Siapa yang tak ingin menghabiskan waktu di Taman Nasional Taka Bonerate, salah satu dari 7 Taman Nasional Laut yang dimiliki Indonesia. Taka Bonerate merupakan kawasan atol, yaitu kawasan dengan kumpulan terumbu karang terbesar ketiga di dunia, setelah Kwajifen di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Wouw, kebayang kan kerennya kayak apa! Traveler akan merasakan kepuasaan yang tak terhingga, terbius dengan keindahan terumbu karang yang sebarannya mencapai 500 km2 dengan luas total atol mencapai 220.000 hektar.
Sebanyak kurang lebih lima belas buah pulau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate yang bisa disinggahi dan terdapat kurang lebih 19 titik penyelaman untuk para pencinta snorkeling dan diving. Seru dan asyik untuk kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya. Topografi di kawasan ini juga sangat unik dan menarik, di mana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, terlihat indah membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan cukup terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Ketika air surut terendah, tampaklah dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Beberapa pulau berikut ini, yang wajib Traveler singgahi saat memasuki kawasan Taman Nasional Taka Bonerate :
Pulau Tinabo
Pulau Tinabo adalah primadona yang menjadi ikon Taman Nasional Taka Bonerate dan merupakan surga tersembunyi yang menghipnotis Traveler dengan keindahan alam yang luar biasa. Disini ada beberapa guest house untuk pengunjung serta beberapa tenda untuk yang ingin merasakan sensasi berkemah di sekitar Pulau.
Menjelang pagi, Traveler akan terlena dengan keindahan matahari terbit, juga terkesima dengan atraksi puluhan anakan hiu jenis Black Tip yang berenang bebas di pantai tepat di depan guest house. Jangan lupa untuk berenang dan snorkeling menikmati indahnya karang dan berbagai jenis biota laut di sekitar dermaga. Terdapat beberapa titik penyelaman yang patut dicoba sensasinya. Seperti Sumur Ikan, Hantu Ceria, Ibel Orange, Taman Kima, dll.
Pulau Jinato
Pulau Jinato dihuni oleh suku Bugis. Pulau ini menyuguhkan keramahan penduduknya. Disini tersedia homestay di rumah penduduk untuk para wisatawan. Sungguh nyaman menghabiskan waktu disini. Kearifan lokal yang masih terjaga, melihat pembuatan perahu dan proses pembuatan minyak kelapa sertra masih banyak lagi keseruan lainnya yang bisa dilakukan disini.
Pesona bawah lautnya dengan dua titik selam andalan yaitu Jinato Wall Paradise dan Jinato The River, yang selalu mengundang decak kagum. Tidak jauh dari pos Jagawana ada Taman Transplantasi Karang yang dikelola masyarakat dan Balai Taman Nasional Taka Bonerate.
Moment yang paling ditunggu adalah pesona keindahan matahari terbit dan terbenam yang menghipnotis Traveler untuk tidak mau beranjak dari peraduannya. Begitu juga keindahan hamparan pasir putih di Bunging Jinato.
Pulau Lantigiang
Dari Pulau Jinato hanya memakan waktu 20 menit. Pulau Lantigian yang merupakan pulau kecil tak berpenghuni, menyuguhkan keindahan pasir putihnya yang seperti tepung yang warnanya menyilaukan mata, pantulan dari sinar matahari. Berpadu dengan air laut yang sangat jernih bak kolam cermin. Sungguh sangat eksotik!
Traveler bisa bebas berenang dan snorkling sambil menunggu matahari terbenam, lalu berkemah untuk menikmati taburan bintang di langit yang mempesona serta menikmati indahnya matahari terbit menjelang pagi keesokannya.
Rute Perjalanan
Taman Nasional Taka Bonerate terletak di Jl. S. Parman No.40, Pulau Tinabo Besar, Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Kawasan ini terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Secara harfiah, nama Taka Bonerate diambil dari bahasa Bugis yang memiliki arti hamparan karang di atas pasir. Keindahan terumbu karangnya benar-benar luar biasa menakjubkan. Untuk berkunjung ke surga tersembunyi ini, perjalanannya pun sudah semakin mudah. Dari Makassar, untuk menuju Pulau Selayar tepatnya ke Kota Benteng, dapat melalui dua jalur, jalur darat dan udara yang kemudian dilanjukan melalui penyeberangan laut.
Perjalanan melalui udara, bermula dari Bandar Udara Sultan Hasanuddin menuju Bandar Udara H. Aroeppala yang ditempuh dalam waktu 35-45 menit. Jika melalui jalur darat, akan memakan waktu sekitar 8-9 jam., yaitu dengan bus menuju Pelabuhan Bira, Bulukumba selama 5 jam, lalu menyeberang dengan menggunakan kapal feri menuju pelabuhan Pamatata, Kepulauan Selayar selama 2 jam dan melanjutkan perjalanan darat menuju terminal bus kota Benteng, memakan waktu kurang lebih 2 jam.
Begitu sampai di Pulau Selayar, Traveler harus datang ke kantor Balai Taman Nasional Taka Bonerate untuk membayar Simaksi dahulu, yaitu Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi, sambil menunggu informasi kapal laut mana yang akan ditumpangi ke kawasan. Alternatif untuk jalur penyeberangan ada dua cara, yaitu melalui Pelabuhan Rauf Rahman Benteng selama 8-9 jam, bisa juga melalui perjalanan darat selama 1 jam lebih menuju Pelabuhan Pattumbukang yang kemudian menyeberang selama 5 jam menuju kawasan.(Nil/Berbagai Sumber)