Kemenparekraf Ikut Simulasi Protokol Kesehatan Konser Outdoor di Bali

Denpasar, 18 Agustus 2020- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung pelaksanaan simulasi protokol kesehatan dalam konser outdoor oleh para pekerja event di Bali yang tergabung dalam DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) Bali.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani dalam keterangannya, Selasa (18/8/2020), mengatakan kegiatan yang akan berlangsung di Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali, pada 18 Agustus 2020 itu merupakan tindak lanjut dari penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) di bidang penyelenggaraan kegiatan (event).

Siaran Pers
Photo by Kemenparekraf/Baparekraf

“Simulasi ini penting sebelum ditetapkan dalam protokol kesehatan di bidang penyelenggaraan kegiatan. Sehingga diharapkan penyelenggaraan kegiatan dapat kembali berjalan dan pekerja seni dapat produktif lagi namun tetap aman COVID-19 di era adaptasi kebiasaan baru,” kata Rizki Handayani.

Ia menegaskan, Kemenparekraf/Baparekraf hanya menyusun panduan penerapan protokol, sementara untuk perizinan tetap menjadi wewenang pemerintah daerah.

“Perizinan dilaksanakannya kembali berbagai kegiatan atau acara menjadi wewenang pemerintah daerah dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dari daerah tersebut,” kata Rizki Handayani.

Kemudian, Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan (Events) merangkap Plt. Direktur Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf RI, Edy Wardoyo, mengatakan simulasi ini penting untuk dilakukan agar semua pihak, baik pelaku maupun masyarakat paham akan prosedur-prosedur yang harus dijalankan.

Siaran Pers
Photo by Kemenparekraf/Baparekraf

“Kita semua berharap bahwa panduan yang disusun dapat segera diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sehingga kegiatan baik Event Festival maupun pertunjukan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kondisi saat ini, “ ujar Edy Wardoyo.

Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, menjelaskan sejak April 2020 pihaknya bersama Kemenparekraf/Baparekraf telah membuat serangkaian diskusi untuk menyusun manual panduan pelaksanaan event yang merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Mulai dari sisi event supplier (produksi/vendor), event organizer, hingga pengisi acara serta crowd control-nya.

Kini rancangan manual panduan protokol kesehatan event tersebut akan dibuatkan simulasi sebelum menjadi sebuah Dynamic Operating Procedure (DOP). Simulasi akan diselenggarakan dalam bentuk Hybrid Drive in Concert yang mengkolaborasikan antara sistem offline dan online dalam sebuah kegiatan festival.

“Kegiatan ini pertama kali di Bali yang diselenggarakan oleh sekitar 46 industri event mulai event organizer, event supplier, musisi, dan MC. Selain itu, juga melibatkan UKM kuliner, tenaga medis hingga media serta para stakeholder pariwisata sebagai peserta simulasi layaknya sebuah kegiatan pada umumnya,” kata Grace.

Acara ini melibatkan sekitar 70 mobil undangan terbatas dengan kapasitas maksimum 4 orang atau menempati 50 persen kapasitas area Gong Perdamaian. Para undangan ini bukan hanya menyaksikan pertunjukan di atas panggung, melainkan juga menjadi pelaku simulasi.  Simulasi ini dimulai sejak pre-event dengan persiapan kegiatan dari gudang masing-masing event supplier, proses loading, hingga set up area pertunjukan. Sedangkan untuk undangan dimulai dari saat kedatangan.

Siaran Pers
Photo by Kemenparekraf/Baparekraf

Undangan, pekerja event, dan musisi serta semua pihak yang terlibat yang memasuki area simulasi diwajibkan melakukan registrasi melalui digital platform. Semua informasi disajikan dalam digital platform tersebut, mulai tata tertib, mekanisme pembelian makanan, menu, serta akses komunikasi dengan helpdesk serta medis.

Saat memasuki area kegiatan, wajib menunjukkan QR code untuk dilakukan digital scan. Kemudian dicek suhu badannya oleh tim. Setelah lolos melewati gate pemeriksaan, mobil wajib memasuki disinfectan chamber.  Bagi panitia yang tidak mengendarai kendaraan, wajib melewati aseptic chamber.   Undangan juga bisa berfoto di photo wall.   Di lokasi photo wall sekaligus titik pertama, penonton wajib untuk mencuci tangan menggunakan portable wastafel dan portable hand sanitizer yang telah disediakan. Hasil foto tidak diterima secara hardcopy namun penonton menerima secara digital.

Saat memasuki area utama, mobil menempati space parkir yang telah disediakan sesuai nomor stiker kendaraan yang dipasang di mobil. Di area ini, undangan juga memiliki akses terbatas yaitu hanya bisa keluar dari mobil di area seluas 3,5 x 6 meter dan toilet. Pun untuk pemesanan makanan, undangan bisa memesan melalui digital platform untuk mencegah kerumunan antrian. Karena antrian di setiap booth UKM Kuliner hanya dibatasi maksimal 5 orang dan hanya dilayani untuk pemesanan serta pembayaran saja. Karena makanan akan diantarkan oleh petugas UKM kuliner. Pembayaran dengan menerapkan sistem nontunai.

Penggunaan toilet pun dilakukan dengan protokol keamanan yaitu dibersihkan oleh petugas setiap kali selesai digunakan.

Siaran Pers
Photo by Kemenparekraf/Baparekraf

Selain musisi Bali diantaranya Balawan, Robi Navicula, Ope Indonesian Voice, Crazy Horse, dan Joni Agung & Double T tampil di atas panggung dan disaksikan secara langsung, juga ada penampilan yang dilakukan live dari Jakarta yaitu Roy Jeconiah ex Boomerang. Konsep gabungan offline dan online ini sebagai solusi tatanan adaptasi baru bidang event dengan adanya pembatasan kapasitas penonton. Pun untuk solusi bahwa kondisi pandemi bukan halangan bagi musisi dari manapun, bahkan dari jika musisi dari luar negeri pun bisa ikut tampil di atas panggung dengan cara live secara online.

Dalam simulasi ini juga ditunjukkan mekanisme penerapan protokol kesehatan bergantian antara pemberi sambutan dan musisi. Pengaturan backstage dan crew yang terlibat. Begitu pun untuk mekanisme pengaturan peliputan oleh media.  Simulasi tersebut merujuk pada deklarasi program kepariwisataan dalam tatanan kehidupan Bali era baru dan digitalisasi pariwisata berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“Harapan kami, kegiatan simulasi ini sebagai semangat bagi pelaku industri event, dan musisi untuk tetap berpikir positif dan terus kreatif serta terus memiliki harapan bahwa kondisi akan kembali pulih. Tetap bisa berkegiatan dengan prinsip kehati-hatian. Dan tentunya, output dari simulasi ini menjadi draf usulan panduan dalam pelaksanaan kegiatan event. Video simulasi, nantinya juga bisa menjadi bahan promosi bagi Bali, menjadi bagian dari upaya pemulihan pariwisata Bali di bidang event,” ujar Grace Jeanie.

 

Sumber : Siaran Pers Kemenparekraf/Baparekraf

Subscribe

Related articles

Mengenal Upacara Tradisional Tabut Bengkulu

Di Bengkulu perayaan Tabut pada mulanya dibawa dan dikembangkan...

Makanan Khas Pangandaran Kelezatannya Hangatkan Perasaan

Menghabiskan waktu liburan di Pangandaran tentu menjadi pilihan yang...

7 Rekomendasi Tempat Wisata di Budapest Hungaria

Ada Paris lain di Eropa, yakni Budapest. Kota ini...

Rekomendasi Tujuan Wisata Terbaik di Pangandaran

Kawasan Pangandaran tentu sudah tidak asing lagi bagi wisatawan...

Mengenal Tari Seudati dari Aceh

Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here