Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!

Berkunjung ke museum, tidak semata hanya melihat tempat penyimpanan benda-benda dan koleksi foto peristiwa-peristiwa bersejarah, tapi museum dapat menjadi tempat wisata yang seru dan belajar lebih tahu lagi dari suatu daerah tertentu.  Misalnya ke Museum Balaputra Dewa, museum yang terletak di Palembang ini, yang menyajikan sejarah panjang keberadaan Sumatera Selatan.  Provinsi yang berdiri  sejak berabad lampau dan dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini, merupakan markas berdirinya kerajaan maritim termasyur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya. Lalu, saat memasuki abad ke-15, barulah berdiri Kesultanan Palembang yang berkuasa hingga kedatangan kolonialisme Belanda.

Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!
Sejarah Palembang, ini tempatnya

Itulah gambaran selintas tentang keberadaan Palembang yang dapat disimak di Museum Balaputra Dewa.  Nama Balaputra Dewa digunakan sebagai nama museum ini, bertujuan untuk mengabadikan seorang raja terbesar dari kerajaan Sriwijaya, yaitu Balaputra Dewa. Karena pada masa pemerinaahan Raja Balaputra Dewa sekitar abad ke IX Masehi, Sriwijaya mengalami kejayaannya.

Museum ini, selain informasi sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya, Traveler juga dapat melihat koleksi arca yang berasal dari zaman megalitikum di Sumatera Selatan.  Kebudayaan Megalith adalah kebudayaan batu besar di Sumatera Selatan yang berada di wilayah dataran tinggi Pagaralam. Posisinya berada dalam rangkaian Pegunungan Bukit Barisan bagian sisi sebelah barat Sumatera Selatan. Ada 22 lokasi pemukiman budaya megalith yang ditemukan di kawasan ini, dan ditemukan benda-benda pra-sejarah berupa arca yang akhirnya disimpan dalam Museum Balaputra Dewa. Seperti arca megalith ibu menggendong anak,  arca manusia dililit ulat, arca orang menunggang kerbau dan lainnya.

Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!
Replika Arca Zaman Megalith

Museum Balaputra Dewa berada di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Museum ini sangat luas berdiri di atas lahan sekitar 23.565 meter persegi.  Ada 10 jenis koleksi yang disimpan dalam museum ini, yang terdiri dari koleksi zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman kolonialisme Belanda, dengan total jumlah koleksi mencapai 3.882 item.  Yah, jumlah koleksi yang cukup banyak.

Nah, untuk melihat koleksi-koleksi ini, Museum Balaputra Dewa telah menempatkan koleksi tersebut di dalam tiga ruang pamer utama. Sebelum memasuki tiga ruang pamer utama ini, terlebih dahulu akan menyaksikan berbagai koleksi arca di selasar museum.  Arca-arca ini merupakan replika arca yang berasal dari zaman megalith di Sumatera Selatan.

Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!
Salah satu koleksi kain Songket yang populer

Di ruangan lainnya, Traveler akan menemukan berbagai replika prasasti yang menunjukkan sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Ada prasasti Kedukan Bukit, Relaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuo, Boom Baru, Kambang Unglen I, Kambang Unglen II, juga Prasasti Siddhayatra. Di ruangan ini juga terdapat arca Buddha, arca Hindu, dan Fragmen.

Museum Balaputra Dewa juga menyimpan koleksi beragam kain songket dan alat tenunnya, hasil peninggalan zaman Kesultanan Palembang.  Salah satu koleksi kain songket yang cukup populer yang berada di museum ini adalah kain songket dengan motif Naga Besaung, dengan panjang 6 meter dengan lebar sekitar 25 cm. Juga berbagai kerajinan seni ukir Palembang lainnya yang sangat menarik, yaitu seni ukir yang telah teraplikasi dalam rak pengantin, kursi, hiasan pada pintu rumah, dipan dan lainnya.

Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!
Arca batu Gajah

Ada satu koleksi Museum Balaputra Dewa yang sangat ikonik dan menjadi primadona, yaitu rumah Rumah Limas, yang merupakan rumah tradisional Sumatera Selatan. Rumah Limas ini dapat ditemui di halaman belakang museum. Ini merupakan Rumah Limas yang gambarnya tercantum di uang lembar Rp10.000, yang dicetak Bank Indonesia pada tahun emisi 2004 dan sampai saat ini uang tersebut masih berlaku.Tak heran banyak pengunjung Museum Balaputera Dewa yang selalu menyempatkan diri untuk berswafoto dengan latar Rumah Limas ini. Selain Rumah Limas, koleksi masterpice lainnya di museum ini adalah Arca Batu Gajah, Emas Swarna Patra, dan Arca Budha Perunggu Wairocana. Juga ada naskah kuno hingga kerajinan tradisional yang cukup menarik untuk disimak.

Yuk, Menyimak Sejarah Palembang Melalui Museum Balaputra Dewa!
Rumah Adat Rumah Limas yang tampil pada Lembar uang Sepuluh Ribu

Museum Balaputra Dewa dibuka setiap hari kecuali Senin.  Museum ini mulai buka sejak pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB, dengan harga tiket yang relatif terjangkau. Dari harga tiket yang murah ini, diharapkan akan banyak wisatawan yang datang berkunjung ke museum, dan merevitalisasi kembali betapa pentingnya arti sejarah kebudayaan bagi perkembangan suatu masyarakat yang berbudaya.(Puteri)

spot_imgspot_img

Subscribe

Related articles

Liburan di Filipina, Dimas Anggara-Nadine Chandrawinata Berendam di Bak Luar Ruang

Pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara memang suka traveling atau berpergian,...

Mengenal Tradisi Jogja yang Jarang Diketahui

Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan...

Gubernur Arinal berharap ajang Puteri Indonesia dapat mengenalkan potensi wisata Lampung

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung...

Inilah Makanan Khas Bali yang Halal Dikonsumsi

Traveler muslim gak perlu khawatir lagi untuk wisata kuliner...

Rekomendasi Tempat Wisata Seru di Melbourne, Australia

Kalau berkunjung ke Australia rasanya akan makin seru saat...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here