lalu direndam selama 3-4 menit dalam air yang baru mendidih. Dan tak kalah menggiurkannya, untuk hidangan beratnya tersaji coto Makassar dan soto Banjar. Yah, meskipun masakan ini bukan sajian asli Samarinda, keberadaan coto Makassar dan soto Banjar sudah lama menjadi menu andalan wisata kuliner sungai Mahakam.
Keindahan lainnya adalah adanya spot Taman Tepian Mahakam. Ini merupakan taman yang cantik yang sengaja ditata persis di tepi Sungai Mahakam. Taman ini menyajikan pemandangan yang amat indah. Tempatnya yang nyaman dan cantik juga sangat pas dijadikan pilihan wisata bersama keluarga tercinta.
Sepanjang alur Sungai Mahakam memang menyajikan beraneka ragam keindahan alam. Salah satu spot keseruan lainnya yang sayang ditinggalkan, yaitu panorama alam batu dinding. Batu dinding atau dinding batu ini merupakan batu kapur putih yang menjulang tinggi, seolah memagari Sungai Mahakam Ulu. Panjang dinding batu ini lebih dari 800 meter. Keindahan alam ini benar-benar begitu menakjubkan, merupakan salah satu keajaiban yang ada di pulau Kalimantan. Dengan tinggi rata-rata 100 hingga 120 meter, dinding batu ini terlihat berdiri kokoh, bagaikan tembok raksasa nan megah.
Catatan Masa Lalu
Sebutan nama ‘Mahakam’ berasal dari bahasa Sanskerta, yang terbagi dalam dua etimologi, yakni kata Maha dan Kama. Maha berarti tinggi atau besar, sementara Kama berarti cinta. Mahakama dapat diartikan sebagai cinta yang sangat besar atau agung.  Hal ini sejalan dengan filsafah penduduk asli Kutai yaitu, sekali minum air Sungai Mahakam maka akan terpikat hati dan ingin kembali lagi untuk menetap di Kalimantan.
Keberadaan Sungai Mahakam sudah ada dan dimanfaatkan oleh masyarakat sejak zaman dahulu. Dalam catatan sejarah, pada zaman Kerajaan Kutai pada tahun 350-400 Masehi dan Kesultanan Kutai Kartanegara dari tahun 1300-1945, Sungai Mahakam cukup berperan penting bagi masyarakat sekitar. Begitu pula setelah kemerdekaan dan penghapusan kedaulatan Kesultanan Kutai Kartangeara, keberadaan Sungai Mahakam tetap dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik sebagai sumber pasokan air untuk kegiatan pertanian dan perkebunan, maupun transportasi masyarakat untuk menyebrang. Sungai Mahakam juga dimanfaatkan untuk akses hilir mudik kapal-kapal pembawa material tambang batu bara. Sebagai jalur transportasi kapal pembawa batu bara,  sudah dilakukan sejak tahun 1888 oleh Kesultanan Kutai Kartanegara.
Sumber air Sungai Mahakam berasal dari Pegunungan Iban yang berada di tengah Pulau Kalimantan, tepatnya di dekat perbatasan Indonesia dengan Serawak, Malaysia. Sungai Mahakam juga menjadi induk dari 13 sungai, diantaranya adalah Sungai Belayan, Sungai Lawa, Sungai Kedang Kepala, Sungai Telen, dan Sungai Tenggarong. Sungai Mahakam juga menjadi sumber pemasok air bagi 76 danau yang tersebar di sepanjang aliran sungai. Ada 3 danau besar yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar, yaitu Danau Jempang dengan luas 150 kilometer persegi, Danau Semayang dengan luas 130 kilometer persegi, dan Danau Melintang dengan luas 110 kilometer persegi. Pada saat musim kemarau, Danau Jempang dan Danau Semayang mengering namun menjadi pemandangan yang sangat unik, menyajikan daratan yang tadinya diselimuti air menjadi hamparan rumput hijau.
Sungai Mahakam merupakan sungai terpanjang kedua di Indonesia setelah Sungai Kapuas-nya Kalimantan Barat.  Sungai ini mengalir dari hulu yang berada di kaki Gunung Cemaru dan bermuara di Delta Mahakam, perairan Selat Makassar. Sebagian besar daerah hulu Sungai Mahakam hanya dapat dijangkau dengan menggunakan ketinting atau perahu motor, juga taksi air (kapal) jarak jauh. Pelabuhan Mahakam Hulu, menjadi titik keberangkatan kapal motor jarak jauh menuju sejumlah daerah di antaranya Melak, Long Iram, Long Bagun yang jarak tempuhnya antara satu hingga dua hari.
Melalui perjalanan wisata Mahakam, Traveler dapat langsung berkontraksi dengan air sungai, menikmati perbedaan pemandangan alam dan gaya modern baik di sisi kanan dan kiri Mahakam. Dalam jelajah Mahakam ini, membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam, mulai dari Pelabuhan Pasar Pagi menuju Jembatan Mahkota 2, lalu berputar di bawah jembatan Mahakam lalu menuju Sungai Mahakam dan naik lagi di Pelabuhan Pasar Pagi.(Adhit)