Kabupaten Kuningan tidak hanya terkenal akan Gunung Ciremainya yang gagah, namun kabupaten ini memang memiliki segudang keindahan alamnya. Salah satunya adalah sebuah desa wisata yang tidak kalah mempesona dan sangat menarik untuk dieksplore ragam keindahannya. Desa itu dikenal dengan nama Desa Wisata Cibuntu. yang terletak di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Desa wisata Cibuntu yang berjarak 17 kilometer dari Kota Kuningan ini terletak di kaki Gunung Ciremai. Tak heran suasana sekitarnya pun terbalut dalam udara yang begitu menyejukkan, udara pegunungan. Yah, desa wisata ini menyajikan pesona alam yang begitu menakjubkan, hamparan hijau persawahan, eksotisnya hutan bambu serta daya tarik alam lainnya. Potensi desa wisata yang diresmikan sejak tahun 2012 ini, memang dikenal dengan keindahan alamnya yang sangat fantastis. Mulai dari Air Terjun Gongseng hingga camping ground yang dilengkapi dengan fasilitas toilet bersih yang ramah bagi wisatawan.

Yang uniknya lagi, tampak dari kejauhan deretan rumah yang beratap genteng mirip sekali dengan permukiman warga, namun ternyata di sana adalah kandang domba, ternak warga yang dulunya berada di dekat rumah mereka. Ternak-ternak ini dipindahkan karena adanya aturan dari pemerintah, dan masyarakat pun sepakat untuk memindahkan ternaknya ke sana. Namun, siapa sangka kandang-kandang ternak ini malah menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Desa Wisata Cibuntu dengan nama Kampung Domba.

Jika pada umumnya kandang kambing seringkali menimbulkan aroma tidak sedap, di Desa Wisata Cibuntu tepatnya di Kampung Domba ini, tidak ditemukan aroma tak sedap itu. Tempat ini memang menjadi kandang khusus yang memiliki lebih dari ribuan kambing. Namun, lingkungannya tertata rapi dan sangat bersih.
Bagi yang menyukai sejarah, Desa Wisata Cibuntu juga dikenal dengan situs Saurip Kidul, Bujal Dayeuh, dan Hulu Dayeuh yang di dalamnya terdapat peninggalan berupa arca pada masa Kerajaan Hindu-Budha.

Desa ini juga terkenal karena pernah menyabet prestasi sebagai juara kelima pariwisata untuk bidang homestay se-ASEAN pada tahun 2016. Hal inilah yang membuat masyarakat desa berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan penyediaan akomodasi yang tetap menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment).(Niel)