5 Masjid dengan Arsitektur Yang Paling Keren

Menyambut Ramadhan 1441 Hijriah yang sudah di depan mata, Indonesiatraveler.id mengajak Traveler untuk napak tilas ke destinasi wisata religi. Kali ini, mengintip arsitektur-arsitektur keren beberapa mesjid di dunia.

Masjidil Haram, Arab Saudi

Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia. Berlokasi di Mekkah, Masjidil Haram merupakan masjid terbesar dan tersuci di dunia. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka’bah, kiblat umat Muslim sedunia. Luas Masjidil Haram yaitu 400.800 meter persegi, termasuk bagian luar dan bagian dalam ibadah, dengan kapasitas daya tampung sampai 1,5 juta orang. Sejarah mencatat Masjidil Haram telah banyak mengalami kejadian, perubahan, perluasan dan pemugaran.

Masjidil Haram merupakan situs paling suci bagi semua muslim di seluruh dunia. Masjid ini juga merupakan rumah bagi banyak situs penting lainnya seperti hajar aswad, sumur zamzam, makam Nabi Ibrahim dan bukit-bukit Safa dan Marwa. Sejak dibangun pertama kali pada tahun 638 M, Masjidil Haram telah mengalami sejumlah proyek renovasi. Dari masa ke masa, proyek demi proyek pembangunan dilakukan oleh penguasa Kota Mekah yang berbeda-beda.

Masjidil Haram mempunyai tiang sebanyak 589 buah dan terbuat dari marmer atau batu granit ini berusia 40 lebih tua dari Masjidil Aqsha di Jerussalem. Masjidil Haram pun memiliki lebih dari 60 gerbang. Tiga gerbang utama Masjidil Haram bernama Babul Umrah, Babus Salam dan Bab Malik Abdul Aziz.

Masjid Nabawi
Masjid Nabawi

Mesjid Nabawi, Arab Saudi

Masjid Nabawi dibangun pada tahun pertama Hijriyah dan asal muasalnya kiblat Masjid ini menghadap Baitul Maqdis. Bentuk atau design Masjid Nabawi dibangun sangat sederhana sekali. Mulanya Masjid yang mulia ini terdiri atas 3 pintu, yaitu: pintu kanan, pintu kiri, dan pintu belakang. Panjangnya hanya 70 hasta dan lebarnya 60 hasta. Dindingnya kurang lebih 2 meter berasal dari batu tanah. Tiang-tiangnya dari batang pohon kurma. Atapnya dari pelepah pohon kurma. Halamannya ditutup dengan batu-batu kecil. Lantainya tanpa tikar dan untuk penerangan pada malam hari, menggunakan pelepah kurma yang kering dan dibakar.

Mesjid Nabawi yang berlokasi di kota Madina adalah mesjid kedua yang dibangun dalam sejarah islam dan menjadi salah satu mesjid terbesar di dunia. Mesjid ini pula merupakan situs kedua paling suci dalam islam setelah Masjidil Haram di Mekkah.

Setelah perluasan besar-besaran di bawah Kesultanan Umayyah al-Walid I, dibuatlah tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad beserta dua Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Salah satu fitur terkenal Masjid Nabawi adalah Kubah Hijau yang berada di tenggara masjid, yang dulunya merupakan rumah Aisyah, dimana saat ini kuburan Nabi Muhammad berada. Pada tahun 1279, sebuah penutup yang terbuat dari kayu di bangun dan di renovasi, sedikitnya dua kali yakni pada abad ke-15 dan pada 1817. Sementara, Kubah yang ada saat ini dibangun pada tahun 1818 oleh Sultan Utsmaniyah Mahmud II dan di cat hijau pada tahun 1837. Sejak saat itulah kubah tersebut dikenal sebagai Kubah Hijau.

Di tengah mesjid Nabawi, pengunjung dapat melihat makam Nabi Muhammad yang ditutup dan dibatasi oleh pagar yang tinggi serta berhiaskan kaligrafi-kaligrafi. Lalu terdapat Raudhah, yang disebut-sebut sebagai taman surga. Raudhah tidak berwujud seperti taman pada umumnya, namun hanya lantai berlapiskan karpet hijau seluas 144 meter persegi. Tampilan mesjid ini semakin mewah dan menawan dengan karpet tebal dan pendingin udara. Kini dapat dilihat keindahan Masjid Nabawi telah dilengkapi dengan ratusan payung kerucut terbalik yang terbuka lebar untuk menaungi para jamaah haji dan umroh dari sengatan sinar matahari.

Masjid Sultan Ahmed, Turki
Masjid Sultan Ahmed, Turki

Masjid Sultan Ahmet, Turki

Masjid Sultan Ahmed merupakan sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dibangun oleh sang Sultan di atas situs lampau Hippodrome, yang menjadi pusat sosial Konstantinopel. Masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Biru. Masjid yang dibangun tahun 1609 dan 1616 ini terletak di kawasan tertua Istanbul. Arsiteknya adalah Sedefkar Mehmed Aga. Mehmed Aga menjadikan Ayasofya sebagai cetak biru masjid. Dia memadukan elemen arsitektur Kristen era Byzantium dan Islam. Ide dari gurunya, Mimar Sinan juga dimasukkan untuk mewujudkan visi mengenai sebuah masjid yang megah. Karena itulah, Sultan Ahmed Camii dianggap sebagai masjid agung terakhir dari zaman klasik.

Masjid ini bernama masjid Biru lantaran di malam hari puncak-puncak menara yang berjumlah 6 buah memiliki rona kebiruan. Masjid ini juga memiliki serangkaian kubah yang berjajar mulai dari puncak sampai menurun dengan halaman besar. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.

Masjid ini merupakan salah satu peninggalan zaman kejayaan Dinasti Ottoman yang masih berfungsi hingga saat ini. Memiliki enam kubah, enam menara, dan delapan kubah sekunder. Dinding bagian dalam dilapisi dengan 20.000 ubin keramik dari Iznik. Langit-langitnya didominasi warna biru. Dari sinilah julukan Masjid Biru berasal. Ubin di lantai kedua memiliki pola rumit buah-buahan, bebungaan, dan cemara. Sementara lantai dasar dihiasi ubin dengan pola sederhana. Perbedaan ini disebabkan karena dana pembangunan yang terus disusut. Sehingga kualitas ubin yang digunakan pun semakin berkurang dari waktu ke waktu. Mihrab terbuat dari marmer yang dipahat dengan hati-hati. Sementara lampu berlapis emas, bola-bola kristal, dan telur burung unta menghiasi langit-langit. Sayangnya dekorasi ruangan ini sekarang sudah diamankan di museum.

Masjid Omar Ali Saifuddin2, Brunei
Masjid Omar Ali Saifuddin2, Brunei

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Brunei Darussalam

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien adalah masjid kerajaan Kesultanan Brunei yang terletak di Bandar Seri Begawan, ibukota Kesultanan Brunei. Masjid ini dianggap salah satu masjid terindah di Asia Pasifik dan Asia Tenggara. Masjid ini adalah salah satu masjid paling mengagumkan di Asia Pasifik, serta menjadi markah tanah dan daya tarik wisata utama di Brunei. Arsitekturnya yang indah sekaligus menjadi daya tarik wisata utama Brunei, merupakan contoh arsitektur Islam Modern. Masjid yang mendominasi pemandangan kota Bandar Seri Begawan ini melambangkan kemegahan dan kejayaan Islam yang menjadi agama mayoritas dan agama resmi Brunei Darussalam.

Bangunannya rampung pada tahun 1958 dan merupakan contoh arsitektur Islam modern. Bagian luar area masjid meliputi halaman dan taman asri yang dihiasi air mancur. Halaman tersebut ditanami pohon-pohon dan kebun bunga yang dalam Islam melambangkan surga. Sementara gaya bangunannya sendiri merupakan perpaduan arsitektur Mughal dan Italia.   Menara masjid dilengkapi dengan elevator yang bisa membawa pengunjung ke puncak. Dari sana pemandangan seluruh kota bisa terlihat jelas. Sementara di malam hari, bangunan masjidnya sendiri diterangi lampu berwarna-warni yang indah

Masjid ini dibangun di atas sebuah laguna buatan di tepi Sungai Brunei, Kampong Ayer. Masjid ini memiliki menara marmer dan kubah berlapis emas asli. Materialnya pun bahan-bahan nomor satu yang diimpor dari seluruh dunia. Marmer didatangkan langsung dari Italia, granit dari Shanghai, lampu kristal dari Inggris, dan karpet-karpet pelapis lantai bagian dalam merupakan produk ekspor Saudi Arabia.

Masjid Hasan II, Maroko
Masjid Hasan II, Maroko

Masjid Hassan II, Maroko

Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar kedua setelah Masjidil Haram di Kota Mekkah. Masjid yang terletak di Casablanca, Maroko ini memiliki menara paling tinggi di dunia mencapai 210 meter. Dibangun menjorok ke Samudera Atlantik membuatnya terlihat seakan-akan berada di tengah laut layaknya masjid terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia apalagi Masjid Hassan II dapat menampung 80 ribu jemaah.

Masjid Hassan II mulai dibangun tahun 1980, didesain oleh arsitek berkebangsaan Prancis Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues. Teknologi tinggi diaplikasikan di masjid megah ini dengan memanfaatkan teknologi cahaya Laser untuk pencahayaan dan memberikan keindahan tersendiri dimalam hari, penggunaan pemanas lantai untuk mengontrol temperatur ruangan masjid melalui lantainya ketika suhu dingin, penggunaan pintu elektrik, rancangan atap yang bisa di buka tutup dengan teknologi mutakhir dan beberapa bagian lantai masjid menggunakan kaca tebal sehingga memungkinkan jemaah melihat Samudera Atlantik yang menyapu bebatuan di bawah masjid.

Selain itu masjid ini juga secara keseluruhan berukuran sangat besar dengan dekorasi interior ruang sholat yang mengagumkan, dengan ukiran tangan para pengukir yang memang profesional di bidangnya ditambah dengan dekorasi hasil cetakan semen. Sebuah tim besar para maestro pengukir dipekerjakan khusus menangani proyek pembangunan masjid ini. Bahan bahan terpilih berupa kayu kayu cedar dari kawasan Atlas, batu pualam dari pegunungan Agadir dan batuan granit dari Tafroute.(Nil/Berbagai Sumber)

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Martabak Aceh, Kelezatannya Bikin Anda Ketagihan

Kuliner khas Aceh yang satu ini bentuknya sekilas tidak...

Perjalanan ke Gunung Pilatus dan Melihat Alpen Lebih Dekat

Swiss dan pegunungan Alpen memang sudah sepaket, tidak dipisahkan. Bahkan,...

Bertandang ke Pulau Keluang, Aceh

Wajah pariwisata Aceh identik dengan laut dan pantainya yang...

Pulau Tidung Gelar Penutupan Festival HUT ke-21 Kepulauan Seribu

JAKARTA – Festival Hari Ulang Tahun Kepulauan Seribu telah...

Berkat Ketekunan, Bisnis EO yang Digeluti Yudah Maulana Sukses

PariwisataIndonesia.id, Pulau Bidadari, Jakarta - Dalam bidang event organizer...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here